Tebuireng.online- Sabtu (31/08/19) malam, 1 Muharram 1441 H atau Malam Satu Suro, Perguruan Pencak Silat NH (Nurul Huda) Perkasya melaksanakan acara rutin tahunannya, yaitu Malam Pengesahan, Pengisian, dan Penyucian Pusaka.
Setiap tahun jumlah warga yang disahkan semakin meningkat. Pada tahun 2017 ada sekitar 200 warga dan pada tahun 2018 ada kisaran 300 warga dan sekarang ada kurang lebih 400 pesilat NH PERKASYA yang disahkan oleh PB (Pengurus Besar) NH Perkasya, “Jadi setiap tahun terus meningkat dan meningkat,” tegas Bpk. H. Sunarto, SE selaku ketua PB NH PERKASYA.
Acara yang dilaksanakan di kediaman Bpk. Lamro Asy’ari, pendiri Perguruan Pencak Silat NH PERKASYA ini, dihadiri juga oleh Kepala Pondok Pesantren Tebuireng, Bpk. Iskandar dan ratusan warga NH PERKASYA dari seluruh cabang di Indonesia termasuk dari NH Perkasya cabang Jakarta, Purwokerto, Ponorogo, Gresik, Blitar, Pacitan, dan sebagainya.
Bapak sunarto menyampaikan dalam sambutannya, bahwa NH Perkasya tidak seperti pencak silat yang lain yang suka banyak terjadi tawuran dan lain sebagainya, di NH Perkasya tidak.
“Kalau kita melihat di sana sini ada kegaduhan dari perguruan silat dengan yang lain, alhamdulillah NH Perkasya tidak terpancing dengan kegiatan seperti itu,” papar beliau.
Selanjutnya sambutan yang disampaikan oleh Ust. Iskandar, Kepala Pondok Putra Pesantren Tebuireng. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pesan almarhum KH Ishomuddin Hadziq atau yang biasa dipanggil Gus Ishom, “Beladiri itu penting, tapi tau diri jauh lebih penting dari pada beladiri,” ucapnya.
Selanjutnya beliau berpesan agar para warga NH Perkasya bisa menyiarkan agama untuk tempatnya masing-masing. “Semoga kalian bisa membawa dan memberikan sesuatu yg bermanfaat untuk masyarakat, untuk keluarga, untuk bangsa dan negara, khoirunnas anfa’uhum linnas,” papar beliau mengakhiri sambutannya.
Sambutan terakhir sekaligus membuka acara pada malam hari ini disampaikan langsung oleh Bpk. KH. Drs. Lamro Asy’ari. Beliau menegaskan bahwa apa saja yang membuat kita berani, kuat dan lain-lain itu bukan karena apa-apa melainkan semuanya itu tetap dikembalikan kepada Allah Swt., “Semuanya tetap kepada Allah,” tegas beliau.
Pesan yang kedua adalah agar para calon warga NH Perkasya bisa menjadi seperti padi semakin hebat ilmunya, semakin hebat pula akhlaknya, “Kalian itu padi, semakin tinggi semakin merunduk. Ketika kalian sudah sabuk biru tidak boleh gampang emosi,” lanjutnya.
Selanjutnya Pembacaan SK pengukuhan sabuk biru dan sabuk coklat oleh Bpk. Abd. Rohman, S. HI. dan dilanjutkan Doa oleh Bpk. KH. Agus Maulana.
Setelah itu dilanjutkan Pembacaan Ikrar yang dipimpin oleh Bpk. Abd. Rohman, salah satu Dewan Pendekar NH Perkasya. Dan acara dilanjut penyematan sabuk biru untuk perwakilan calon warga, Sesilia Rahmawati dari ranting PPP Tebuireng dan M. Hilmi Labib Mabruk dari Ranting Unhasy dan penyematan pula perwakilan dari sabuk coklat yaitu saudara Saifur Rizal.
Dilanjut lagi pengisian untuk seluruh warga NH Perkasya yang dipimpin oleh KH. Agus Maulana, Dewan Pendekar NH Perkasya dan terakhir seluruh warga menuju makam KH. Hasyim Asy’ari untuk tahlil bersama. Disambung penyucian pusaka yang dipimpin oleh Bpk. Joko yang juga dari Dewan Pendekar NH Perkasya.
Pewarta: Asna
Publisher: MSA