Nama Muhammad

Sebagai umat muslim, secara dasar kita harus meyakini bahwa Nabi Muhammad diutus oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta. Kedatangan beliau layaknya cahaya di tengah-tengah kegelapan. Keberadaan beliau bagaikan oase di tengah padang sahara.

Sebagai umat yang nge-fans dan mencintai Nabi, sudah sepantasnya bagi kita untuk lebih mengenal seluk-beluk kehidupan beliau. Salah satunya seputar keluarga beliau.

Untuk itu, kiranya catatan kali ini akan menjelaskan secara sederhana, seputar keluarga besar Nabi. Penulis menggunakan buku bertajuk “Nur ad-Dhalam,” karangan Imam Nawawi dan “Aqidah Awam,” karangan Imam Marzuki sebagai rujukan utama.

Nasab Nabi Muhammad

Di dalam buku “Aqidah Awam,” Imam Marzuki menuturkan:

مَوْلِدُهُ بِمَكَّةَ الأَمِيْنَةْ *وَفَاتُهُ بِطَيْبَةَ الَمدِيْنَةْ

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Melalui bait di atas, kita bisa mengetahui bahwa Nabi Muhammad lahir di kota Mekkah. Menurut pendapat yang valid, beliau lahir ketika munculnya fajar, hari Senin, pada tanggal 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah. 

Setelah itu, Imam Marzuki melanjutkan:

أَبُوْهٌ عَبْدٌ اللهِ عَبْدٌ المٌطَّلِبْ * وَهَاشِمٌ عَبْدُ مَنَافٍ يَنْتَصِبْ

وَأُمُّهُ أَمِنَةُ الزُهْرِيَّةْ * أَرْضَعَهُ حَلِيْمَةُ السَعْدِيَّةُ

Bait di atas berbicara seputar nasab beliau. Dari jalur bapak, maka jalur keturunan beliau sebagaimana berikut:

Nabi Muhammad, lalu Abdullah, lalu Abdul Muttalib, lalu Hasyim, lalu Abdu Manaf, lalu Qusoy, lalu Kilab, lalu Murrah, lalu Ka’ab, lalu Luay, lalu Fihr, lalu Malik, lalu Nadhr, lalu Kinanah, lalu Khuzaimah, lalu Mudrikah, lalu Ilyas, lalu Mudhar, lalu Nizar, lalu Ma’ad dan terakhir ‘Adnan.

Sedang dari jalur ibu, maka kita mengurutkan sebagaimana berikut:

Nabi Muhammad, lalu Aminah, lalu Wahab, lalu Abdu Manaf, lalu Zuhrah, lalu Kilab, lalu Murrah.

Keturunan Nabi Muhammad

Setelah membahas nasab Nabi, kita akan membahas seputar istri dan keturunan beliau. Imam Marzuki menuliskan:

وَسَبْعَةٌ أَوْلَادُهُ فَمِنْهُمُ * ثَلَاثَةٌ مِنَ الذُّكُوْرِ تُفْهَمُ

“Jumlah anak Nabi itu ada tujuh. Tiganya adalah laki-laki.”

Kalau kita klasifikasi sesuai urutan, maka penjelasannya sebagaimana di bawah ini:

Anak pertama, bernama Qasim. Berkelamin laki-laki. Di usia yang kurang lebih dua tahun, beliau meninggal dunia.

Anak kedua, bernama Zainab. Berkelamin perempuan. Memiliki suami bernama Abu al-‘Ass bin Rabi’. Zainab lahir tiga puluh tahun semenjak kelahiran Nabi. Beliau meninggal tahun delapan Hijriah.

Anak ketiga, bernama Ruqaiyah. Berkelamin perempuan. Beliau diperistri oleh sahabat Utsman bin ‘Affan. Dari pernikahan tersebut, lahir seorang anak bernama Abdullah, namun selang beberapa tahun meninggal dunia.

Anak keempat, bernama Fatimah. Berkelamin perempuan. Beliau adalah istri sahabat Ali bin Abi Thalib. Pada saat itu, beliau masih berumur lima belas tahun sedang sahabat Ali berumur dua puluh satu tahun.

Anak kelima, bernama Ummu Kulsum. Berkelamin perempuan. Beliau diperistri oleh sahabat Utsman bin ‘Affan sepeninggal Ruqaiyah. Oleh karena itu, sahabat Utsman bin ‘Affan terkenal dengan julukan, “Zu Nuraini,” karena menikahi dua putri Nabi.

Anak keenam, bernama Abdullah. Berkelamin laki-laki. Beliau terkenal dengan julukan, “al-Tayyib,” (baik) dan “al-Thahir,” (suci). Beliau meninggal semasa kecil di kota Mekah. Semua anak di atas, mulai dari Qasim hingga Abdullah, lahir dari rahim Ibunda Khadijah.

