Gus Sholah dan Zulkifili Hasan saat menjadi pembicara diskusi dalam Rapimnas PP Muslimat NU di Bogor Jawa Barat, Senin (27/03/2017). (Sumber foto: aktual.com)

Tebuireng.online— Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah mengatakan, saat ini tidak penting jika mempertentangkan kembali antara keindonesiaan dan keislaman. Menurutnya, cara tepat untuk menjaga dan merawat keindonesiaan adalah dengan menjaga perpaduan keindonesiaan dan keislaman yang sudah dicapai selama ini.

“Jangan lagi memperdebatkan, apakah kita ini orang Indonesia yang beragama Islam atau orang Islam yang tinggal di Indonesia. Kita adalah orang Indonesia yang beragama Islam, sekaligus orang Islam yang berbangsa Indonesia,” kata Gus sholah dalam siaran pers, Selasa, (28/03/2017) di Bogor Jawa Barat.

Menurut beliau modal sosial politik yang sangat berharga adalah ketika kita bisa memadukan Indonesia dan Islam. Munculnya kondisi dan situasi penuh konflik antar umat Islam seperti sekarang ini, Jika tidak, lanjut Ayah dari pengusaha Ipang Wahid tersebut, karena tidak adanya perpaduan antara Indonesia dan Islam. Oleh sebab itu, masyarakat Indonesia harus mempertahankan perpaduan keindonesiaan dan keislaman.

Hal ini juga ditanggapi oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan yang menambahkan, nilai-nilai Pancasila semakin lama akan semakin memudar jika bangsa Indonesia tidak menyadarinya dan memahami nilai-nilainya secara utuh.

Belakangan ini Pancasila hanya dijadikan sebagai aksesoris atau alat pembenar atas kepentingan kekuasaan suatu kelompok. Lebih parah lagi, ada sebagian masyarakat yang sudah meninggalkan Pancasila dan memilih mencari ideologi lain yang cenderung radikal dan anti terhadap keberagaman. “Bangsa ini harus cepat menyadari dan melakukan berbagai upaya konkret untuk memahami kembali konsep dasar itu,” ujarnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

KH. Salahuddin Wahid dan Zulkifli Hasan menjadi pembicara diskusi bersama Direktur Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Yudi Latief dalam acara penutupan Rapimnas Muslimat NU di Hotel Lor In Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Senin (27/3/2017). Diskusi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) itu megangkat Refleksi Kebangsaan 71 Tahun Muslimat Nahdlatul Ulama dengan tema ” Pancasila, Agama dan Negara”.


Pewarta:   Anita Nur Laili Mahbubah

Editor:      M. Abror Rosyidin

Publisher: M. Abror Rosyidin

Sumber:   republika.co.id dan aktual.com