Ilustrasi

Ilmu Bayan

yang terkembang di kepala menjelma

kebun bunga di liuk lidah para pendoa.

 

ihwal yang tersimpan juga sembunyi

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

bagai sepasang perumpamaan mencari

hubungan dan pembenaran di baris ini.

 

ia menyerupakan dan diserupakan

berlainan rupa dalam rukun klasik

mencari kesamaan sifat yang baik.

 

meski harus tersisihkan

atau terbuang sama sekali.

 

Ilmu Ma’ani

lantaran sebuah kondisi dan penekanan

yang memaksanya percaya kepada ilusi

ia nyaris terjebak kepada muslihat jahat.

 

suatu perintah atau larangan sekadar

panggilan yang redam dari kebisingan.

 

menyesuaikan satu hal kepada hal lain

tetapi, makna mengedipkan mata.

 

Ilmu Badi’

bagaimana sebentang pukau dirumuskan

kepada diksi rumpun lafaz, juga bunyi.

 

yang memenuhi isi kepala dan kitab suci.

 

dua yang kembar tetapi berlainan watak

dia yang serupa menjelma di baris akhir

semoga masih mencintai puisi.

 2023


Menyusul Sebab Kaidah Usul

madrasah rasionalis

demikianlah, tak kita temukan alamat

setelah wilayah jemaat semakin luas.

interaksi memaksa kita memahami

bahasa dan peradaban yang lain.

 

tak hanya gurun, kemah ke kaum nomad

serta sumur tak bertuan, mendedahkan

bahasa yang sama sekali berlainan.

 

adakah isyarat

menunaikannya.

 

di antara efrat dan tigris, kalam nabi

terlambat tiba di kota metropolis ini.

begitu meruah kepalsuan, di pasar

di balai pertemuan, di jalanan.

 

ijithad, sepenuh hayat para kadi merumuskan

dari alam pikir yang bersih, fatwa diputuskan

sebelum tiba esok hari, analogi dibentangkan.

 

sebelum gaduh,

sebelum runtuh.

 

madrasah tekstualis

tetapi tidak di kota di mana setiap jalan

disesaki sisa-sisa sabda penuh cahaya.

 

menyusun asbabunuzul kalam Tuhan

dalam ingatan bersih yang mutkin.

menyalin asbabulwurud kalam nabi

pada kenangan dalam halakah rutin.

 

tetapi, perdebatan nyaris menjadi api

yang membakar jubah dan serban kami.

2023


Membaca Manakib Syekh Al-Banjari Dalam Tiga Fragmen di Halaman Ini

Berangkat ke Mekkah, 1742

empat serangkai tanah jawi; kelana di rantauan

jauh dari aroma rempah serta suara prajurit sultan

Syekh al-Falimbani dan Syekh al-Banjari di Mekkah

Syekh al-Batawi dan Syekh al-Bugisi di bumi kinanah

 

kepada Syekh al-Kurdi mencintai tasawuf dan fikih

kepada Syekh Samman laku lampah tarekat dijalani

 

Meluruskan Kiblat, 1772

dalam perjalanan dari bandar ke bandar, pulau asing tiada

bernama, tanah haramain; lahir dan wafat nabi mulia. sejak

usia tiga puluh dalam kembara, lalu usia enam puluh syekh

al-Banjari pun tiba di Batavia. Syekh al-Misri karib setia yang

mula-mula mencatatkan sejarah persujudan di jembatan lima.

keduanya mencintai muzakarah, mengenang bilik tidur serta

api minyak yang dipadamkan setelah berbincang perihal falak.

 

sebuah mihrab yang sunyi diselingi suara tangis si bayi

keluarga betawi, serta maklumat alas batu, pegon melayu

menjadi mata saksi kealiman dan karamah seorang wali.

dua puluh lima derajat dalam angka bergeser arah kanan,

empat safar, dengan perhitungan yang cermat dan teliti.

 

Sabilal Muhtadin, 1779—1781

titah tahmidullah dalam hukum ibadat, menjadi mandat syekh

al-Banjari tuk meramu uraian rumit mazhab Syafi’i; al-minhaj,

al-mughni, at-tuhfah, an-nihayah dalam aksara pegon melayu.

 

maka naskah dibawa ke tanah nabi, demi dihadapkan kepada

Syekh al-Fathani. serupa kebun penuh buah dan bunga, kitab

fikih ini tiada jatuh sebab gemuruh, tiada layu sebab waktu.

 

Delapan belas delapan tiga digandakan pertama di mekkah

disusul istanbul, kairo dan asia di tahun-tahun berikutnya

dengan lafal sabilal pada kaidah gramatikal, tidak sabilul

sebagaimana lazim hukum marfu’ bukan sebagai maf’ul

2022


Imam Budiman, kelahiran Samarinda, Kalimantan Timur. Menyelesaikan S-1 Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences.