Tebuireng.online– Pondok Putri Pesantren Tebuireng melaksanakan shalat ‘Id al-Adha bersama di masjid Ulil Albab (11/8) pagi tadi. Shalat ini diikuti oleh seluruh santri Tebuireng Putri serta sejumlah masyarakat setempat yang dipimpin oleh Kiai Agus Maulana. Beliau adalah salah satu asatidz Tebuireng sekaligus Pengasuh Pesantren Kreatif Al- Mukhsinin Cukir Diwek Jombang. Shalat ‘Id dimulai pada pukul 06.15 WIB.
Mengawali khutbahnya, Kiai Agus Maulana berseru mengajak jama’ah untuk sama-sama membesarkan Allah yang Maha Besar, mengagungkan Allah yang Maha Agung, serta menyucikan Allah yang Maha Suci.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (As- Saffat :102)
Dalam khutbahnya, Kiai Agus Maulana menyampaikan tentang peristiwa Nabi Ibrahim yang diperintahkan untuk menyembelih putranya yaitu Nabi Ismail. Allah menguji dengan hal tersebut. Padahal Nabi Ismail adalah belahan jiwanya yang terlahir elok dan tanpan. Namun kecintaannya kepada Allah lebih besar daripada cintanya kepada anak.
Dari peristiwa tersebut, maka oleh Allah abadikan selamanya dalam ibadah qurban di hari raya Idul Adha. Dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, ketika hendak menyembelih anaknya, sementara pedang sudah berada di lehernya, maka atas kuasa Allah Ismail berubah menjadi sesekor domba.
Selain itu Kiai Agus Maulana juga menerangkan bahwa ibadah qurban tidak semata-mata tentang ketakwaan kepada Allah, akan tetapi berdasarkan sifat-sifat sosial juga. Dari pepamapara Beliau dari awal sampai akhir memunculkan satu dedikasi bahwa sosok anak yang berbakti kepada orang tuanya, maka Allah akan memberikan umur yang panjang, sebagaimana yang tertera dalam hadits.
“Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang yang mampu meneladani peristiwa Nabi Ibrahim dan Nabi Isma’il,” pungkasnya.
Pewarta: Anis
Publisher: MSA