Tebuireng.online— Duka mendalam dirasakan oleh Keluarga Besar Pesantren Tebuireng. Usai Shalat Jumat (09/03/2018), ribuan pelayat dari berbagai kalangan, baik keluarga, santri, kerabat, sahabat, dan masyarakat sekitar berdatangan untuk mengantarkan jenazah almarhumah Nyai Hj. Aisyah Hamid Baidlowi binti KH. A. Wahid Hasyim ke perisitirahatan terakhir.
Udara panas Jombang yang mencapai sekitar 31 derajat tak mematahkan para palayat mengantarkan sang pejuang perempuan itu ke pemakaman. Proses pemakaman jenazah Ketua Umum Muslimat NU periode 1995-2000 itu sangat padat dan ramai. Santri Pesantren Tebuireng dan Madrasatul Quran serta jamaah shalat Jumat ikut mengiringi pemakaman.
Jenazah sempat dishalatkan di Masjid Tebuireng sebelum dan setelah shalat Jumat sebelum dibawa ke Madrasatul Quran untuk dishalati lagi dan dikebumikan. Salah satu pelayat dari Pesantren Tambakberas Nyai Hj. Nurrohmah. Ia memberikan kesaksian bahwa Nyai Aisyah adalah pribadi yang baik. “Dulu semasa hidup ibunya itu tegas, bijaksana dan keibuan,” singkatnya.
Pelayat yang lain bernama Mawi dari Surabaya bahkan sudah mengikuti rangkaian proses mengantar jenazah dari Bandara Juanda. Itu ia lakukan, karena baginya keluarga Wahid Hasyim sangat menginspirasinya, termasuk Nyai Aisyah.
“Keluarga Wahid Hasyim sangat inspiratif. Saya sudah mengiringi jenazah Bu Nyai Aisyah sudah sejak pelaksanaan shalat Shubuh di Surabaya, kemudian dilanjutkan ke bandara pesawat, Bandara juanda pada pukul 09:30 WIB,” tambah lelaki yang kebetulan juga walisantri Tebuireng itu.
Ia mengaku akan mengukuti serangkaian proses hingga akhir. “Saya masih mengiringi dengan sabar. Semoga arwah Nyai Aisyah Hamid diampuni dosanya, dan diterima semua amal ibadahnya,’’ tuturnya.
Beberapa tokoh juga hadir untuk mengantarkan Nyai Aisyah ke perisitirahatan terakhir, di antaranya Ketum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansah, Bupati Trengalek non aktif, Emil Elistianto Dardak, Dubes RI untuk Maroko periode 2010-2014, H. Tosari Wijaya, KH. Ahmad Muwafiq, Wakil Bupati Jombang non aktif, H. Mundjidah Wahab, dan sejumlah tokoh lainnya.
Pewarta: Iryan Ramdhani
Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin