
Apa perasaan kalian ketika hujan turun? Apakah kalian menyukai datangnya hujan? Atau sebaliknya? Sebagian orang menyukai kehadiran hujan karena menganggap hujan sebagai berkah. Sedangkan sebagian yang lain membenci hujan karena menganggap hujan sebagai perusak suasana. Dalam KBBI hujan adalah titik-titik air yang berjatuhan dari udara karena proses pendinginan. Ilmu sains menerangkan hujan adalah peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi.
Sedangkan dalam al-Quran, kata hujan mempunyai empat kosa kata yakni, mathar, ghaits, anzala maa (menurunkan air), dan wadqu. Tahukah kalian, fenomena terjadinya hujan sudah dijelaskan sejak dahulu di dalam al-Quran. Seiring berjalannya waktu, fenomena hujan telah dikaji oleh beberapa dunia ilmu seperti ilmu geografi dan ilmu sains. Berikut sedikit pemaparan terkait harmonisasi ilmu sains dan al-Quran dalam menjelaskan fenomena hujan.
Hujan dalam Ilmu sains
- Proses terjadinya hujan menurut sains diawali dengan proses evaporasi, yaitu proses ketika semua sumber air yang ada di bumi, seperti laut, sungai, bahkan manusia dan tumbuhan, serta semua bentuk asap di permukaan bumi, seperti asap kendaraan, terpapar sinar matahari lalu menguap naik ke tingkat terbawah dari atmosfer dan membentuk uap air.
- Proses selanjutnya adalah proses kondensasi, yaitu setelah semua hasil penguapan terangkat ke angkasa dan telah bersuhu rendah tersebut akan memadat dan berubah bentuk menjadi embun akan bergabung menjadi elemen yang semakin membesar sehingga membentuk penggumpalan awan.
- Awan yang telah terbentuk akan saling berbenturan dan menyatu dengan dibantu oleh angin. Akibatnya awan akan membesar dan bergerak naik menuju area yang bersuhu lebih rendah sehingga menjadi awan mendung.
- Ketika awan sudah terlalu padat dengan uap air dan tidak mampu menahannya maka air akan jatuh ke bumi menjadi titik-titik hujan, dalam sains proses ini dikenal dengan proses Presipitasi, yaitu proses mencairnya es di awan, lalu turun menjadi titik-titik hujan menuju bumi.
- Setelah air hujan turun ke bumi, air tersebut kembali terserap ke dalam tanah. Ada yang kembali ke berbagai sumber air sekitarnya (infiltrasi) dan ada yang terserap kembali lalu mengalami proses terjadinya hujan dan terus berputar selama hujan.
Hujan dalam Al-Quran
Tahukah kalian, bahwa penjelasan fenomena hujan dalam ilmu sains ini ternyata sudah ada dalam beberapa ayat al-Quran, di antaranya di dalam surat An-Nur ayat 43:
اَلَمْ تَرَاَنَّ اللّٰهَ يُزْجِيْ سَحَابًا ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَهٗ ثُمَّ يَجْعَلُهٗ رُكَامًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ وَيُنَزِّلُ مِنَ السَّمَاۤءِ مِنْ جِبَالٍ فِيْهَا مِنْۢ بَرَدٍ فَيُصِيْبُ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَصْرِفُهٗ عَنْ مَّنْ يَّشَاۤءُۗ يَكَادُسَنَابَرْقِهٖ يَذْهَبُ بِالْاَبْصَارِۗ
“Tidakkah engkau melihat bahwa sesungguhnya Allah mengarahan awan secara perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu menjadikannya bertumpuk-tumpuk. Maka, engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya. Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka, Dia menimpakannya (butiran-butiran es itu) kepada siapa yang Dia kehendaki dan memalingkannya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan”.
Dalam ayat tersebut, Allah menjelaskan rincian proses terbentuknya hujan dalam tiga tahapan, yakni :
- Lafadh اَنَّ اللّهَ يُزْجِيْ سَحَابًا menerangkan bahwa Allahlah yang menggerakkan awan dengan perlahan. Dalam sains, proses ini dikenal dengan proses kondensasi.
- Lafadh ثُمَّ يُؤَلِّفُ بَيْنَه ثُمَّ يَجْعَلُه رُ كَامًا menerangkan bahwa selanjutnya Allah mengumpulkannya (antar awan) kemudian awan tersebut bersatu membentuk volume yang lebih besar dan akhirnya menjadi awan mendung. Hal ini selaras dengan penjelasan dalam ilmu sains yang terjadi setelah proses kondensasi
- Lafadh فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِللِه menerangkan bahwa Allah menurunkan hujan dari celah-celah awan. Inilah proses presipitasi yang di sebut dalam ilmu sains
Dalam tafsir Kementerian Agama RI, ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengarahkan hamba-Nya untuk merenungi bagaimana proses terjadinya hujan. Allah menghendaki rahmat dalam air hujan, misalnya menyuburkan sawah dan lahan yang kering karena kemarau. Namun, Allah juga dapat menghendaki malapetaka, misalnya ketika hujan lebat terjadi terus-menerus. Peristiwa alam lain yang terjadi saat hujan yaitu adanya kilat yang sambung-menyambung. Sampai sekarang belum ada satu ilmu pun yang dapat mengatur perputaran angin dan perjalanan awan sehingga bisa mencegah malapetaka dari hujan. Meskipun ahli ilmu pengetahuan dapat menganalisa sebab-musabab terjadinya hujan, akan tetapi mereka tidak dapat menguasai bahkan mengendalikannya bukan? Maha Besar Kekuasaan Allah di alam semesta, melimpahkan rahmat dan malapetaka bagi siapa saja yang Dia kehendaki.
Baca Juga: Doa Saat Hujan, Sesuai Tuntunan Rasulullah
Penulis: Maftukhatur Rizqoh