KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) sebagai pembicara dalam acara Obrolan Aktual Seputar Kebangsaan (Oase Bangsa) menerima cendera mata, Rabu (20/2). (Foti: Ana)

Tebuireng.online- Di media sosial, warganet mudah menerima pesan dan menyebarkannya kepada orang lain. Hoaks tidak hanya menyasar masyakarat bawah, bahkan kaum terpelajar dan intelektual juga bisa tersasar hoaks.

Hal itu diungkapkan oleh KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah dalam acara Obrolan Aktual Seputar Kebangsaan (Oase Bangsa) pada Sabtu (20/02/2019). Cucu Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari ini membahas berbagai hal, utamanya terkait hoaks.

“Di media sosial orang mudah menerima pesan, kemudian dikirim ke yang lain. Atau dia terbakar emosinya kemudian membalas,” ungkap Gus Sholah mengawali perbincangan seputar hoaks yang marak dialami masyarakat Indonesia ini.

Menurut Gus Sholah, faktanya tingkat pendidikan seseorang tidak pasti dapat membendung arus hoaks. “Ternyata kita bergelar tinggi bahkan ada yang profesor belum tentu juga nggak termakan oleh hoaks,” lanjut tokoh NU itu.

Pengasuh Pesantren Tebuireng itu memaparkan pernyataan Imam Wahyudi dari Dewan Pers yang menyebutkan bahwa hoaks itu kebanyakan dibuat dari luar negeri dengan tujuannya untuk mengadu domba Bangsa Indonesia.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Gus Sholah juga mencontohkan hal itu dengan peristiwa keluarnya Inggris dari Uni Eropa. “Sebuah negara Eropa memengaruhi masyarakat Inggris. supaya nanti pada waktu referendum memilih keluar dari Uni Eropa Brexit itu. Begitu mereka milih Brexit sampai hari ini bingung. Jadi memang ada yang mengadu domba dari luar, sekarang jangan sampai kita bisa diadu domba,” terangnya.

Gus Sholah mengimbau agar masyarakat tidak mudah untuk percaya hoaks dan menyebarkan begitu saja. “Beberapa waktu yang lalu saya main ke rumah anaknya Gus Dur, Anita, anak yang nomer tiga, dia ikut di Masyarakat Anti Fitnah di Indonesia. Katanya mereka lagi memesan alat yang bisa mengidentifikasi hoaks,” imbuh adik Gus Dur ini.

Soal Pilpres 2019, Gus Sholah juga menyatakan bahwa warga NU boleh memilih calon siapa saja. Bahkan beliau juga membebaskan keluarganya untuk memilih sesuai dengan pilihan mereka. “Di keluarga Tebuireng, keluarga saya. Yang satu dukung Jokowi dan yang satu dukung Prabowo ya silakan saja. Mereka punya hak masing-masing,” tegasnya.

Pewarta: Umdatul Fadhilah
Publisher: RZ