Suasana seleksi AFS di SMA A. Wahid Hasyim, Ahad (01/05/2016)
Suasana seleksi AFS di SMA A. Wahid Hasyim, Ahad (01/05/2016)

tebuireng.online– Minggu (01/05/16), SMA A. Wahid Hasyim menjadi tuan rumah seleksi program AFS (American Field Service) tahap pertama untuk wilayah Jombang, Pare dan Kediri. Seleksi yang diikuti 80 siswa ini diadakan selama satu hari penuh.

AFS adalah organisasi nirlaba yang mengirim lebih dari ratusan remaja dari 58 negara untuk mengikuti program pertukaran pelajar selama periode tertentu (satu bulan/dua bulan/enam bulan/satu tahun). Di negara tujuan, peserta bisa memperkenalkan budaya negaranya atau mempelajari budaya negara lain.

Di Indonesia pengelola resmi program ini adalah Yayasan Bina Antarbudaya Jakarta yang bekerja sama dengan AFS Intercultural Program. Tahun ini SMA AWH Tebuireng ditunjuk sebagai tuan rumah untuk cakupan daerah Jombang, Pare, dan Kediri. Materi yang diujikan adalah pengetahuan umum, sains, sejarah, matematika, fisika, Bahasa Inggris dan menulis essay.

“Semoga saya lolos dan bisa berangkat ke Amerika supaya bisa banggain orang tua. Ingin memperkenalkan budaya Indonesia juga. Supaya masyarakat dunia tahu kalau sebenarnya budaya Indonesia  tidak kaku,” ujar Dina Setia Ningrum, peserta dari SMA AWH. Dina mengaku tidak banyak persiapan karena telat mendapatkan informasi.

Jika lolos, Dina berharap ingin memberikan pengertian bahwa Islam bukanlah agama yang kaku dan otoriter, tetapi Islam adalah agama yang plural dan menjunjung tinggi kebaikan, moral, toleransi, dan rahmat bagi alam semesta.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Peserta yang lain, Fiqry Raihan al-Ghifari mengaku sangat berobsesi lolos seleksi ini. “Pengen pertukaran pelajar, kalau seandainya kita ikut AFS ini mulai dari tesnya saja kita sudah bisa menambah wawasan dan teman, apalagi kalau sampai ke sana,” ungkap siswa ar-Risalah Lirboyo itu.

“Jika saya lolos, saya akan memperkenalkan budaya Indonesia. Dan yang akan paling saya takankan adalah kain. Karena  dilihat secara kualitas kain kita kan bagus banget. Contohnya kain songket, dibutuhkan proses yang lama untuk menghasilkan sehelai selendangnya.  Seandainya kita bisa mengenalkan siapa tahu kain kita akan menjadi busana internasional,” lanjut Fiqry

Waka Kesiswaan SMA AWH, Bapak Mukari menjelaskan, pada awalnya SMA AWH setiap tahun mengirimkan siswa  untuk mengikuti program ini. “Tapi karena seiring banyaknya peminat, sehingga kuota dikurangi dan semakin hari semakin ketat tesnya. Sudah tiga tahun terakhir kami hanya mampu mengantarkan siswa sampai Jakarta saja,” ujar Bapak Mukari.

Ada lima tahap seleksi AFS, tahap pertama yang dilaksanakan di SMA AWH, tahap kedua dan ketiga akan dilaksanakan di Malang, dan tahap akhir di Jakarta. Untuk pembiyaan bersifat mandiri, baik dari peserta atau dari sekolah. (Nurul/Abror)