Oleh: Moh. Agei Hidayat*
Waktu terus berjalan, roda kehidupan telah berputar. Tepat 24 Februari 2021 lalu, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) bertambah usia, yang telah menapaki tangga tahun ke-67. Semoga dengan bertambahnya usia, IPNU semakin berkah, maju, sukses, jaya, dan terpenting terus berkontribusi serta membantu pemerintah dalam membangun daerah dan menyelesaikan berbagai permasalahan yang menghambat pembangunan.
Kita turut bahagia dan bangga atas Pemuda Pelajar NU yang progresif dan maju. Seperti inilah seharusnya generasi penerus bangsa, mau urun angan dan turun tangan berbuat sesuatu untuk kemajuan daerah, bangsa dan negaranya. IPNU itu organisasi casual: peduli dan kritis, inilah sosok ideal pemuda Indonesia.
Sejarah mencatat dengan tinta emas tentang pergerakan pemuda. Dari zaman penjajahan sampai dengan era millenial, pemuda selalu menjadi garda terdepan dalam membela Negara. Kini tugas dan tanggung jawab itu tidaklah bergeser sedikit pun dari pundak para pemuda Indonesia, khususnya seluruh anggota IPNU. Permasalahan bangsa harus diselesaikan, tantangan bangsa harus dijawab dengan tindakan nyata, dengan karya dan prestasi.
Hari ini kita masih diganggu oleh tindakan-tindakan radikalisme, terorisme dan intoleransi. Kita prihatin, anak-anak muda Indonesia ada yang bergabung dalam gerakan radikalisme dan terorisme maupun ormas yang berideologi anti Pancasila.
Tidak hanya itu, banyak generasi muda kita yang dengan mudahnya memberikan ujaran kebencian, terutama melalui medsos. Dengan gampangnya kata-kata kotor dan bully dilontarkan untuk mencari pembenaran. Belum lagi sikap-sikap intoleransi dan pabrik-pabrik kebencian dan hoaks yang muncul di tengah-tengah kehidupan kita yang berpotensi memecah belah kebhinekaan kita.
Narkoba juga menjadi ancaman nyata bagi bangsa Indonesia. Kemiskinan dan pengangguran juga masih menjadi PR kita. Sikap-sikap tidak jujur, korupsi dan kolusi juga menjadi ancaman serius yang menggerogoti mental bangsa. Ini ancaman serius dan harus kita selesaikan bersama.
Untuk itulah, generasi muda, termasuk generasi muda NU dituntut untuk memenuhi tugas dan tanggung jawabnya dalam berkontribusi dan berperan aktif guna menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa tersebut. Kaum muda harus jadi part of solution, bukan part of problem. Berbasis semangat Bela Negara, pemuda harus bertindak memberikan solusi dari berbagai permasalahan kebangsaan di negeri ini.
Begitu banyak goresan sejarah pemuda hebat dalam menjalankan perannya untuk pemerintahan Indonesia, dengan keberanian, integritas, intelektualitas, kreativitas dan sikap kritisnya.
Dalam konteks kekinian, pemuda harus menjadi generasi penerus bangsa yang jujur, inovatif, memiliki kepekaan sosial tinggi, kemandirian dan tanggung jawab dalam setiap perbuatannya.
Pemuda/pelajar diharapkan berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, agen perubahan dan pembaruan sekaligus mampu menginspirasi dalam segala aspek pembangunan nasional.
Pemuda/pelajar harus berani melakukan hal-hal hebat, memiliki idealisme, kepercayaan diri, dan semangat kerja yang hebat, dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan serta itikad luhur untuk membangun negara.
Membangun bukan hanya dalam arti fisik, tetapi yang lebih penting adalah membangun karakter, knowledge, skill dan attitude agar kita mampu mengolah potensi yang ada untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Karena potensi kita yang luar biasa ini, tidak akan membawa manfaat secara optimal bagi rakyat selama kita masih tergantung pada negara lain.