Anak ketujuh, bernama Ibrahim. Anak terakhir ini berasal dari istri Nabi bernama Mariyah al-Qibtiyah. Ibrahim lahir pada bulan Zulhijah pada tahun kedelapan Hijriah. Beliau meninggal ketika umur beliau mencapai sebelas tahun.

Istri-istri Nabi Muhammad

Setelah ini kita akan berbicara seputar istri-istri Nabi. Mengenai hal ini, Imam Marzuki menuturkan:

عَنْ تِسْعِ نِسْوَةٍ وَفَاةُ المُصْطَفَيْ * خُيِّرْنَ فَاخْتَرْنَ النَّبِيَّ المُقْتَفَيْ

Nabi wafat meninggalkan sembilan istri. Mereka sempat diberi pilihan untuk memilih bersama Nabi atau harta dunia. Di situ kemudian mereka memilih Nabi.”

Kita bisa mengklasifikasi istri-istri Nabi sebagaimana di bawah ini:

Pertama, Aisyah. Beliau menikah dengan Nabi pada bulan Syawal. Beliau adalah putri dari sahabat Abu Bakar. Menurut sebagian pendapat, pada saat nikah, umur beliau masih tujuh tahun (perawan).

Kedua, Hafsah. Beliau adalah putri tercinta sahabat Umar bin Khattab. Beliau menikah dengan Nabi pada bulan Sya’ban.

Ketiga, Saudah. Beliau adalah putri seseorang bernama Zam’ah. beliau menikah dengan Nabi pada tahun kesepuluh pasca kenabian.

Keempat, Safiyyah. Beliau adalah putri dari Huyay bin Akhtab. Bapaknya ini adalahh pemimpin Bani Nadhir.

Kelima, Maimunah. Beliau adalah putri al-Haris. Meinkah dengan Nabi pada bulan Syawal.

Keenam, Ummu Habibah Ramlah. Beliau adalah putri dari Abu Sufyan Shakri bin Harb.

Ketujuh, Ummu Salamah Hindun. Beliau adalah putri dari Abi Umayyah bin Mughirah. Beliau menikah dengan Nabi pada bulan Syawal.

Kedelapan, Zainab putri Jahs. Menikah dengan Nabi di umur tiga puluh lima tahun. Zainab meninggal pada tahun dua puluh Hijriah di saat kota Mesir mulai dikuasai oleh muslim.

Kesembilan, Juwairiyah putri al-Haris. Nama asli beliau adalah Barrah lalu diganti oleh Nabi dengan nama Juwairiyah. Wajah beliau begitu cantik. Beliau meninggal di kota Madinah pada bulan Rabiul Awal tahun dua puluh enam Hijriah.

Perlu diketahui, kesembilan istri di atas adalah istri-istri yang masih hidup ketika ditinggal pergi oleh Nabi ke hadirah Allah Swt. Namun, kalau kita total keseluruhan jumlah istri Nabi, maka secara total jumlahnya adalah tiga belas.

Keempat istri yang belum disebutkan adalah Khadijah, Zainab binti Khuzaimah, Raihanah binti Zaid dan Mariyah al-Qibtiyah.

Paman-paman Nabi Muhammad

Terakhir, kita akan menyebutkan beberapa paman yang dimiliki oleh Nabi Muhammad. Imam Nawawi di dalam buku bertajuk “Nur ad-Dhalam,” menjelaskan sebagaimana di bawah ini,

Pertama, Hamzah. Beliau memiliki ibunda bernama Halah binti Uhaibi. Kedua, Abbas. Beliau memiliki ibunda bernama Qiilah binti Hibban. Ketiga, Abu Thalib. Beliau memiliki ibunda bernama Fatimah binti Amr bin Abid. Menurut pendapat yang unggul, Abu Thalib wafat dalam keadaan kafir. Keempat, Abu Lahab. Nama ibundanya adalah Lain binti Hajir. Kelima, al-Haris. Ibunda beliau bernama Samra’ binti Jundab. Kelima, Zubair. Beliau memiliki ibunda bernama Ummu Abdillah.

Sebenarnya, masih ada beberapa paman Nabi yang lain. Totalnya adalah enam belas. Untuk pembaca, bisa langsung membaca karangan Imam Nawawi ini untuk melihat penjelasan lebih lengkapnya.

Mungkin wawasan ini dicukupkan sampai di sini saja. Semoga wawasan sederhana ini bisa menambah rasa cinta kepada Nabi Muhammad. Terlebih, bulan ini adalah bulan Nabi. Bulan di mana Nabi itu dilahirkan. Sekian, semoga bermanfaat.


Ditulis oleh Moch. Vicky Shahrul Hermawan, Mahasantri Mahad Aly An-Nur II Al-Murtadlo Malang