MA Salafiyah Syafi’iyah peringati Maulid Nabi Muhammad dengan pembacaan shalawat dan bedah buku Pemersatu Umat Islam Indonesia bersama penulisnya. (foto: albi)

Tebuireng.online— Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah (MA SS) Tebuireng menggelar peringatan Maulid Nabi yang diisi dengan bedah buku Hadratusyaikh Hasyim Asy’ari sebagai Pemersatu Umat Islam Indonesia dengan tema “Memperbanyak literasi untuk membentuk karakter islami diera digitalisasi serta meneladani ulama sebagai pewaris para nabi”. Acara ini digelar dihalaman MA SS pada Rabu, 18/09/2024.

Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Abdul Hakim Mahfudz dalam sambutannya menceritakan bahwa Hadratusyaikh sangat disiplin dalam mengamalkan ilmu, ilmu dari guru-guru beliau, hingga dibawa dan diamalkan di lembaga pendidikan Tebuireng.

Dalam sambutannya ketua PWNU itu juga mengatakan bahwa ilmu-ilmu yang  dibawa oleh Hadratusyaikh adalah ilmu yang berakar kuat. “Akarnya kuat, nyambung sampai pada kanjeng Rasul, kemudian diajarkan di sini,” ungkapnya.

Selanjutnya diceritakan pula dengan seiring berkembang waktu Hadratusyaikh juga mengajarkan ilmu-ilmu lain, sebab dahulu Tebuireng hanya mengajarkan ilmu agama. Adapun ilmu tersebut diajarkan oleh Hadratusyaikh yakni sebagai bekal dalam bermasyarakat.  Seperti pada tahun 1917 diajarkanlah ilmu bahasa, ilmu bumi, dan pada tahun 1928 diajarkan ilmu sejarah dan ilmu-ilmu lain yang dapat digunakan sebagai bekal bermasyarakat.

KH. Abdul Hakim Mahfudz atau akrab disapa Gus Kikin itu juga melanjutkan cerita bahwa setelah kemerdekaan, terdapat nidhomiyah/kelas, Tsanawiyah, Aliyah kemudian berkembang hingga kini berdiri 13 Lembaga Pendidikan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dari 13 lembaga pendidikan tersebut terdapat lembaga yang lebih banyak mengajarkan ilmu agama, ada pula lembaga yang lebih banyak mengajarkan ilmu agama. Pun dengan Unhasy yang secara integral dibawah naungan Pesantren Tebuireng didominasi bidang umum sebab disiapkan untuk terjun pada masyarakat, berbeda dengan Ma’had Aly yang secara khusus memiliki fokus pada pembelajaran agama bermaksud agar dapat menjaga akar yang kuat agar dapat terus menyambung.

Baca Juga: Siswa MA SS Tebuireng Rayakan Maulid Nabi dengan Semangat Literasi

“Sampean itu bertetangga, kalo bermasyarakat kalo dilandasi niat Allah Ta’ala pahalanya juga sama, InsyaAllah mendapat ridho Allah,” terang Gus Kikin.

Di akhir sambutan sekaligus membedah bukunya, beliau berharap seluruh santri dan tamu yang hadir pada peringatan maulid Nabi ini dapat bergabung bersama para leluhur, muassis Tebuireng dan juga baginda Rasulullah SAW.

Pada kesempatan itu juga, Kepala MA SS Ustadz Muhammad Subhan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema yang disajikan adalah dari buku yang dibedah pada hari ini, yang mana buku tersebut mencontohkan bagaimana peran Hadratusyaikh dalam memberikan teladan kepada kita.

Di hadapan ratusan santri beliau berharap, dengan peringatan Maulid Nabi ini serta dengan dibedahnya buku Hadratusyaikh Hasyim Asy’ari  beliau dan seluruh hadirin mendapat syafaat Rasulullah, serta mendapatkan keberkahan dari masyayikh.

“Karena kitalah nantinya yang akan membawa misi Tebuireng dalam masyarakat yang di perjuang di masyarakat, seperti apa yang telah di perjuangkan yang ada dalam buku itu, oleh hadratusyaikh dengan meneladani baginda Nabi,”  ucapnya.

Hadir dalam acara ini Dzuriyyah Hadratusyaikh Hasyim Asy’ari, Nyai Hj. Lelly lailiyah Hakim, H. Kusnadi Said mudir bidang pendidikan Pesantren Tebuireng, jajaran guru staff serta santri Madrasah Aliyah Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng.



Pewarta: Ilvi Mariana