Dr. KH. A. Mustain Syafi’i, M.Ag saat menyampaikan ceramah agama di haul akbar Guru Sekumpul, Kamis (26/01/2023)

Tebuireng.online- Peringatan Haul Akbar ke-18 Syaikh Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Abah Guru Sekumpul di Martapura mengundang beberapa masyayikh Pesantren Tebuireng. Di antaranya Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Mahfudz, KH. Musta’in Syafi’I, KH. Kamuli Chudori, KH. Achmad Roziqi, H. Lukman Hakim dan sejumlah pimpinan pesantren. Dalam acara tersebut KH. Musta’in diminta untuk mengisi ceramah agama, Kamis (26/01/2023).

Beliau menyampaikan kepada para hadirin, “Mudah-mudahan majelis ini sebagai isyarah, sebagai perantara besok kita bersama guru kita—Abah Guru Sekumpul—satu majelis di surga Allah. Saya mau bertanya, apakah bapak-bapak ibuk-ibuk meyakini kalau Abah Guru Sekumpul itu wafat? Saya dalam pertanyaan ini terkait orang saleh ini, secara jasad memang beliau wafat, tapi Al-Quran berkata lain, bahwa para Nabi dan orang saleh itu bal ahya’ (hidup). Pertanyaan kedua, apakah beliau bisa seperti dulu yang mengajari kita? Saya jawab bisa. Apakah Tuan Guru Sekumpul bisa mendidik kita sekarang ini?. Jawabannya bisa,” ucap beliau mengawali pembicaraan.

Lanjut beliau, ketika al-Quran membicarakan tentang ta’lim dan tarbiyah semuanya pasti pakai bentuk mudhoro’ah (masa sekarang dan akan datang). Contoh:  رَسُولࣰا مِّنۡهُمۡ یَتۡلُوا۟ عَلَیۡهِمۡ ءَایَـٰتِكَ. Itu artinya pengajaran Hadraturrasul berlaku secara kontinyu. Apakah Rasul bisa mengajari kita? Iya. وَیُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ.

“Karena itu di mimbar ini saya bersaksi bahwa Abah Guru Sekumpul itu masih memonitor kita, dengan daya irfaniyah-nya sendiri yang tekoneksi dengan Tuhan. Beliau bisa membisikan, mengajari, memberi inspirasi kepada siapa saja yang mau berhubungan,” tambahnya.

Sebelumnya, menurut penuturan Guru Wildan, Abah Guru Sekumpul menghafal al-Quran hanya dalam waktu tiga bulan. Itu kalau hatinya tidak bersih dan istiqamah tinggi tidak mungkin bisa. Dengan kealiman beliau sangat dapat diyakini al-Quran itu dipakai olehnya untuk mengajar. Karena al-Quran itu nurun nahdi (cahaya petunjuk) yang dapat memberikan hidayah kepada masyarakat, santri, dan lingkungannya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kedua, al-Quran itu adalah ruhan min amrina, sebuah kekuatan hebat yang dapat menggerakkan umat manusia menjadi hebat dan takwa.

“Mengapa saya katakan seperti itu?.= Karena saya yakin bahwa Al-Quran sendiri menyatakan bahwa dirinya sangat dekat dengan umat,” ungkap Kiai Musta’in.

Karena itu, semua kata “al-Quran” di dalam al-Quran ketika dipasangkan dengan isim isyarah pasti hadza. Inna hadza al-Qurana yaqusshu, inna hadza al-Qurana yahdi. Berbeda dengan Al-Kitab, kata Al-Kitab terkadang didahului oleh hadza atau dzalika. Karena jelas berbeda antara kata Quran dan Kitab, kalau Kitab itu bisa jadi al-Quran, bisa jadi juga kitab terdahulu. Lalu apa fungsinya hadza yang mengantar al-Quran ini? Bahwa al-Quran itu harus dekat dengan diri kita, dengan perilaku kita, keluarga kita, lingkungan kita, kurikulum kita. Sehingga jangan sampai dalam rumah kita satu hari tidak dibacakan al-Quran, meski hanya satu ayat.

