Foto: kemenparekraf.go.id

Melalui halaman website resmi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menginformasikan bahwa prospek Indonesia dalam mengembangkan wisata halal telah diakui dunia. Hal tersebut bukan tanpa alasan, mengingat Indonesia telah banyak menyabet penghargaan dalam ranah destinasi wisata halal dunia.

Sebut saja pada tahun 2019,  Indonesia sendiri telah menduduki peringkat pertama sebagai wisata halal terbaik di dunia versi Global Muslim Travel Index (GMTI) mengungguli 130 negara peserta lainnya. Prestasi tersebut merujuk pada catatan, 20% atau sekitar 14,92 juta turis asing yang datang ke Indonesia merupakan wisatawan muslim.

Prestasi Indonesia tersebut juga dinilai dari segi akses, komunikasi, lingkungan, serta pelayanan selama berada di destinasi wisata halal. Tidak hanya itu saja, Indonesia juga berhasil menyapu bersih 12 dari 16 penghargaan dalam World Halal Tourism Award 2016 di Abu Dhabi.

Survei yang dilakukan oleh Crescentrating “Top Halal Friendly Holiday Destinatoins – 2014” yang dipublikasikan melalui halaman resminya dan sebagaimana yang dikutip oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA), bahwasanya Malaysia menempati peringkat pertama daftar lokasi “liburan halal” paling ramah di dunia.

Karena hal tersebut menjadikan negara Malaysia menjadi tujuan traveller Muslim terfavorit di dunia. Malaysia sendiri telah mulai merintis program wisata halal sejak 2009 yang ditandai dengan didirikannya Pusat Pariwisata Islami (Islamic Tourism Centre). ITC sendiri telah melakukan berbagai hal untuk terus meningkatkan jumlah wisatawan yaitu dengan penelitian pariwisata startegis, market inteligence, dan penyediaan jasa pelatihan dan pengembangan kapasitas pengelolaan pariwisata halal.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mengenal Wisata Halal

Wisata halal adalah sebuah jenis wisata yang menganut sebuah nilai-nilai Islam berserta pelayanan wisatawan yang kembali merujuk kepada aturan-aturan Islam (Syariah). Tujuan utama adanya wisata halal ditunjukan kepada kaum muslim agar lebih mudah menerapkan aturan syariat meskipun dalam keadaan sedang menikmati berbagai panorama wisata. Adapun terdapat beberapa objek dalam wisata halal ini yakni; wisata alam, wisata budaya dan wisata buatan yang dibingkai dengan nilai-nilai Islam seperti, makam para ulama, museum islam dan masjid.

Perjalanan yang dilakukan ke tempat wisata halal bukan hanya semata untuk berkujung ke tempat hiburan atau kreasi tanpa sebuah arti. Tetapi sebuah ekpedisi perjalanan yang dapat memberikan dampak positif terhadap ruhani. Sehingga konsep wisata halal harus dapat menjamin produk halal baik dari segi kuliner, penginapan, transportasi dan serba serbi budaya yang menampilkan nilai Islam. Selain itu pula, wisata halal harus memberikan akses ruangan ibadah yang cukup nyaman.

Perihal urusan kuliner, para pembuat wisata halal harus menghidangkan makanan yang terjamin halalnya, seperti dalam hotel yang memiliki sertifikat halal serta makanan yang dihidangkan tidak sedikitpun mengandung alkohol atau makanan yang dilarang oleh syariat Islam seperti makanan yang mengadung unsur daging babi.

Adapun dalam melakukan perjalanan, jasa transportasi wajib memberikan kemudahanan bagi wisata khususnya pada pelaksanaan ibadah. Misalkan saat berpergian menggunakan alat transportasi darat perlu diadakan jadwal pemberhentian apabila telah memasuki waktu shalat, begitu pula perjalanan laut.

Termasuk pula perihal yang harus mendapatkan perhatikan pada saat melakukan perjalanan jauh yaitu tempat menginap. Fasilitas yang disediakan haruslah berupa tempat yang membuat wisatawan nyaman dengan adanya tempat ibadah atau masjid yang harus selalu dijaga kebersihan dan kesuciannya. Serta pelayanan harus menjujung tinggi akhlaqul karimah. Untuk wisatawan perempuan (muslimah), terdapat spa yang dilayani oleh sesama muslimah dan area dilarang masuk bagi laki-laki.

Potensi Wisata Halal

Pertembuhan umat muslim dunia yang kian melonjak pesat membuat negara-negara berbasis Islam maupun tidak berlomba-lomba membangun destinasi wisata halal. Hal tersebut selaras dengan hasil riset Pew Research Center Forum on Religion and Public Life yang menungkap bahwa populasi muslim di dunia diperkirakan terus bertambah dari 1,6 miliar atau sekitar 23,4 persen dari penduduk dunia pada 2010 menjadi 2,2 miliar atau sekitar 26,4 persen dari tital penduduk dunia di tahun 2030.

Adapun rata-rata pertumbuhan populasi muslim dunia sebesar 1,5 persen di setiap tahunnya. Sehingga sektor makanan dan minuman halal adalah pengeluaran tesbesar umat muslim di dunia. Angka pengeluaran tersebut mencapai hingga 16,6 persen atau sebesar 1.088 dollar AS dan dipastikan akan terus bertambah.

Atas torehan tinta emas tersebutlah membuat banyak pihak optimis Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan wisata halal. Hal tersebut selaras dengan ungkapan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, bahwa prestasi Indonesia dalam hal wisata halal membuatnya sangat optimis akan keberhasian pengembangan konsep wisata halal di Indonesia.

Karena secara historis, Indonesia yang notabene merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, memiliki peluang besar mengembangkan pariwisata halal yang dapat menjadi kiblat utama bagi para pariwisata dari berbagai belahan dunia. Hal tersebut didukung pula dengan banyaknya peninggalan-peninggalan berupa situs warisan sejarah seperti makam para ulama, masjid dan keraton-keraton yang bercorak kerjaan Islam.


Ditulis oleh Dimas Setyawan, mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari