
Oleh: Rara Zarary*
Hai, April
Rindang pepohonan di halaman rumah tiba-tiba menjadi doa yang ramah
Menyelam kepada hijau yang indah, melayang daun-daun seperti irama musik yang begitu suka kudengar
Kali ini, rumah kami ramai
Dengan tawa, canda cerita, tangis lelah, bahkan hal-hal yang sangat sederhana yang tak biasa kami lakukan sebelumnya
Matahari saja kami nikmati sampai akhir
Senja, mega, hingga fajar lagi
Kami masih bersama dalam satu atap tanpa salam pisah atau kepergian meski selangkah Hari-hari berikutnya masih sama
Kami pandangi rumput-rumput hujan nan indah itu, hujan kerap menjadi musik dan kami tertidur di pundak dingin
Kami bercerita tentang kesibukan, kesendirian, hingga sesuatu yang bahkan tak penting diceritakan
Kebersamaan tiba-tiba menjadi hal yang tak sulit dibayangkan, kami baik-baik saja dengan suasana ini
Rumah ke rumah telah terisi cerita, ramai dengan suara, dan lenyap dengan tidur yang nyenyak
Hari ini adalah apa yang diimpikan kemarin, meski menempuh jalan berbeda, walau dengan alasan yang tak pernah diduga
Namun pada akhirnya rumah adalah tempat kita kembali dari segala pengembaraan
Rumah kita sendiri
Rumah segala cerita kembali lagi
Di rumah saja, kita nikmati waktu yang
Tuhan sediakan begitu bijaksana.
Madura, April 2020
*Alumni Pondok Pesantren Annuqayah Sumenep.