Oleh: Dena*
Pergi Berlari
menepi tanpa tapi, menghilang tanpa jejak
senyumku halu, tangisku semu mengabu
langkahku melaju melalui deretan waktu
berharap kutemui hari-harimu yang dulu
kau beri secercah pengharap
lalu kau racuni jalanku
kau jerumuskan aku
dan kau tikam aku
lalu kau tinggalkan aku sembari tertunduk
dunia melihatmu
namun tak melihatku tertutup oleh bayangmu
di tempat yang gelap ini
semua meyudutkanku dan memaksaku berkata
bahwa semua ini adalah salahku
PENYESALAN
Andai waktu bisa diputar ulang
akan kumanfaatkan waktuku dengan benar
andai kesempatan bisa terjadi lagi
takkan kusia-siakan kesempatanku
andai dari dulu aku mengerti
mungkin aku akan lebih- berhati-hati
aku, kamu, kita mungkin lalai
atas waktu yang bergulir tanpa santai
atas tiap kesempatan yang telah melambai-lambai
atas sikap kita yang terlalu abai
tapi ingatlah kawan
waktu dan kesempatan bak intan berlian
bahkan kadang lebih mahal dari intan itu sendiri
terpeleset sedikit hilanglah kebahagiaan kita
hingga yang tersisa hanya penyesalan-penyesalan
MEMUTIH
Waktunya hampir tiba
masa- masanya akan berakhir
dalam hitungan waktu semua akan kembali
kepada pemilik ruh dan jasad ini
rambut yang kian memutih
tubuh yang kian melemah
jiwa pun harus kian merunduk
memperbanyak rukuk dan sujud
waktunya hampir tiba
penjemput sudah mengintai
menungggu kapan waktu akan memanggil
dan mengantar ia kembali pulang
sambil membawa bekal dari dunia
rambut yang kian memutih
tanda bahwa waktunya tak lama
perbanyak amalmu kurang-kurangi perbuatan dosamu
barangkali ia memanggilmu
tak malu dirimu karena sedikitnya bekalmu