tebuireng.online – Pengajian umum dalam rangka penutupan Festival Da’i-da’iyah se-Jawa-Bali, dan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, berlangsung dengan khidmat. Dalam acara ini,  panitia menghadirkan KH. Abdul Latief Badjuri dan KH. Marzuki Mustamar sebagai pembicara, yang bertempat di halaman depan Masjid Tebuireng pada Kamis (26/01/2017).

KH. Abdul Latief Badjuri, yang akrab dengan sapaan Gus Latief, memberikan mauidhah hasanah kepada semua peserta tentang kewajiban seorang muslim untuk mencintai Nabi Muhammad SAW. Dalam penyampaiannya tersebut diselingi dengan guyonan-guyonan yang khas dari Gus Latief.

Beliau juga menuturkan bahwa apabila seseorang mengaku cinta kepada Nabi kita, maka minimal ia harus suka membaca shalawat kepadanya. Selain itu meniru kebiasaan-kebiasaan baik dan sunah Rasulullah, misalnya kebiasaan beliau menyisir rambut ke kanan atau ke belakang.

Tak hanya itu, Gus Latief, sapaan akrab beliau, juga menyampaikan bahwasanya kita juga diharuskan mencintai para kiai dan ulama, karena mereka adalah penerus dari para sahabat. Oleh sebab itu, lanjut beliau, seorang santri harus menjaga sikap tata krama, akhlak, dan tawadlu kepada kiai dan ulama.

Selajutnya beliau mengutip sebuah hadis Rasulullah yang berbunyi, “Wanita dinikahi karena empat hal, karena nasabnya, dunianya, penampilannya, dan agamanya. Maka utamakanlah kau menikahinya karena agamanya.”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Beliau menggarisbawahi poin terakhir yang menunjukkan bahwa dari empat kriteria tersebut, agama adalah yang paling utama sebagai patokan. “Nasab semua manusia itu sama, sama-sama dari Nabi Adam AS, sedangkan harta tidak menjamin rumah tangga berjalan lancar. Banyak orang kaya yang rumah tangganya tidak berjalan lancar, sedangkan wajah tampan dan cantik itu hanya sementara,” lanjut beliau.

Mengakhiri ceramah, Gus Latief berpesan kepada para santri agar tidak lupa dengan kewajibannya untuk mengaji. “Sekolah iku penting, tapi ngaji luweh penting,” kata beliau mengakhiri ceramah. Dalam hal itu, Gus Latief mengajak para santri agar tidak melupakan hal-hal yang menjadi kewajiban seorang santri.


Pewarta:    Iqbal

Editor:     Munawara

Publisher:  M. Abror Rosyidin