Ciri khas pesantren salaf, kegiatan mengaji kitab santri dan kiai.

Oleh: Almara Sukma & Viki Julianto*

Dahulu pesantren sempat menjadi tempat pendidikan dipandang sebelah mata oleh masyarakat nusantara. Seiring dengan berjalannya waktu, orang tua mulai sadar pesantren bukanlah lembaga alternatif alias pilihan terakhir. Pesantren sudah menjadi lembaga pendidikan utama para orang tua.

Selain itu, setelah alumni-alumni pesantren yang juga mampu berkiprah di dunia profesional bahkan tidak sedikit yang mampu meneruskan jenjang pendidikan ke luar negeri dengan jalur beasiswa. Maka, kini pesantren telah menjadi tempat pendidikan yang diperebutkan dan tidak jarang pesantren membatasi jumlah santri karena banyaknya yang mendaftar.

Zaman sekarang pondok pesantren diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: pondok pesantren salaf, dan pondok pesantren modern. Kata salaf berarti dari bahasa Arab سلف secara literal bermakna kelompok terdahulu atau generasi yang pernah hidup di era sebelum kita.

Pondok salaf  yaitu pondok yang belajar dan sistem mengajarnya mengikuti manhaj atau metode ulama-ulama terdahulu. Pondok salaf tidak hanya memperhatikan sistem pembelajarannya saja tapi, guru dan muridnya juga diperhatikan. Biasanya sebelum santri menerima ilmu dari seorang guru, diri seorang santri harus dibersihkan terlebih dahulu. Ini merupakan sistem yang di anut oleh ulama salaf. Jadi, ilmunya penting, cara mendapatkannya penting, dan orang yang menyampaikan juga penting. Itu merupakan hal penting yang sangat diperhatikan di pondok salaf.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Menurut penjelasan kiai saya dulu, metode membersihkan diri dulu sebelum mengajar itu diibaratkan seperti mengisi bak air mandi dengan air. Jadi, bak air mandi itu ibarat santri dan ilmunya diibaratkan air. Jika ingin mengisi air ke dalam bak, baknya dibersihkan dulu baru diisi dengan air. Jika bak mandi di biarkan kotor langsung di isi air maka air yang masuk ke dalam bak mandi kualitasnya akan keruh.

Begitu juga ilmu, jika diri santri belum di bersihkan terlebih dahulu langsung di kasih ilmu, maka ilmu yang diperoleh santri ilmu yang keruh. Makanya ulama zaman dahulu sebelum mengajar santri, rohani santri di bersihkan terlebih dahulu kemudian baru di ajarkan ilmu.

Pembersihan rohani bisa dilakukan dengan cara berpuasa, ta’dzim kepada kiai, dzikir, dan membaca amalan-amalan. Dengan begitu ilmu yang di hasilkan dari belajarnya santri ilmu yang jernih dan berkualitas.

Pesantren salaf juga memiliki ciri khas tersendiri, diantaranya:

  1. Adanya penekanan pada penguasaan kitab klasik atau kitab kuning (kutub atturast) yang sering disebut dengan kitab gundul.
  2. Masih diberlakukannya sistem pengajian sorogan, wetonan, dan bendongan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) santri.
  3. Secara umum hubungan emosional Kiai dan santri di pesantren salaf jauh lebih dekat dibanding pesantren modern. Karena kiai menjadi figur sentral, sebagai edukator karakter, pembimbing rohani, dan pengajar ilmu agama.
  4. Materi pelajaran umum seperti matematika atau ilmu social tidak ada atau sangat sedikit di ajarkan di pondok salaf.
  5. Biaya pendidikan di pesantren salaf relatif lebih murah. Tidak ada sistem seleksi. Semua santri yang ingin masuk ke pesantren salaf umumnya langsung di terima. Ini berbeda dengan pesantren modern.
  6. Akhlak yang santun. Pesantren salaf menekankan pada perilaku yang sopan dan santun terutama dalam berinteraksi dengan guru, orang tua, masyarakat, dan antara sesama santri.

Pondok salaf murni pada umumnya tidak memiliki lembaga pendidikan formal SD/MI, MTS/SMP, SMA/MA apalagi perguruan tinggi yang kurikulumnya berada di bawah pemerintahan via kemdiknas, diknas, kemenag atau depag. Kalau ada sekolah jenjang MI, MTs, atau MA biasanya mrnggunakan kurikulum sendiri.  Sekolah seperti ini disebut dengan Madrasah Diniyah (madin).

Pada saat ini pesantren memperbolehkan santri mengikuti sekolah formal di luar pesantren. Hal tersebut bertujuan agar santri pondok salaf  mempunyai wawasan ilmu pengetahuan yang luas. Zaman semakin berkembang, alat-alat canggih mulai bermunculan. Meskipun santri mondok di pondok salaf ia harus tetap update tentang berita masa kini. Ia harus punya pandangan bagaimana cara mensiarkan agama Islam sesuai dengan perkembangan zaman.

*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.