Foto bersama angkatan ke-7 SMA Trensains dengan nama Apeiron. (foto: istimewa)

Tebuireng.online– Apeiron adalah sebuah nama angkatan generasi ke-7 SMA Trensains yang merupakan akronim dari “A Perfect Revolution”. Generasi yang masuk pada pertengahan tahun 2020, tepatnya ketika pandemi covid-19 sedang marak menelan korban, kini mereka mengakihiri catatan perjalanan 3 tahun di SMA Trensains ini. Sempat menjalani pembelajaran secara online juga merasakan 9 bulan tidak berjumpa dengan keluarga, banyak sekali lika-liku perjuangan menuntut ilmu di Trensains.

Akhir untuk menapaki awal yang baru di dunia perkuliahan sudah di depan mata. Satu hari menjelang diwisuda di Pesantren Tebuireng pusat bersama para calon wisudawan dari berbagai unit di Pesantren Tebuireng, Apeiron mengadakan acara yang bisa disebut sebagai pra-wisuda pada hari Minggu (28/5/23).

Acara ini diselenggaraka  di masjid kebanggaan Trensains yakni Masjid Shalahuddin Al-Ayyubi yang dimulai dari pukul 08.00 WIB hingga 12.30 WIB. Layaknya acara pada umumya yang dibuka dengan sambutan-sambutan, banyak pesan dari kepala sekolah, dewan guru, juga Prof. Agus Purwanto selaku penggagas konsep pesantren sains.

“Jangan bertanya mengapa atas sebuah perintah guru,” tegas Umbaran, yang dimaksudkan agar kita sebagai santri jangan pernah membantah atas perintah guru.

Acara kemudian dilanjutkan dengan kuliah umum tentang konsep ketrensainsnan yakni Trensains sebagai proyek peradaban oleh Prof. Agus Purwanto. Setelah menyimak pesan-pesan ketrensainsnan dari beliau juga mengingat pencapaian yang diperoleh SMA Trensains dari awal berdiri hingga kini, menonton video catatan akhir sekolah angkatan Apeiron menjadi hal yang paling ditunggu-tunggu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Video singkat yang mengulas sekilas tentang kisah perjuangan di Trensains yang penuh lika-liku, mulai dari adaptasi lingkungan yang dipenuhi dengan berbagai tugas menumpuk, proyek kelompok yang dikejar deadline, dan perjuanagan untuk bisa masuk ke kampus impian.

Acara pra-wisuda ini kemudian diakhiri dengan penampilan-penampilan dari adik tingkat Apeiron sebagai sebuah persembahan terakhir untuk kakak tingkatnya. Ini bukan akhir dari perjuangan mereka, namun awal dari perjuangan mereka sesungguhnya dimulai.

Pewarta: Zakia Derajat