sumber gambar: INews

Oleh: Rokhimatus Sholekhah

Belakangan ini, kabar tentang keadaan saudara kita di Palestina menjadi pembahasan yang amat menyita perhatian. Berbagai bantuan, seruan dukungan dan juga doa mengalir dari seluruh penjuru negeri. Nasib anak-anak yang direnggut masa kecilnya, nasib seorang ibu yang kehilangan anak-anaknya dan juga nasib ayah yang kehilangan anggota keluarganya.

Sebagai sesama muslim, perlu kiranya kita untuk memberikan bantuan terbaik, dikatakan bahwa doa adalah senjata orang muslim. Ribuan atau bahkan jutaan doa dan bantuan yang tercurah, mungkin saja tak mampu memberikan dukungan secara nyata, namun dengan mengirimi mereka bantuan dan doa, setidaknya menunjukkan kepada siapa kita berpihak.

Banyak orang memberikan komentar positif dan juga doa di setiap video atau foto tentang perjuangan warga Palestina. Kekuatan dan kegigihan mereka dalam mempertahankan tanah air tercinta adalah sesuatu yang amat mahal harganya, bahkan mereka memperjuangkannya dengan nyawa.

Bom bisa meledak di mana saja dan kapan saja, namun mereka tetap kokoh dan tidak mau meninggalkan tanah air yang amat mereka cintai itu. Doa bersama di gelar dimana-mana, memberikan dukungan kepada sahabat sekaligus saudara kita sesama muslim yang tengah berjuang mempertahankan tanah airnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Alam seolah mengajak bekerja sama, keadaan yang bisa sewaktu-waktu berubah membuat para pengungsi terkadang mendapatkan pertolongan langsung dari Allah, keteguhan dan dalamnya iman mereka membuat muslim di seluruh dunia menjadikan mereka teladan.

Baca Juga: https://tebuireng.online/ikutilah-doa-bersama-dari-tebuireng-untuk-palestina/

Keteguhan yang tercermin setiap kali mendapati saudara atau keluarga yang syahid, dengan tengarnya mereka mengatakan bahwa ini adalah kuasa Allah. Jenazah yang syahid pun langsung di makamkan dengan cara masal, jenazah syahid tidak di mandikan-karena kelak akan menghadap Allah dengan baju yang di pakainya ketika syahid, sebagai saksi.

Karakter yang kuat, mental laksana baja para anak Palestina ini menjadi cerminan bagaimana suci dan tertatanya negara mereka. Mereka lebih mengamalkan ilmu Al-Qur’an dan agama, mereka berpegang pada ajaran yang indah, mereka hidup dalam lingkungan yang amat baik. Anak-anak tidak memiliki cita-cita yang jauh, karena yang mereka tahu, mereka tidak akan sampai pada usia remaja, makanya mereka siap menjadi syahid di mana pun dan kapan pun.

Mereka memang rusak secara fisik, mereka hancur secara bangunan, namun mereka kuat dan tahan banting dalam hal agama dan akidah. Sementara kita, yang selalu Allah berikan tidur nyenyak tanpa khawatir suara roket dan bom, malah berantakan dalam hal agama dan pengabdian pada Allah. Tanah air yang kita huni malah menjadi saksi bahwa kebaikan tidak banyak kita lakukan, justru miris menjadi panggung maksiat yang merajalela.

Akhlak yang baik juga di tunjukkan anak-anak Palestina ketika mendapatkan makanan atau minuman, meskipun dirinya kekurangan-anak itu tidak pernah kikir untuk sekedar menawarkan makanannya pada wartawan di sekitar mereka. Banyak anak kecil menyeru ingin menjadi syahid, karena mereka terlalu lelah menghadapi keadaan semacam ini, ada anak kecil yang ketika di basuh lukanya tak mengeluarkan sepatah kata pun, menangis pun enggan.

Ratusan orang membagikan perjuangan ketika proses penyaluran bantuan, ratusan orang menunggu di perbatasan demi mendapatkan kepastian, barisan penyerang merapatkan barisan seraya menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman. Bangsa Indonesia adalah salah satu harapan, dari ratusan atau bahkan ribuan negara lain.

Ini  bukan hanya perihal ukhwah Islamiyyah atau persaudaraan sesama muslim, kita tidak membicarakan perihal hubungan secara agama, namun kita sedang membicarakan nasib manusia. Yang kita bicarakan adalah ukhwah basyariyah atau hubungan sesama manusia. Manusia adalah makhluk sosial, saling berhubungan dan saling membutuhkan.

Jika membantu mereka dengan tenaga dan materi masih belum bisa kita lakukan, semoga Allah selalu mengingatkan kita untuk mendoakan saudara kita dengan doa. Semoga semakin banyak doa yang kita lantunkan, maka seiring juga dengan banyaknya kebaikan yang saudara kita dapatkan.

Dikatakan bahwa seorang muslim dengan muslim yang lainnya itu laksana satu badan, jika tangan kita  sakit-maka anggota yang lain juga otomatis akan merasakan. Setidaknya, memberikan dukungan akan sedikit banyak memberikan dukungan mental kepada para pejuang, dengan terus menyertakan nama mereka dalam rapalan doa. Semoga menjadi kebaikan bagi saudara kita, dan terlebih akan Allah kembalikan doa tersebut kepada orang yang memintanya.

Baca Juga: Palestina, NU, dan Israel – Tebuireng Online

*Santri Pondok Pesantren Alhusna Putri-Magelang