Banyak di antara kita yang tidak tahu, bahkan enggan meyakini adanya qada’ dan qadar Allah. Mengapa demikian? Jika hanya karena tidak tahu artinya, mengapa kita sampai enggan untuk meyakininya? Sebelum kita membahas lebih lanjut, sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan qada’ dan qadar Allah?
Qada’ merupakan ketetapan Allah yang telah terjadi atau diputuskan, sedangkan qadar adalah perwujudan dari ketetapan Allah (qada) yang sering disebut takdir. Nah, ketika kita sudah mengetahui makna dari qada’ dan qadar, mengapa kita enggan untuk meyakininya? Sebenarnya, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak meyakini qada’ dan qadar Allah, seperti tulisan sebelumnya, dengan artikel berjudul Alasan Seorang Mukmin Harus Meyakini Qadla dan Qadar telah dijelaskan bahwa ada tiga karakter yang harus dimiliki oleh setiap mukmin.
Pertama, ridha dengan qada’ dan qadar. Artinya, seorang mukmin harus menerima dengan ikhlas segala ketetapan Allah. Karena Allah yang Maha Kuasa, Bijaksana, dan yang mengatur alam semesta ini. Kedua, seorang mukmin harus memiliki ciri syukur terhadap nikmat, senantiasa mensyukuri segala nikmat Allah. Ketiga, seorang mukmin harus memiliki karakter al-sabru ‘ala al-bala’, yaitu senantiasa melihat ujian sebagai bagian dari cara Allah mendidik dan mengingatkan kita.
Lalu, apa saja keutamaan dari meyakini qada’ dan qadar? Sebagaimana yang dijelaskan dalam artikel sebelumnya, Rasulullah memerintahkan agar setiap mukmin memiliki tiga karakter tersebut. Meyakini qada’ dan qadar Allah membawa banyak keutamaan dalam kehidupan seorang mukmin. Sebagai seorang hamba yang meyakini bahwa setiap ketetapan dan takdir Allah adalah yang terbaik, maka ia akan merasa tenang, damai, dan penuh keyakinan dalam menghadapi segala kondisi kehidupan.
Berikut beberapa keutamaan yang bisa kita rasakan ketika kita meyakini qada’ dan qadar Allah dalam hidup kita:
Pertama, meningkatkan kualitas keimanan. Meyakini qada’ dan qadar Allah adalah bagian dari rukun iman. Seorang mukmin yang benar-benar meyakini takdir yang ditetapkan Allah, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan, akan semakin kuat imannya. Ia akan menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini adalah takdir yang telah digariskan oleh-Nya sejak sebelum alam semesta diciptakan. Dalam hal ini, keyakinan kita akan kekuasaan Allah semakin teruji dan terbukti melalui sikap tawakal kita terhadap segala yang terjadi.
Kedua, memberikan ketenangan hati. Setiap orang pasti mengalami ujian, baik berupa kesulitan ekonomi, masalah kesehatan, atau tantangan lainnya. Namun, orang yang meyakini qada’ dan qadar akan merasa lebih tenang dan tidak mudah putus asa. Mereka yakin bahwa segala ujian yang dihadapi adalah bagian dari ketentuan Allah yang sudah ditetapkan. Dengan demikian, mereka bisa menerima kenyataan hidup dengan lapang dada dan berusaha mencari hikmah di balik setiap cobaan.
Baca Juga: Jika Takdir Ditentukan, Kenapa Manusia Disiksa?
Ketiga, menumbuhkan rasa syukur dalam diri. Meyakini bahwa segala nikmat yang diterima adalah bagian dari takdir Allah akan mendorong kita untuk lebih bersyukur. Setiap kali kita diberi nikmat, kita menyadari bahwa itu adalah karunia dari-Nya yang harus disyukuri. Sebaliknya, ketika menghadapi kesulitan atau musibah, kita juga bisa lebih mudah bersyukur dengan melihatnya sebagai bagian dari ujian hidup yang sudah ditentukan oleh Allah untuk mendidik dan mengingatkan kita.
Keempat, melatih dan meningkatkan kesabaran dalam menghadapi musibah. Kesabaran merupakan salah satu karakter utama yang harus dimiliki oleh seorang mukmin, terutama dalam menghadapi ujian dan musibah. Dalam hidup ini, tidak semua hal berjalan sesuai dengan keinginan kita. Namun, dengan meyakini bahwa setiap kejadian adalah takdir Allah, kita dapat lebih mudah bersabar.
Sebagaimana sabda Rasulullah dalam QS. Al-Baqarah: 155-157: “Sungguh, besarnya pahala bersamaan dengan besarnya cobaan. Apabila Allah mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka.” Jadi, musibah atau ujian yang kita alami bukanlah tanda kebencian Allah, tetapi bisa jadi merupakan bentuk cinta dan perhatian-Nya agar kita semakin dekat dengan-Nya.
Kelima, membawa kedamaian dalam hidup. Ketika kita memahami bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah sesuai dengan ketentuan Allah, kita tidak akan lagi merasa gelisah atau cemas berlebihan terhadap masa depan. Kita akan lebih percaya diri dalam menghadapi segala tantangan hidup karena kita tahu bahwa Allah selalu bersama kita dan tidak pernah membiarkan kita sendirian dalam menghadapi ujian.
Jadi apa lagi yang menjadi alasan untuk tidak meyakini qada’ dan qadar Allah? Jika sudah tahu bahwa banyak sekali keutamaan yang bisa kita rasakan, mengapa tidak kita coba untuk meyakininya?
Penulis: Albii