Di mushaf biasanya ada tulisan la yamassuhu illa al-muthohharun. Muthohharun itu biasanya malaikat, tapi kalau mutathahhirin itu untuk orang. Kalau bararah itu malaikat, kalau abrar itu manusia. Untuk itu di dalam kedekatan al-Quran yang dibawakan oleh Abah Guru Sekumpul ini tinggal kita praktikkan. Sampai ahli hikmah itu mengatakan begini, andaikata satu rumah itu tidak ada yang sempat membaca al-Quran, sudahlah disentuh saja mushafnya.

Benarkah mushaf hanya dipegang ada barakahnya? Ya benar. Apakah ada perasaan nikmat mantap? Ya ada. Menjawab hal itu, Kiai Must’ain memberikan analogi, “Ada suami istri yang tidur di kamar, malam itu tidak ada pertandingan, tapi kakinya bapak menyentuh kakinya ibu. Itu sang istri tetap merasa tenang.”

Penduduk dunia ini sekitar 7,9 Milyar, yang beragama Islam dekade ini ada 1,9 Milyar (24,2 %). Perkembangan pemeluk Islam dekade ini berkembang pesat. Salah satunya karena semua kisi-kisi agama Islam itu dapat dibuktikan. Dari hal yang sangat realistis sampai yang mistis. Contoh, kasus-kasus mati suri pernah menjadi bahan penelitian doktor Reyman dari Amerika. Apakah betul penggambaran-penggambaran Surga dan Neraka betul-betul terjadi?.

Dari hasil surveinya terhadap 500 pasien yang pernah mengalami mati suri. Kesimpulannya, semua orang yang pernah mati suri itu merasa dijemput oleh makhluk cahaya (malaikat). Kedua, dibimbing oleh makhluk cahaya itu ke lorong yang jauh dan gelap, di ujungnya itu ada semacam hall yang terdapat semacam layar. Yang menggambarkan semua amal mulai baligh sampai wafat. Semuanya ingat apa saja yang pernah dilakukan.

Akhirnya, beliau bertanya kepada ulama’. Apakah hal ini diterangkan di dalam al-Quran? Jawabannya iya. Bahwa pada saat tertentu orang itu ingat semua yang diperbuat, يَوْمَ يَتَذَكَّرُ الإنْسَانُ مَا سَعَى (Pada hari (kiamat, ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya). Dan pasti mereka meminta agar diberi kesempatan hidup kembali—meski hanya sebentar—untuk memperbaiki amalnya. Dikonsultasikan kepada ulama’ lagi. Dan hal itu benar adanya telah digambarkan dalam Al-Quran,  فَقَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا.

Kemudian, semua orang yang mati itu merasa didatangi oleh ibunya, gurunya. Ada peristiwa yang berkaitan dengan hal ini yang dialami oleh Syaikh Syafa’at. Saat seseorang dicabut nyawanya, orang yang pertama kali datang mungkin ibunya, mungkin gurunya. Dan mencoba mengaburkan keimanan seorang muslim. Tapi hanya dengan besitan kalimat Allah dalam hatinya, semua gambaran itu hilang seketika. Dan ketika dikonsultasikan kepada ulama’ mengenai siapa yang mengelabui manusia ketika wafat, itu adalah iblis.

Nah, besitan kalimat Allah itu merupakan manifesti dari kebiasaan dzikr al-humul—mengingat Allah dalam kesunyian. Karena dzikir yang tak bersuara itu lebih mudah didengar oleh Allah. Dan justru itu yang bisa menembus pintu langit. Siapa yang tidak tahu Nabi Zakariya, sekilas sangat tidak mungkin beliau diakarunia seorang anak. Sebab saat itu beliau sudah sangat tua renta. Tapi dalam surat Maryam diterangkan bahwa Nabi Zakariya itu merayu Allah dengan dzikir khafiy. Sehingga beliau dapat dikaruniai anak bernama Yahya.

Pewarta: Indra