Sambutan dari pihak keluarga oleh Ning Zannuba Arrifah Chafsoh atau akrab disapa Ning Yenny Wahid di haul ke-13 KH. Abdurrahman Wahid, Rabu (21/12/2022)

Tebuireng.online- Haul ke-13 KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur kembali diadakan Pesantren Tebuireng bertempat di maqbarah masyayikh Tebuireng pada Rabu malam (21/12/2022). Sambutan dari pihak keluarga yang disampaikan oleh Ning Zannuba Arrifah Chafsoh atau akrab disapa Ning Yenny Wahid.

Putri ke-2 Gus Dur tersebut, memberi ulasan mengenai sang ayah, bahwa sebetulnya salah satu kata kunci untuk memahami Gus Dur itu adalah keseimbangan. Karena Gus Dur itu adalah orang yang selalu seimbang dalam menjalani kehidupannya, baik ukhrawi dan duniawi selalu seimbang, pun demikian dalam memberikan argumen, seimbang antara dalil naqli dan aqli.

“Keseimbangan selalu menjadi pegangan beliau. Maka, menjadi penting bagi kita untuk mengikuti teladan Gus Dur tersebut, serta berpikir tidak hanya untuk kepentingan duniawi, tetapi ukhrawi juga diperhatikan,” ujarnya.

Selain itu, cicit KH. Hasyim Asy’ari ini juga menegaskan bahwa salah satu pegangan Gus Dur adalah perkataan Syaikh Ibn Atha’illah dalam kitab al-Hikam, yaitu “benamkan dirimu dalam bumi kehampaan.” Sehingga yang lahir adalah Gus Dur tidak mencari popularitas dan pujian, Gus Dur hanya mencari ridho Allah dan apa yang membawa manfaat bagi orang banyak.

Lanjutnya, “Maka dari itu, Gus Dur itu seperti bapak masyarakat. Kita mendidik anak kita bukan berarti anak kita di-loss-kan, diberi gadget, dikasih uang banyak-banyak, supaya dibilang bapak hebat. Tidak begitu. Nah ini semua adalah bentuk cinta-kasih, bukan karena orang tuanya ingin populer,” imbuh perempuan kelahiran Jombang ini.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Di lain sisi, perempuan yang aktif di politik tersebut juga menyinggung salah satu keunikan Gus Dur.

“Orang-orang mengaji kitab syamsul ma’arif, karya Syaikh Ahmad Al-Bunni, menganggap kitab ini kitab ilmu ‘perdukunan’. Namun, menurut Gus Dur kitab ini berisi tentang ilmu pengetahuan. Kenapa? Zaman dulu loh, abad ke-12, kitab itu sudah membahas al-qurrah al-ardhiah (bumi bulat). Sekarang, ilmu pengetahuan sudah canggih dan seorang ilmuan membuktikan bahwa bumi itu benar bulat. Ini semua adalah ilmu hikmah, ilmu langsung dari Allah,” pungkasnya

Di akhir sambutan, Ning Yenny kembali menegaskan bahwa kata kunci untuk memahami Gus Dur adalah keseimbangan. Ning Yenny mengajak agar kita semua dapat menemukan keseimbangan dalam hidup.

Pewarta: Al Fahrizal