Ribuan santri dan masyarakat sambut jenazah Gus Sholah di Pesantren Tebuireng Jombang.(Foto: Guntur)

Oleh: Nailia Maghfiroh*

Tepat 2 Februari 2020, Tebuireng berduka. Dikabarkan telah berpulang ke rahmatullah Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, KH. Salahuddin Wahid (Gus Sholah) di RS Jantung Harapan Kita Jakarta. Gus Sholah meninggal di usia 77 tahun setelah melalui masa kritis sejak sore hari.

Guru Besar bangsa Indonesia itu lahir di Jombang pada tanggal 11 September 1942. Beliau merupakan putra ketiga dari pasangan KH. Wahid Hasyim dan Nyai Hj. Sholihah, serta adik kandung dari Presiden ke-4 Republik Indonesia yaitu KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Gus Sholah lama menjalani hidupnya di luar Jombang yakni di Jakarta, dan baru kembali ke Jombang saat dipanggil untuk menduduki jabatan sebagai Pengasuh Pesantren Tebuireng di usianya yang ke-64 tahun.

“Bisa dibilang hampir 57 tahun saya hampir tidak lagi hidup di Jombang dan memang sibuk di Jakarta. Saya baru pulang kampung ke Jombang ketika usia sudah 64 tahun dan ditunjuk langsung menjadi Pengasuh Pesantren Tebuireng,” ucap beliau dikutip dari wawancara beliau dengan Jawa Pos Radar Jombang.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Secara background Gus Sholah memanglah tidak seperti kakaknya Gus Dur yang memang menjalani kehidupannya di pesantren, semenjak SD Gus Sholah menempuh pendidikan umum hingga menjadi arsitektur, namun jasa, peran dan kiprah beliau sebagai pengasuh Pesantren Tebuireng tidaklah bisa dipandang sebelah mata. Beliau telah melakukan banyak pembaharuan di Pesantren Tebuireng hingga saat ini. 

Ini terlihat dari pembangunan dan revitalisasi hampir di segala bidang di Tebuireng yang mulai berjalan dengan masif, baik dari fisik, pendidikan (kurikulum), hingga berdirinya lembaga-lembaga baru yang digagas langsung oleh Gus Sholah.

Sejak diasuh oleh Gus Sholah, Tebuireng telah mengalami banyak pembaharuan-pembaharuan yang membuat Tebuireng mampu menjadi pesantren yang layak untuk terus dijadikan rujukan pesantren lain hingga saat ini. Tebuireng dengan berbagai inovasi kurikulumnya, menjadi pesantren yang mampu mempersiapkan santri-santrinya berkiprah bukan hanya di satu bidang dakwah, namun juga di bidang-bidang lainnya.

Selamat jalan kiai, semoga segala perjuangan diterima di sisi Sang Maha Kuasa, dan sesuai harapan panjenengan, semoga Tebuireng terus berkembang dan lebih baik.  Amin.

*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.