thalabul-ilmiOleh: Zen Sugendal*

Salam kami untukmu, wahai para pendahulu
Engkau telah mewariskan ilmu yang sebelumnya tiada pernah kami tahu
seperti air yang jatuh dari langit dan mengalir di bumi
menumbuhkan bunga-bunga kehidupan
dan harumnya seperti menunggu matahari terbenam

Salam kami untukmu, wahai pendahulu
Baju yang engkau titipkan kini masih tersimpan
Siang hari kami berjalan serupa air segara
dan pada malam hari, kami berjalan membuka pintu dan jendela
kemudian lilin-lilin kecil menyala

Masa kami adalah duduk mempelajari risalah-risalahmu, para pendahulu
Batin kami menyatu, bersama batinmu
Jika engkau bertanya, apakah kami meridukanmu?
“Iya kami merindukanmu”
“Kami merindukanmu”

Maka kami kirimkan salam untukmu, wahai pendahulu
Baju yang kau titipkan sobek sebelah kanan,
dan kulit kami terkelupas hingga berdarah
Kami duduk bersama untuk menjahit baju titipanmu

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sebelum terbenam matahari, kami masih berbincang tentang as Suyuthi, al Mahalli, at Thobari, Fakhruddin ar Rozi, al Bukhori wal Muslim, as Syafi’I, as Sakandari sampai al Ghazali

terkadang, kami berbincang tentang masa depan, tapi rupa-rupanya, masa depan ada di masa lalu

Dengan menyebut nama Allah
Terbukalah apa-apa yang telah tersimpan
Jika bukan kepadamu, Ya Allah, kepada siapa lagi kami menggantungkan harapan

*Penyair Tebuireng dan pengelola Sanggar Kepoedang

*Puisi ini ditulis dan disampaikan dalam Wisuda III Ma’had Aly Hasyim Asy’ari dan Launcing serta Penyerahan SK Izin Pendirian Ma’had Aly oleh Menteri Agama RI, Senin (30/05/2016) di Aula H. Bachir Achmad Gedung KH. M. Hasyim Asy’ari Pesantren Tebuireng