Sumber gambar: qurban2018.yrlajt.or.id

Oleh: Silmi Adawiya *

Kisah indah Nabi Ibrahim yang dikirim oleh Allah untuk menyembelih putra kesayangannya adalah kisah yang tidak dapat dilupakan oleh umat Islam. Setelah Nabi Ibrahim mendapat persetujuan putranya, maka dibaringkanlah putranya atas pelipisnya.

Allah mengakuinya “Hai Ibarahim, kamu telah membenarkan mimpimu”, dan seketika itu Allah menebus putra Nabi Ibrahim dengan sembelihan yang besar. Kisah tersebut diabadikan Allah dalam QS Ash-Shaffat, yang artinya:

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) meminta bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku. Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi itu aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah bagaimana memintamu!” ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar”.

Ayat tersebut sungguh mengguncang jiwa, namun tetap mengirimkan pesan cinta agar manusia selalu siap menaati perintah Allah. Dari kejadian tersebut, Allah menyelipkan pendidikan karakter dan spiritual yang indah untuk generasi pasca Nabi Ibrahim.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Semangat kerelawanan, ketulusan, ketaqwaan keikhlasan dan kepasrahan total Nabi Ibarhim seyogyanga kita pertahankan hingga sekarang, jangan hanya berkurban lantas, makan sate begitu saja.

Secara tidak langsung, kurban juga mendidik keimanan dan ketaqwaan seorang muslim. Wujud keimanan adalah kepasrahan total atas perintah Allah dan juga siap menerima ujian yang diberikan dengan penuh kesabaran.

Membuat dua hal itu, pasrah dan sabar telah mampu diinternalisasikan dalam kepribadian seorang Muslim, ia percaya akan dengan mudah menjadi pribadi yang bersyukur atas segala kesenangan dan keuntungan materi baik imaterial yang diberikan Allah.

Berkurban adalah kemenangan manusia yang bertauhid dalam menjalankan perintah Tuhannya dengan menyelisikan kaum non muslim dalam beribadah dan menyembelihnya. Allah berfirman QS Al-Hajj:

Unduh sekarang untuk lebih lanjut

“Dan setiap orang telah kami syariatkan penyembelihan (kurban) untuk mereka yang menyebut nama Allah terhadap hewan yang telah dirizkikan Allah bagi mereka, maka Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang meminta patuh (kepada Allah).

Dalam Ahkamil Udhiyah wadz Dzakaah meminta agar setiap mukmin meminta dengan kisah indah Nabi Ibrahim akan menambah ketaatan dan kecintaan pada Allah dibandingkan anak atau harta benda lain.

Pengorbanan Nabi Ibrahim yang akan membatalkan percobaan yang dilakukan Nabi Isma’il pun diganti dengan sesembelihan yang besar.

Ketika manusia mampu menerima Allah lebih dari segalanya, ia menerima keselamatan yang hakiki. Dialah yang paling berhak untuk dicintai, yang lebih tepat untuk orang tua dibandingkan dengan orang tua, anak, bahkan diri sendiri. Inilah maqom pencapaian tertinggi cinta bagi para pencari cinta.


* Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Alumni Unhasy dan Pondok Pesantren Putri Walisongo Cukir Jombang.