Oleh: Lu’luatul Mabruroh*

Ied memiliki arti kembali atau pulang. Yang dimaksud kembali di sini adalah kembali pada asal mula atau kebiasaan.  Oleh sebab itu saat seorang hamba kembali kepada Allah SWT maka asal tempatnya disebut dengan Ma’aad sedangkan waktunya disebut dengan Mii’ad. Dalam Al-Qur’an juga disebutkan surat Al-Imran ayat 9:

إِنّ اللهَ لاَ يُخْلِفُ المِيْعَادَ

Sesungguhnya Allah tidak akan mengingkari janji-Nya

Di antara janji Allah adalah mengembalikan setiap manusia dan makhluknya kepada Allah SWT sesuai dengan waktu yang telah ditentukan masing-masing. Dalam bukunya, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah juga memakai redaksi kata yang sama yakni kata Ma’ad dalam judul bukunya Zadul Ma’ad yang meiliki arti bekal untuk pulang.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sedangkan dalam istilah saat ini biasa disebut mudik atau bekal untuk mudik. Mudik pun menunjukkan pada dua pengertian yaitu mudik ke kampung halaman di dunia dan mudik ke kampung halaman akhirat.

Dalam hal ini, setiap orang yang merantau keluar kampung halamannnya akan mempersiapkan bekal untuk mudik saat menjelang lebaran tiba. Dan bulan Ramadan merupakan waktu yang tepat untuk mempersiapkan bekal mudik ke kampung dunia.

Jika mudik ke kampung dunia saja dipersiapkan sedemikian rupa, lalu bagaimana dengan persiapan bekal menuju kampung akhirat?. Segala kebutuhan ditata dan waktu mudik pun terencana.

Fitrah pada mudik selalu dipersiapkan dari dua sisi, pertama, persiapan pulang, dan kedua, persiapan yang akan dikunjungi di tempat pulang. Orang yang tidak memiliki bekal yang cukup untuk mudik tidak akan berani dan siap pulang ke kampung halaman. Namun tidak sedikit pula orang-orang yang telah luar biasa siap mudik ke kampung halaman di dunia namun ternyata lebih dulu mudik ke kampung akhirat.

Jadi, tujuan dari Ied adalah mengembalikan diri kepada sesuatu, di mana asal manusia dari Allah dan akan dikembalikan kepada Allah. Sedangkan Fitri memiliki dua makna, bisa ditinjau dari aspek fisikal dan aspek metafisik.

Yang pertama adalah berasal dari akar kata Futuur yang memiliki makna makanan yang dimakan pertama kali. Jadi saat Ifthar adalah saat makanan pertama kali dimakan. Bukan dimakanai sbagai buka puasa. Sebab rentetan berbuka puasa sangat panjang.

Dari aspek fisikal Iedul Fitri dapat dimaknai sebagai kembali pada kebiasaan awal untuk kembali makan pada pagi hari. Sedangkan dalam aspek metafisik, kata Fitri juga seakar dengan kata fitroh,  esensi paling utama yang terkait erat dengan Ramadan.

Fitroh adalah sifat kecenderungan untuk kembali kepada Allah SWT. Dalam konteks beragama, adalah dorongan kuat untuk menegakkan nilai-nilai syari’at. Oleh sebab itu, seseorang yang ingin kembali pada kefitrahannnya maka ia harus bersedia memenuhi ketentuan-ketentuan yang telah disyari’atkan dalam Islam.


*Santri Pondok Pesantren Putri Walisongo Cukir Jombang.