Tebuireng.online- Perkembangan Pesantren Tebuireng saat ini begitu pesat, hal ini diungkapkan oleh Gus Sholah dalam sambutan acara Halal Bil Halal dan Temu Alumni Nasional XIV, Sabtu (29/06). Di akhir tahun ini, Pesantren Tebuireng telah menyusun rencana untuk membangun Lembaga Pendidikan Madrasah Tsanawiyah khusus putri di daerah Kesamben, Jombang. Lembaga ini dicanangkan selesai pembangunan tahun 2020, dan pada tahun 2023, Gus Sholah akan membangun Madrasah Aliyah khusus putri di Kesamben, Jombang.

Dalam sambutan, Gus Sholah menjelaskan bahwa dengan aktivitas yang sekarang ini, Tebuireng tidak mengharapkan bantuan dari alumni. Sekarang ini, kami tidak mencari bantuan darimana-mana. “Karena dengan uang yang dihasilkan dari uang para santri, kami bisa berkembang tiap tahun, dan bisa melakukan perkembangan kedepannya seperti apa. Tapi kami memang perlu dibantu bukan untuk pesantrennya, tapi di luar pesantren,” terang beliau.

Adapun pengembangan di luar pesantren adalah pembangunan Rumah Sakit Hasyim Asy’ari Dompet Dhuafa. Rumah sakit ini, direncanakan pada bulan Maret nanti, sudah dapat diresmikan.

“Pembangunan Rumah Sakit ini membutuhkan dana sebanyak 30 milyar, dan sekarang sudah terkumpul 10 milyar. Masih perlu berusaha lagi. Mungkin dari para alumni bisa patungan untuk membantu berdirinya Rumah Sakit Hasyim Asya’ri Dompet Dhuafa,” ungkap Pengasuh Pesantren Tebuireng ini.

Menuju akhir pembicaraan mengenai Rumah Sakit Hasyim Asy’ari ini, Gus Sholah sempat menyinggung beberapa kritik, kenapa Tebuireng bekerjasama dengan dompet duafa? Beliau menjawab, bahwa yang punya usul terkait  pembangunan rumah sakit ini adalah dompet duafa.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Supaya Tebuireng menyediakan lahan 1 hektar, kemudian bekerjasama membangun rumah sakit dan dikelola bekerja sama dalam bentuk PT. Adapun saham mayoritas terdapat pada dompet duafa, sedangkan saham minoritas ada pada Tebuireng tetapi selisihnya tidak banyak. Dan nanti kalau berjalan semua biaya operasional akan ditanggung oleh dompet duafa. “Nah ini, banyak orang yang menaruh su’udzon (prasangka buruk) kepada dompet duafa,” imbuh adik kandung Gus Dur ini.

Mengingat hal itu, secara kebetulan Gus Sholah diminta menjadi anggota dewan pembina dompet duafa. Ini sudah berjalan sejak setahun lalu. Ada 5 dewan pembina, ada Parmihadi dulu Pemimpin Redaksi Republika, kemudian ada Direktur kantor Berita Antara, sekarang sudah pensiun dan menjadi Ketua Dewan Pembina Dompet duafa, ketiga ada Bambang Wijoyanto, Sinamsari Ecip atai Setyono dan yang kelima adalah Gus Sholah.

“Jadi tidak perlu ada keraguan dengan dompet duafa. Karena dompet duafa bukan PKS. Dan Monggo kami tetap mengharapkan bantuan atau sumbangan dari para alumni untuk mewujudkan Rumah Sakit Hasyim Asyari yang bekerja sama dengan dompet duafa,” pungkas Gus Sholah.


Pewarta: Fitrianti M

Publisher: MSA