Rimbun Tunggu
Ada yang bernyanyi di tengah gelap penantian tanpa jawab
Keberkian kereta lewat tanpa ada yang niat menetap
Tak lepas tatap
Degub jantung bersikeras menyuarakan harap
‘Aku tidak datang, jangan menunggu.’
Adakah yang lebih drama, dari pada air mata yang menjadi saksi paling maha?
Kerikil jalanan dilempar pada tuannya
Dirobeknya kertas-kertas catatan soal rasa
Demikiankah pecinta yang tak dapat gapai harapannya, bunda?
Ia lebih memelas dari pada pengemis yang susahnya jelas
Aku belajar dari itu,
Dan aku tak mau jadi penunggu
Yang bahkan mungkin mati dalam keadaan berdiri kaku
Sudahlah, wahai aku dan kamu
mencintai tak harus sepelik itu
Jombang, 2018
Pergilah dengan Sempurna
Kita pernah menjadi satu dalam sebuah beda
Tak ada jarak yang abadi jika kita yang jalani
Orang-orang boleh datang dan pergi tapi kita selalu menjadi bagian paling sejati
Hingga aku tidak pernah tahu, apa yang membuatmu berubah sekeras batu
Katamu, sudah tak merasakan rindu, cemburu, apalagi kehilangan yang mengganggu
Seyumku pahit mendengar kabar terburuk itu
Aku ingin kau pergi, jika ingin pergi
Tidak usah menyisakan lagi apapun yang bahkan itu membekas di hati
Tak ada tuntutan melunasi janji bahkan semua hal yang dulu pernah bahagia kau akui
Aku tak akan menanyakan alasanmu, mengapa dan karena siapa
Bagiku, kepergian adalah sebuah keputusan perseorangan, meski ada hati lain yang sangat menyayangkan
Pergilah dengan sempurna, pergilah dengan bijaksana.
Jombang, 2018
*Rara Zarary adalah penikmat perjalanan yang dianggap sebuah pembelajaran sejati dalam kehidupan. Saat ini, perempuan bernama asli Munawara MS ini sedang menikmati prosesnya menjadi Redaktur di Media Pesantren tebuireng.online.