Ketua PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf, hadiri Apel Nasional Peringatan 77 Tahun Resolusi Jihad, Hari Santri Nasional tahun 2022 di Tebuireng. 22 Oktober 2022.

Tebuireng.online- Ketua PBNU hadiri Apel Nasional Peringatan 77 Tahun Resolusi Jihad, Hari Santri Nasional tahun 2022 di Tebuireng. Apel ini dilaksanakan di pondok pesantren yang didirikan oleh muassis KH. M. Hasyim Asy’ari, diikuti oleh 4000 santri, ditambah 1000 kader NU dari seluruh Jombang. Apel ini juga diikuti secara hybride, sekurang-kurangnya di 528 titik di seluruh Indonesia, dan tak kurang dari 527.000 peserta, Sabtu (22/10/2022)

“Para kiai, para nyai, yang kami muliakan, para santri yang kami cintai. Saudara-saudara sebangsa yang sama kami cintai pula. Alhamdulillah, kita berterima kasih kepada pemerintah, kepada Presiden Joko Widodo yang telah menetapkan Hari Santri sebagai Hari Nasional, sebagai jasa penghormatan kepada para pahlawan,” ucap KH. Yahya Cholil Staquf.

Hal yang juga penting, menurutnya, “Kebanggan atas jasa-jasa pendahulu kita tidak boleh hanya dengan merasa besar diri saja. Jangan sampai santri hari ini menuntut hak lebih atas jasa-jasa para pendahulu kita. Jangan sampai kita meminta balas jasa atas jasa mereka. Lebih dari itu santri tidak boleh menjadi identitas kesukuan yang statis, yang hanya berpikir untuk diri sendiri saja. Santri tidak boleh menjadi kelompok yang hanya menuntut, tetapi santri harus menjadi kader-kader yang dinamis. Yang terus bergerak, terus melayani, bergerak untuk bangsa ini,” begitu kata pria yang terpilih menjadi ketua PBNU di Muktamar NU ke-34 di Bandar Lampung ini.

Gus Yahya, sapaan akrabnya, juga menambahkan bahwa para pendahulu bangsa ini mempersembahkan segala-galanya yang mereka miliki termasuk nyawa, bukan untuk kepentingan mereka sendiri dan kelompoknya. Apalagi sekedar menanam ‘saham’ jasa agar dipetik oleh anak cucu mereka sendiri.

Lebih lanjut, ia menuturkan, pendahulu bangsa ini mempersembahkan segalanya demi kemaslahatan dan kejayaan segenap bangsa Indonesia tanpa kecuali. Tidak ada cara yang patut untuk memuliakan jasa para pendahulu kita itu selain dengan berusaha berjuang seperti mereka. Berusaha mempersembahkan khidmah ikhlas kepada seluruh bangsa Indonesia. “Hanya dengan cara itu kita akan memiliki tenaga lahir batin yang cukup untuk memikul tanggung jawab dari mandat untuk merawat jagat membangun peradaban,” pungkas Gus Yahya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pewarta: Yuniar Indra