Perempuan dan lingkungan memiliki ketrkaitan yang sangat terikat. Perempuan dan lingkungan tak hanya bicara soal lingkungan, namun di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan juga ekologis. Dalam persoalan lingkungan yang berkelanjutan, yang tertuju pada isu-isu perubahan iklim, deforestasi, dan polusi. Dan yang tak kalah penting yang sering terabaikan adalah peran perempuan dengan lingkungan itu sendiri.
Analisa tentang lingkungan dan perempuan tak hanya menyorot persoalan gender terhadap lingkungan namun juga menilai bagaimana perempuan bisa menjadi agen perubahan dan penyelamat (menjaga kelestarian) lingkungan. Perempuan di daerah pedesaan seringkali bertanggung jawab atas tugas-tugas yang terkait dengan pengelolaan sumber daya alam (lingkungan). Para perempuan terlibat dalam berbagai bidang seperti pertanian. Banyak perempuan terlibat dalam pengelolaan tanaman, pemelihara hewan, dan pengelolaan sawah-sawah dalam jenis tanaman yang lain: padi, tembakau, dll.
Pengetahuan mereka tentang praktik bertani yang berkelanjutan dan teknik konservasi tanah sangat berharga dalam menjaga produktivitas tanah. Lalu pengumpulan air: di banyak daerah, perempuan adalah pengumpul utama air untuk kebutuhan rumah tangga. Mereka sering kali memiliki pengetahuan mendalam tentang sumber air lokal dan teknik pengelolaan yang efektif. Selanjutnya pengelolaan energi: perempuan juga sering bertanggung jawab atas pengumpulan bahan bakar seperti kayu bakar atau biomassa, serta penggunaan energi untuk memasak dan pemanasan.
Hal tersebut di atas banyak kita temukan di pedesaan terutama di pelosok. Para Perempuan begitu gigih turun ke sawah dari pagi sampai jelang maghrib. Seperti petani-petani yang ada di pedesaan, tak lagi ada kesenjangan gender di bidang lingkungan, mereka semua turun lapangan saling gotong royong, tak melihat gender, Perempuan bisa menimba, menyiram, mengangkut tembakau dan panen lainnya. Itu menjadi salah satu bukti perempuan punya kedekatan dengan lingkungan.
Perempuan dan Konservasi Lingkungan
Perempuan, terutama di komunitas pedesaan dan negara berkembang, sering kali memiliki hubungan yang erat dengan lingkungan mereka. Mereka berperan penting dalam pengelolaan sumber daya alam, seperti air, tanah, dan energi. Dalam banyak kebudayaan, perempuan bertanggung jawab atas kegiatan sehari-hari yang berhubungan dengan sumber daya ini, seperti pertanian, pengumpulan air, dan pengelolaan limbah. Keahlian dan pengetahuan tradisional yang dimiliki perempuan mengenai praktik berkelanjutan dan konservasi sering kali menjadi faktor penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Namun, perempuan juga sangat rentan terhadap dampak negatif perubahan lingkungan. Di banyak negara, perempuan menghadapi tantangan yang lebih besar dalam mengakses sumber daya yang terpengaruh oleh perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Misalnya, kekeringan atau banjir dapat memperburuk ketidakstabilan pangan dan kesehatan, yang pada gilirannya mempengaruhi perempuan dan anak-anak lebih berat dibandingkan laki-laki. Keterbatasan akses ke teknologi dan informasi juga dapat memperburuk dampak ini, membuat perempuan lebih sulit untuk beradaptasi dan mengatasi perubahan.
Kebijakan dan Partisipasi Gender
Walaupun perempuan sering kali menjadi pihak yang paling terdampak oleh isu lingkungan, mereka juga merupakan agen perubahan yang sangat kuat. Banyak perempuan di seluruh dunia telah memimpin inisiatif lingkungan yang inovatif dan efektif. Misalnya, Wangari Maathai, seorang aktivis Kenya dan penerima Nobel Perdamaian, memulai gerakan Green Belt yang menanam jutaan pohon dan mempromosikan hak-hak perempuan serta pelestarian lingkungan. Inisiatif semacam ini menunjukkan bagaimana perempuan dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk mempengaruhi kebijakan dan praktik lingkungan secara positif.
Pentingnya memasukkan perspektif gender dalam kebijakan lingkungan tidak bisa diabaikan. Penelitian menunjukkan bahwa kebijakan yang mengakui dan mendukung peran perempuan dalam pengelolaan sumber daya alam cenderung lebih sukses dan berkelanjutan. Dengan memberikan akses yang lebih besar kepada perempuan untuk pendidikan, teknologi, dan sumber daya, serta memastikan partisipasi mereka dalam proses pengambilan keputusan, kita dapat menciptakan solusi lingkungan yang lebih inklusif dan efektif.
Hubungan antara perempuan dan lingkungan adalah kompleks dan multidimensional. Perempuan memainkan peran penting dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya, tetapi mereka juga menghadapi tantangan besar akibat perubahan lingkungan. Dengan mengakui dan mendukung kontribusi perempuan dalam upaya keberlanjutan, kita tidak hanya memperkuat kapasitas komunitas lokal dalam menghadapi masalah lingkungan, tetapi juga mendorong terciptanya kebijakan yang lebih adil dan efektif. Oleh karena itu, integrasi perspektif gender dalam upaya lingkungan bukan hanya soal keadilan sosial, tetapi juga kunci untuk keberhasilan masa depan planet kita.
Keterkaitan antara perempuan dan lingkungan menunjukkan bahwa peran perempuan dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan sangat penting. Mereka berfungsi sebagai pengelola sumber daya alam, menghadapi dampak perubahan lingkungan secara langsung, dan berperan sebagai agen perubahan dalam inisiatif lingkungan. Oleh karena itu, integrasi perspektif gender dalam kebijakan dan program lingkungan bukan hanya penting untuk keadilan sosial, tetapi juga krusial untuk keberhasilan upaya keberlanjutan lingkungan secara keseluruhan.
Penulis: Albii