Sumber: Sayidaty.net

Oleh: Ustadzah Nailia Maghfiroh dan Ustadz Muhammad Idris*

Assalamualaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Bagaimana cara wakaf iuran yang benar secara fikih dan apa nama kitab yang di jadikan patokan hukumnya? Wassalamu’alaikum.

Hardi, Cilacap

Wa’alaikumsalam Warohmatullah Wabarokatuh

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Akhi Hardi yang senantiasa dirahmati oleh Allah.

Kata wakaf menurut bahasa memiliki makna الحبس yang bermakna menahan. Sedangkan wakaf menurut istilah ialah sebagaimana yang terdapat dalam kitab Fathul Mu’in;

حبس مال يمكن الانتفاع به مع بقاء عينه بقطع التصرف في رقبته على مصرف مباح وجهة

“Menahan harta tertentu yang dapat dipindah yang mungkin untuk dimanfaatkan besertaan dengan utuhnya barang dan menghentikan tasarruf untuk dialokasikan ke arah yang mubah.”

Dalam Islam, tidak ada dalil yang khusus membahas tentang wakaf. Namun dilihat dari prakteknya, wakaf diarahkan pada infaq fi sabilillah dan didasarkan pada firman Allah SWT surat Al-Baqoroh ayat 267;

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

“Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usaha kamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan  dari bumi untuk kamu.Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

Serta berdasarkan Hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh imam Muslim hadis no 1631;

إذا مات المسلم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح أي مسلم يدعو له

“Apabila seorang muslim meninggal maka amalnya terputus kecuali 3 (tiga) perkara: shodaqoh jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang sholih yang berdo’a untuknya.”

Dalam praktek di masyarakat sudah banyak yang melakukan praktek wakaf. Ada yang mewakafkan dalam bentuk tanah maupun bangunan (masjid, musholla). Namun, bersamaan dengan itu timbul pertanyaan;

“Apakah wakaf hanya boleh dilakukan secara individu atau wakaf dengan model iuran diperbolehkan? Jika diperbolehkan maka bagaimanakah cara wakaf iuran yang benar?”

Jawabannya boleh, dengan beberapa ketentuan. Sebagaimana yang terdapat dalam kitab al- Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah juz 44 halaman 219 berikut;

الموسوعة الفقهية الكويتية 44/ 219

تعدّد نظّار الوقف :يجوز أن يكون للوقف ناظر واحد أو أكثر كما نصّ على ذلك الفقهاء

لكنّهم اختلفوا فيما لو أسند الواقف النّظر لاثنين، هل يصحّ أن ينفرد أحدهما بالتّصرّف دون الآخر ؟ فعند الشّافعيّة والحنابلة وأبي حنيفة : لو أسند الواقف النّظر لاثنين فلا يصحّ تصرّف أحدهما مستقلّا عن الآخر لأنّ الواقف لم يرض برأي أحدهما لكن إذا شرط الواقف النّظر لكل واحد منهما صحّ تصرّف كلّ منهما منفردا

“Diperbolehkan bagi orang yang mewakafkan berjumlah satu atau lebih banyak seperti yang telah dijelaskan oleh ulama fikih. Menurut ulama Syafi’iyyah, Hanabilah, dan Abu Hanifah; apabila waqif (orang yang mewakafkan) berjumlah dua orang, maka tasharruf salah satu dari keduanya tidak sah ketika terpisah dari yang lain. Karena waqif itu tidak ridho dengan pendapat temannya yang lain. Akan tetapi ketika waqif mensyaratkan pada selainnya, maka sah tasharruf setiap dari keduanya secara sendiri.”

Berdasarkan keterangan diatas, dapat kita fahami bahwa wakaf dapat dilakukan secara sendiri maupun iuran dengan tanpa ada batas maksimal waqif (orang yang berwakaf). Apabila iuran maka ketentuan umum ialah penggunaan barang yang diwakafkan harus atas ridho keseluruhan waqif.  

Hal tersebut dapat dicapai dengan dua cara:

  1. Setiap penggunaan seorang waqif harus meminta izin waqif lainnya
  2. Keseluruhan waqif menyepakati syarat-syarat yang harus dipenuhi jika akan melakukan tasarruf

Wallahu A’lam.

Sekian keterangan yang dapat kami berikan. Semoga bermanfaat. Wassalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari dan anggota tim tanya jawab Tebuireng Online