Oleh: Ghaitsa Fauziyah*
adalah kota cinta
tak mati meski jantungnya menyepi
lentera-lentera menyala di sudut diri
dipahat masa dan tetap sama
di mana kerangkamu berlari
menyapa gedung-gedung tinggi
dan hilang jejakku di ujung duri
kau
sunyi
namun meriuh nyawamu pada aku yang menjauh
biar renggang hilang dan padam
di sudut kota yang jauh, separuh degup
abadi menyimpan napasmu
*Santri Walisongo Jombang