Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid menyampaikan pengarahan usai menunaikan ibadah Haji di Tanah Suci, pada Senin (25/09/2017) bakda Mahrib di serambi masjid. (Foto: Rihlana).

Tebuireng.online— Setelah pulang dari Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji, Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid menyempatkan diri untuk bertemu santri dan menyampaikan pengarahan pada Senin (25/09/2017) di serambi Masjid usai Shalat Maghrib berjamaah.Pengaraha ini bermaksud untuk memantau sekaligus memberikan motivasi kepada seluruh santri terutama kepara santri baru.

Beliau berpesan kepada santri baru agar menjaga kesehatan dan gizi mereka, karena dewasa ini banyak anak-anak yang kekurangan gizi. Pada kesempatan kali ini beliau juga menyampaikan dawuh Hadratussyaikh KH. M Hasyim Asy’ari, “Santri yang baik adalah santri yang menerapkan ilmunya ketika mereka kembali ke masyarakat”.

“Tidak semua santri akan kembali ke kota asalnya, jadi dimanapun nanti jika sudah lulus, para santri harus berusaha untuk mengamalkan ilmu yang mereka dapatkan di Pesantren,” dawuh beliau.

Yang menarik ketika beliau memberikan pengarahan adalah kisah inspiratif yang selalu beliau bawakan untuk menstimulus semangat para santri agar terus belajar dan beramal saleh. Pada pertemuan kali ini, beliau menyampaikan tiga kisah inspiratif yang memberikan hikmah agar selalu berbuat baik kepada siapapun, kapanpun, dan dimanapun.

Di antaranya merupakan kisah tentang keikhlasan seorang pemuda yang menolong mobil mogok di tengah jalan. Pada saat itu seorang pemuda yang ingin berangkat ke sebuah kantor untuk melakukan tes wawancara pelamar kerja. Di tengah jalan, ia bertemu seorang pria yang sedang kebingungan karena mobil yang ditumpanginya mogok. Pemuda itupun langsung membantunya tanpa pamrih. Ketika mobilnya sudah diperbaiki, pria yang tertolong tadi mengantarnya menuju kantor tempat pemuda tersebut akan melakukan tes wawancara.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sang pemuda menuju ke lantai atas untuk melakukan tes, sementara pria tersebut memarkir mobilnya di tempat parkir. Setelah beberapa lama menunggu antrian, saatnya sang pemuda memasuki ruangan pimpinan perusahaan. Betapa kagetnya sang pemuda tersebut ketika tahu bahwa pimpinan perusahaan itu adalah seorang pria yang ia tolong di jalan tadi. Tanpa basa-basi karena sudah mengetahui sifat sang pemuda, pimpinan tersebut langsung menerimanya bergabung bersama perusahaannya.

Dari kisah tersebut, Gus Sholah menyimpulkan bahwa segala perbuatan pasti akan mendapatkan balasan. Perbuatan yang baik akan dibalas dengan kebaikan dan begitupula dengan perbuatan yang buruk. “Memang tidak semua perbuatan baik akan dibalas secara langsung, mungkin perbuatan itu akan dibalaskan di kemudian hari oleh orang lain,” tutur Gus Solah.

Tak hanya, menyampaikan pengarahan, Gus Sholah juga berdialog interaktif dengan santri. Bahkan ada yang diminta maju ke depan berdekatan dengan beliau. Santri tersebut diminta untuk menyebutkan lima nilai dasar Pesantren Tebuireng, yaitu Ikhlas, Jujur, Tanggung Jawab, Kerja Keras, dan Toleransi. Beliau juga berterima kasih atas doa seluruh santri agar beliau lancar dalam menunaikan ibadah haji dan pulang dengan selamat dengan menyandang haji mabrur.

Gus Sholah tiba di Tebuireng dari menunaikan ibadah haji dan melaksanakan beberapa agenda di Jakarta dan Padang pada Ahad (24/09/2017) menjelang Maghrib. Pengurus dan santri kompak untuk memberikan kejutan kepada beliau, dengan mengadakan penyambutan yang meriah. Para santri berjajar di depan masjid dengan melantunkan shalawat. Sementara itu, di Dalem, para pengurus telah menyiapkan acara penyambutan setelah menunaikan ibadah haji yang dibarengkan dengan syukuran ulang tahun beliau yang ke-75.


Pewarta:            M. Iqbal A. U.

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin