ilustrasi sorogan

Pondok pesantren merupakan institusi pendidikan Islam tradisional yang telah menjadi pusat pembentukan karakter dan pemahaman agama bagi ribuan santri di seluruh dunia. Di dalam pesantren, selain pengajaran formal, salah satu metode yang telah menjadi tradisi dan digunakan untuk memupuk semangat kritis santri ialah metode sorogan. Metode ini memainkan peran penting dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan pemahaman mendalam terhadap ajaran Islam.

Metode sorogan muncul sebagai hasil dari tradisi pesantren yang kuat di dunia Islam, terutama di Indonesia. Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang berfokus pada pembentukan karakter dan pemahaman agama. Oleh karena itu, metode sorogan berkembang secara alami sebagai cara untuk memfasilitasi diskusi dan pemahaman yang lebih dalam terhadap ajaran agama.

Sejak dini santri telah dilatih untuk berpikir secara kritis dengan menelaah persoalan keagamaan. Jadi santri sudah terbiasa mempresentasikan hasil pemikirannya dengan pengetahuan yang mendalam. Santri menjadi sosok madiri yang mempunyai integritas yang tinggi dan kemampuan berpikir yang kritis.

Santri dan Metode Sorogan

Metode sorogan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berpusat pada diskusi kelompok, di mana para santri duduk bersama dalam lingkungan yang santai dan berdiskusi tentang teks-teks agama, masalah sosial, dan isu-isu kontemporer. Metode ini mendorong para santri untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi, mengajukan pertanyaan, dan memberikan pandangan pribadi mereka tentang topik yang dibahas. Metode sorogan umumnya dilakukan di bawah bimbingan seorang ustadz atau guru yang berperan sebagai fasilitator.

Metode sorogan mendorong santri untuk berpikir mandiri dan menganalisis berbagai sudut pandang. Mereka diajak untuk mengajukan pertanyaan kritis dan mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang ajaran agama. Dalam proses ini, mereka belajar untuk tidak hanya menerima informasi mentah, tetapi juga untuk memilah, memahami, dan menginterpretasikannya secara kritis.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kemudian diskusi terbuka dalam metode sorogan membantu santri untuk merasa nyaman dalam menyampaikan pandangan mereka. Mereka diajak untuk mendebat berbagai isu yang relevan dengan ajaran agama, seperti etika, moralitas, dan masalah sosial. Ini membantu mereka mengembangkan kemampuan berbicara dan berargumen dengan sopan, mempertimbangkan berbagai perspektif, dan mengevaluasi argumen berdasarkan bukti dan logika.

Dalam metode sorogan, para santri memiliki kesempatan untuk mendiskusikan teks-teks agama dan mengaitkannya dengan situasi kehidupan sehari-hari. Mereka dapat memahami konteks historis dan sosial di mana ajaran-ajaran agama tersebut diturunkan, dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan mereka saat ini.

Melalui diskusi kelompok, santri dapat memahami bahwa ada berbagai pemahaman tentang ajaran agama. Ini membantu mereka mengembangkan toleransi terhadap perbedaan pendapat dan belajar untuk menghargai keragaman dalam pemikiran agama. Santri akan senantiasa berpikir luas dan tidak mudah menjelekkan kaum yang berbeda pandangan dengan mereka. Khazanah inilah yang memungkinkan terjadinya kultur yang bagus dalam pondok pesantren.

Pembahasan Nilai-Nilai Islam

Metode sorogan memungkinkan ustadz atau guru untuk mendiskusikan nilai-nilai Islam secara mendalam. Diskusi tentang etika, moralitas, dan tindakan yang sesuai dengan ajaran agama membantu membentuk karakter santri dan mendorong mereka untuk mengambil keputusan yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Selain itu, terdapat diskusi tentang isu-isu sosial yang penting dalam metode sorogan untuk membantu santri menjadi lebih sadar tentang masalah sosial di sekitar mereka. Mereka diajak untuk berpikir tentang bagaimana ajaran agama dapat diterapkan untuk memecahkan masalah sosial ini dan berkontribusi dalam masyarakat secara positif. Sehingga jika mereka telah kembali ke kampung halamannya, mereka bisa mengaplikasikan semua keilmuan agama yang mereka dapatkan ke kampung halamannya.

Maka bisa diartikan jika metode sorogan merupakan alat yang sangat efektif dalam memupuk semangat kritis santri di pondok pesantren. Dengan mendorong diskusi terbuka, pemahaman yang lebih mendalam terhadap ajaran agama, dan pembentukan karakter yang kuat, metode ini tidak hanya membantu santri untuk mengembangkan pemahaman agama yang lebih baik, tetapi juga membentuk individu yang kritis, peduli, dan beretika dalam masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk terus mendukung dan mempromosikan metode sorogan sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang penting dalam pendidikan agama Islam.


Ditulis oleh Muhammad Nur Faizi, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta