Tebuireng.online– Dalam rangka Dies Natalis ke-5 Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FAI gelar sholawat bersama grup sholawat As-Syafaat pada Ahad (29/10), di lapangan kampus A Unhasy Tebuireng. Acara puncak Dies Natalis ini mengundang tokoh muda pesantren, Gus Ivan dan Gus Mahbuburohman, Wakil Dekan Fakultas Agama Islam, Dr. Fathurahman, Wakil Rektor 3, Chamdan Mashuri, serta ratusan mahasiswa dan warga sekitar.
Dalam kesempatan itu, Gus Ivan mengisi acara dengan mengusung tema “Evaluasi Diri Menuju Generasi Rabbani”. Dzurriyah Hadratussyaikh itu menjelaskan bahwa iblis menangis dalam beberapa keadaan, yaitu: Ketika iblis dilaknat Allah karena tidak mau menyembah Nabi Adam. Ketika iblis di lempar dari surga ke dunia. Ketika Nabi Muhammad dilahirkan, pada saat Nabi Muhammad dilahirkan iblis menangis karena dengan kelahiran nabi mengugurkan presepsi kekafiran. Karena sebelum kelahiran Nabi Muhammad marak sekali perdukunan, dahulu dukun meminta pertolongan iblis untuk mengetahui informasi langit.
“Jadi, iblis itu naik kelangit untuk mencuri info-info yang ada langit, dikirimkan ke dukun untuk diberitahukan ke orang-orang yang masih musyrik. Niku leres, amergi saat itu belum ada satir/penutup antara bumi dengan langit,” ujar beliau.
Namun bersamaan dengan kelahiran Nabi Muhammad antara bumi dan langit telah terhijab atau tertutup, sehingga iblis tidak lagi bisa mengetahui informasi yang ada di langit, sehingga apa yang disampaikan dukun sudah tidak dapat dibenarkan.
“Sehingga kalau ada orang yang meminta tolong kepada dukun, infonya sampun mboten falid maleh, niku di jamin ngarang,” tambah Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya itu.
Hal inilah yang membuat iblis menangis karena tidak ada lagi yang meminta pertolongan padanya. Karena kejadian ini iblis menangis sejadi-jadinya, karena iblis tahu dengan lahirnya Nabi Muhammad adalah nabi terakhir penyempurna dari nabi-nabi yang ada.
Tokoh film Luqotoh itu menuturkan bahwa Nabi Muhammad adalah representasi terbaik, bahkan sejak prosesi kelahiran beliau. Imam maliki pernah berkata: “Tidaklah Nabi Muhammad dilahirkan dari farji, tetapi dilahirkan di tempat atasnya farji dan di bawahnya pusar.”
Jikalau zaman sekarang biasa disebut dengan caesar, namun dahulu bukan dengan bidan atau pun dokter melainkan dengan kuasa Allah. Meskipun jaminan surga telah diberikan oleh Allah, namun Nabi Muhammad tidak pernah meninggalkan ibadah, bahkan ibadah 1000 rakaat dalam satu malam.
Dalam kesempatan itu, Gus Ivan juga menyampaikan hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a. Bahwa nabi terbangun dari tidurnya dan Aisyah juga terbangun dan melihat nabi menjalankan sholat hingga menjelang subuh, hingga selesai sholat Nabi Muhammd dan Aisyah bertanya mengapa nabi sholat sepanjang malam. Nabi menjawab, bahwa sholat yang beliau lakukan yakni untuk umatnya yang memiliki amal baik ringan kelak di yaumul mizan.
“Jadi, amal kanjeng nabi niku di transfer kangge umat-umat beliau yang amal baiknya lebih ringan. Kiai, ulama tidak bisa memberi syafaat kecuali Nabi Muhammad,” tegas beliau.
Membahas lebih dalam point ke-3, dari kerangka ibadah nabi inilah, Gus Muhammad Dzannuroin Aldivano berharap kita dapat menjadikan Nabi Muhammad sebagai panutan karena di zaman sekarang masih banyak orang yang tidak takut meninggalkan sholat. Allah tidak pernah menjanjikan dunia pada yang istiqomah menjalankan ibadah, tetapi Allah akan merubah hati menjadi lebih baik.
“Misal shalat wau sampun rapi, tiyang niku bakal terikat, bakal kecanduan kaleh ibadah, semisal mboten ibadah/sholat bakal wonten roso mboten kepenak,” terangnya.
Dan yang menyebabkan iblis menangis terakhir yakni ketika diturunkanya surat al fatihah, surat yang selalu kita baca baik ketika sholat, belajar dan juga ingin keluar.
Di sisi lain, Fathurahman selaku Wakil Dekan Fakultas Agama Islam dalam sambutannya menyatakan, malam sholawat ini merupakan bentuk syiar yang dilakukan oleh FAI Unhasy.
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِهْهُ فِي الدِّيْنِ
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah akan faqihkan ia dalam masalah agama.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim)
Beliau mengungkapkan salah satu tempat belajar untuk mendapatkan ilmu agama islam yakni Fakultas Agama Islam, yang mana dalam Fakultas ini terdapat banyak prodi di antaranya: Hukum Keluarga Islam, Hukum Ekonomi Syariah (HES), Komunikasi dan Penyiaran IsIam (KPI), Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), dan juga Manajemen Pendidikan Islam (MPI).
“Bila ada yang tidak cukup dengan S1 bisa melanjutkan S2, ada S2 Pendidikan Agama Islam (PAI), Hukum Keluarga Islam, dan S2 Pendidikan Bahasa Arab (PBA),” tutup beliau.
Pewarta: Ilvi Mariana