Tebuireng.org- Mencari ilmu dapat dilakukan diman pun dan kapan pun, dengan cara bagaimana pun pula. Nampaknya hal inilah yang tertanam dalam benak para mahasiswa Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang. Tepat Sabtu siang (13/9) diadakan seminar Internasional dengan tema  “Peran Agama di Jepang dan Indonesia (Kajian Perbandingan)” oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Hasyim Asy’ari (BEM UNHASY) bekerjasama Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) serta Universitas Study Club (USC Unhasy) di Gedung Yusuf Hasyim lt.3 PP.Tebuireng Jombang.

Kegiatan yang berjalan selama 3 jam tersebut dibuka secara resmi oleh Ir. H.C. KH. Salahuddin Wahid selaku Rektor Universitas Hasyim Asy’ari sekaligus Pengasuh PP. Tebuireng Jombang. Dalam acara tersebut hadir para narasumber dari Pimpinan Umum Jepang Foundation, Dr. Tadashi Ogawa, Mahasiswa S3 Shopia University Tokyo Jepang, Purhastanto, SJ., Kaori Morohira, Konsultan Jepang Surabaya, serta Direktur LSPT, Muhammad As’ad, MA.

“saya senang bisa menghadiri seminar Internasional ini apalagi di Pondok Tebuireng di hadiri oleh para mahasiswa” ungkap Tadashi selaku Pimpinan Jepang Foundation yang bergerak dalam bidang Pengenalan tradisi Jepang di Indonesia.

Tadashi pun bercerita tentang kekaguman pada Agama Islam disebabkan karena Toleransinya dan tokoh Toleransi yang ia senangi adalah sosok KH. Abdurrahman Wahid, Gus Dur.

“Sepuluh Tahun yang lalu, 2004, saya bertemu dengan Gus Dur di Jepang. Ia sangat toleransi dengan kami yang beragama Shin to.” Kenang Tadashi.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Acara yang diisi dengan pengenalan tradisi jepang dari segi agama dan etos kerja itu pun disambut antusias oleh berbagai pihak. Hal ini terbukti dengan peserta yang hadir dari berbagai kalangan baik pelajar, santri, mahasiswa, serta mahasantri yang berasal dari berbagai daerah Jombang maupun Luar Jombang.

“kami sangat puas dengan acara ini karena melalui acara ini kami bisa menyampaikan kepada mahasiswa dan khalayak umum tentang peran agama yang sangat kuat baik di Jepang maupun Indonesia, meskipun di Jepang bukan agama Ketuhanan melainkan agama Kebudayaan”, tutur Rusydi, 22, selaku Pimpinan BEM UNHASY Tebuireng.

Dalam acara tersebut diungkap pula berbagai kegiatan yang diadakan oleh konsultan Jepang di Indonesia selain mengadakan seminar seperti ini, mereka pun mengadakan program beasiswa bagi pelajar maupun mahasiswa.

Harapan diadakannya acara ini ialah menambah hubungan baik antara Indonesia dan Jepang, menambah wawasan mahasiswa tentang budaya Jepang, menumbuhkan budaya diskusi dan berpikir Progresif.

(Fatim)