foto: istimewa

Untuk mengetahui langkah dan motivasi menjadi penulis produktif generasi muda masa kini, reporter tebuireng.online melakukan wawancara dengan salah satu penulis mahasiswa Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Jombang, Aufal Marom W.F. Ia adalah mahasiswa yang mendapatkan penghargaan sebagai mahasiswa produktif oleh KH. Salahuddin Wahid pada acara Wisuda 2019 di Unhasy.

  • Apa saja buku yang sudah terbit dan kiranya buku mana yg paling berkesan?

Buku tulisan saya sendiri yang sudah diterbitkan ada 4 . Yaitu: 1. setetes tinta musafir perindu Al-Quran, 2. Bacalah dengan asma Tuhanmu, 3. Ini Adanya, 4. Renungan Kalam Hikmah. Bagi saya semuanya berkesan, karena semua punya prosesnya sendiri. Salah satunya buku yang judulnya “ini adanya” .

Buku itu isinya antologi puisi. Alhamdulillah saya bisa menyelesaikannya dalam 2 hari. Karena ketika itu sedang ada di puncak semangat untuk menulis.

  • Bagaimana awal mula menulis buku?

Kalau menulis sudah lama dari ketika saya duduk di bangku aliyah, kalau bukunya itu diawali ketika duduk di semester 1 perkuliahan, dari keinginan buat menumpulkan karya-karya yang pernah ditulis. Meskipun ketika itu pengalaman tidak ada juga tidak ada bekal di dunia penulisan baik itu ejaan, penerbitan, dan sebagainya.

Jadi ketika itu tulisan saya, saya kumpulkan saya beri cover. Setelah itu, tidak langsung cetak, kebetulan pas acara maulid saya tawarkan buat teman-teman yang mau baca. Ternyata banyak komentar positif. Setelah melewati beberapa proses, ya meski sempat ada rasa takut di dalam diri saya, akhirnya bisa cetak buku.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online
  • Apa motivasi awal dalam menulis buku?

Kalau motivasi awalnya itu dulu kan sempat masuk di pasca tahfidz di Baitul Qur’an Jakarta. Terus di sana bertemu dengan para masyayikh dan guru-guru dan mereka semua punya karya tulisan meski tidak dikenal sebagai penulis.

Niatan awal ingin meneladani mereka, motivasinya itu ya teruslah menulis, baik buruknya tulisan biarlah pembaca yang menilai. Pada akhirnya membuat saya mengumpulkan tulisan-tulisan saya.

  • Bagaimana cara mengatur untuk menulis di tengah kesibukan?

Kalau saya menulis itu tidak ada ketentuan waktunya. Ya di mana ingin menulis disitulah waktunya. Begitupun tempat, jadi ya di mana ingin menulis atau muncul ide disitulah tempatnya. Kecuali ketika harus menyelesaikan naskah-naskah baru menyisakan waktu tertentu. Soal waktu bagi saya setiap orang kan diberikan waktu yg sama 24 jam begitu.

Pasti kan waktu – waktu yg di situ luang. Nah biasanya ide-ide muncul disitulah menulis. Tetapi kalau seperti prof. Quraisy Shihab itu menulisnya pagi, beliau waktu menulisnya dari pagi sampai waktu dhuha. Sehingga karya beliau lebih banyak dari usia beliau sendiri.

  • Apakah pernah mengalami kesulitan dalam dunia kepenulisan? Apa solusinya?

Pernah. Ya wajar setiap penulis pasti mengalaminya. Tapi bagi saya, ketika sudah mandek yakni tak punya ide atau nggak mampu meneruskan tulisan, ya tetapi kemudian dengan adanya motivasi dari orang lain, juga melihat teman- teman yang suka menulis, juga teringat kembali motivasi-motivasi dari guru-guru saya Alhamdulillah akhirnya bisa nulis lagi.

  • Tips untuk selalu semangat menulis?

Ya tentunya tidak terlepas dari yang pertama itu niat. Niatnya harus seperti tadi saya jelaskan bahwa menulis untuk memberikan manfaat jadi ya niatnya dari situ. Diniatkan untuk memberikan manfaat. Khususnya untuk diri sendiri bagaiman bisa lebih baik lagi.

Walaupun mungki kita tidak pernah tahu apakah nanti ada yang mengambil manfaat atau tidak dari tulisan kita. Jangan dengan niat supaya dipuji, disanjung atau dapat penghargaan karna nanti aka nada kekecewaan kalau seperti itu. Terus yang ke dua itu komunitas atau teman.

Jadi harus selalu sering-sering bergabung dengan teman-teman yang suka menulis. Karena itu akan memberikan pengaruh pada diri kita. Setidaknya untuk tetap menulis.

Juga dari diri sendiri, kalau dari diri sendiri ini saat kita sudah mandek itu. Coba cari tahu apa yang bikin nggak semangat gitu. Cari tau terus selesaikan. Terus coba buat nyemangatin diri untuk nggak boleh berhenti.

Kalau semangat saya pribadi itu ya kata-kata yg ada di ruangan saya “Aku boleh mati berkalang tanah, namun selama aku memiliki tulisan, aku akan tetap abadi dalam karya.”

  • Bagaimana cara memunculkan ide?

Kalau ide itu dari banyak hal. Kan ada ayat Al-Qur’an surat Al-Alaq itu ya اقرأ بسم ربك الذي خلق ( bacalah dengan menyebut nama tuhanmu ) kan berarti bahwa baca itu nggak hahrus buku, jadi ya ide-ide itu muncul dari hal-hal sepele dari pembacaan tentang rasa yang saya rasakan, keadaan sekitar juga bacaan Al-Qur’an kitab dan hadist begitu.

Al-Qur’an itukan pesan Allah untuk kita, Hadist itu pesan Rasulullah untuk kita. Meskipun memaknainya harus dengan ilmu lain tidak bisa dimaknai secara langsung. Menurut saya ide itu selalu muncul tapi mungkin sulit untuk menuangkannya.

Tapi buat yang suka nulis diary, biasanya cewek ya, itu pasti gampang buat nulis. Apa ada program khusus untuk teman-teman atau orang lain yang ingin menulis? Kalau program khusus nggak ada, cuma saya punya program buat membantu setiap orang yang ingin belajar menulis atau teman- teman yang sudah menulis tapi takut untuk menerbitakan karyanya.

Jadi saya bantu buat nerbitin karyanya supaya nanti lebih produktif. Karena biasanya buku pertama itu akan menggugah semangat buat nulis lagi. Jadi saya terus bantu buat cetak buku gitu. Ya walaupun mungkin cuma 5 buku tetap saya bantu cetak.

Karena kalau saya pribadi bantuan itu jangan dilihat dari nominalnya tapi dari manfaatnya. Pesan buat teman-teman yang sedang belajar menulis. Setiap orang punya hal-hal yang berharga dalam dirinya, setiap orang punya kelebihan di dalam dirinya yang mungkin tidak dimiliki orang lain, jadi sampaikanlah apa yang ingin disampaikan.

Pewarta: Sayyidah Afifah Rusyda