foto ini adalah hasil lukisan IKAPETE yang digelar di gedung KH. Yusuf Hayim Tebuireng Jombang dalam rangka temu alumni, Sabtu (22/07/17). (Foto: Rara)

Oleh: ‘Abd Al Haris Al Muhasibi

Tebuireng kita

Terbukti sudah berkiprah

Pendiri dan para santri serta dzurriyah

Berdharma bakti untuk nusa dan bangsa

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Hadratussyaikh menjadi pendiri Indonesia

Resolusi jihad telah membakar arek-arek Surabaya

Perang semesta melawan penjajah Belanda

 

Kiai Wahid dan lainnya

Perumus dasar negara dan Pancasila

Filsof dan diplomat ulung yang mati muda

Letakkan dasar pendidikan agama di sekolah

Hidup sederhana dan selalu berpuasa

Menguasai ilmu-ilmu umum dan agama

 

Kiai Yusuf Hasyim

Seorang kiai dan tentara

Pemberani dan penggerak P3

Melawan orde yang dianggap penindas rakyatnya

Pembela orang-orang yang direkadaya penguasa

Penyeru para santri segera berkiprah di bidang apa saja

Semua sebagai media dakwah agama

 

Gus Dur,

Presiden Indonesia

Pejuang hak-hak asasi manusia

Humanis Indonesia untuk seluruh dunia.

Pejuang demokrasi yang sebenarnya

Selalu saja membela orang yang dianiaya

Tidak peduli suku, bangsa dan agama apa

 

Gus Dur,

Presiden yang sangat-sangat sederhana.

Masak mantan presiden minta uang 3 juta pada anaknya

Memang tidak punya deposito di Bank Paris dan Cina

Beda saya kira dengan yang lain-lainnya

Pantas jika Gus Dur termasuk waliyullah

 

Gus Sholah,

Kiai sangat sederhana

Sangat sopan dan cendikia

Penyabar tidak mudah marah

Konsisten dan selalu musyawarah

Meski dengan para santri dan orang bawah

Pikiran-pikiran cerdas pengembangan lembaga

 

Gus Sholah masih sangat dibutuhkan kita

Sebagai pemimpin agama dan orang tua

Jika boleh usul tetap saja menjadi pengasuh kita

Meski dibutuhkan jadi penasihat Pemerintah

 

Ya…

Sebagai alumni

Tetap bestatus santri

Bangga pernah tinggal dengan para kiai

Bertahlil dan berdoa di makam Kiai Hasyim Asy’ari

Selalu berdialog emajiner setiap malam dan pagi

 

Tebuireng…

Pesantren selalu kurindu

Sampai bila pun waktu berlalu

Meski pun aku tinggal nun jauh

Aku aku kenang sepanjang hidupku

Biar pun bumi hancur dan langit runtuh.

Jakarta, 21 Juli 2017


Penulis adalah Ketua PW LP Maarif NU Jawa Timur dan Dosen Pasca Sarjana Unhasy Jombang