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh pemuda untuk kemajuan bangsa. Pemuda harus berani menyuarakan idealismenya, menggali potensi diri, melakukan eksperimen positif yang menghasilkan inovasi-inovasi serta terus mengembangkan kualitas diri agar menjadi motor penggerak kemajuan bangsa.
IPNU harus bisa mandiri. Kemandirian berarti kemampuan seseorang untuk melakukan, memikirkan dan merasakan sesuatu, untuk mengatasi masalah, bersaing dan mengambil keputusan dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi, bertanggung jawab, serta tidak bergantung pada bantuan orang lain.
IPNU juga harus memiliki jiwa nasionalisme. Jiwa nasionalis, adalah jiwa yang mementingkan bangsa sebelum dirinya. “Nation before myself”. Individu-individu yang berjiwa nasionalisme, idealnya memiliki sikap integritas, pengendalian / kestabilan emosi, karena jiwa nasionalisme adalah jalan menuju karakter negarawan sejati.
Berjiwa nasionalis itu, pegangannya Pancasila. Menjadi nasionalis itu tidak harus berjuang perang mati-matian untuk memerdekaan Indonesia. Di era modern ini, nasionalisme dapat diwujudkan dengan mengharumkan nama Indonesia, menjaga persatuan, melindungi kebhinekaan, dan berbagai hal lainnya.
Melalui harlah ke-67 ini, mari kita jadikan sebagai momentum untuk menguatkan komitmen kebangsaan dan berkarya untuk Indonesia. IPNU harus mampu merawat ke-bhinneka tunggal-ika-an, menjaga Indonesia.
Berlandaskan Pancasila yang sangat toleran mari menggenggam keberagaman maupun keberagamaan. Kita semua percaya dan meyakini Pancasila mampu membawa keragaman dan keberagaman itu menjadi kekuatan besar menuju bangsa yang bermartabat.
Terima kasih kepada IPNU yang terus memberikan sumbangsihnya dalam membangun Indonesia. Terus merawat Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathaniyah, Ukhuwah Basyariyah. Terus mengkampanyekan ajaran Islam yang rahmatan lil alamin. Islam yang hadir untuk kebaikan bagi seluruh penghuni alam semesta. Islam yang sangat menghargai perbedaan, mengandung nilai-nilai toleransi, keberagaman dan cinta kasih pada sesama manusia.
Mari bersama masyarakat untuk selalu menyukseskan pembangunan bangsa. IPNU harus menjadi agen baru pelopor gerakan budaya damai, ramah dan toleran, menghargai keberagamaan dan keragaman. Satukan tekad membangun negeri. Singsingkan lengan bergotong-royong memajukan Indonesia.
Apalagi dimasa pendemi COVID-19 dan bencana alam yang masif seperti ini, kita harus selalu bergandeng tangan, saling membantu dan mengingatkan agar bisa survive keluar dari ujian dan tantangan akibat COVID-19.
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, kita ingin IPNU untuk terus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya kesehatan mentaati protokol kesehatan dengan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas dan interaksi langsung yang ada). Membebaskan warga dari pandemi dan bencana, IPNU tak sendirian, mari keroyokan, gotong royong berjibaku melawan COVID-19 Agar Segera Musnah di Bumi ini.
Mari bersama berdoa dan memohon ampunan kepada Allah agar diberikan yang terbaik setiap perjuangan, langkah iktiar, dan amal saleh kita semua.
Dengan hadirnya pandemi corona ini, semoga ada hikmah yang bisa dan harus kita pelajari dan petik dalam kehidupan agar selalu pandai bersukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah, serta berserah diri kepadaNya. Semoga kita semua dilindungi dari mara bahaya, musibah, dan penyakit corona yang ada di dunia ini.
Mari kita bersama berdoa menurut keyakinan dan kepercayaan masing-masing agar di seluruh bumi ini diberikan keselamatan, kesehatan, kesejahteraan, kekuatan, keimanan, keislaman, ketakwaan, kebahagiaan, keberkahan oleh Allah SWT.
*Kader Muda NU, Santri PPNH Demangan Barat Bangkalan Madura.