Oleh: Nur Indah*

Bulan Sya’ban merupakan bulan yang dimana kita sebagai ummat Islam mempersiapkan diri dan pemanasan sebelum menghadapi di bulan Ramadhan. Bulan Sya’ban terletak pada tengah bulan antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan, dan termasuk rangkaian bulan mulia di antara bulan – bulan yang lainya.      

Terdapat banyak riwayat yang menggambarkan kemulian bulan Sya’ban, di antaranya adalah:

Perubahan arah kiblat

Dalam sebuah riwayat mengatakan bahwa peristiwa perubahan arah kiblat terjadi pada bulan Sya’ban tepatnya pada tanggal ketiga belas. Abu Hatim Al-Bustiy mengatakan: kaum Muslimin melaksanakan sholat menghadap ke arah Baitul Maqdis selama 17 bulan lebih tiga hari, kemudian Allah Subhanahu Wata’ala memerintahkan nabi untuk shalat menghadap Ka’bah pada hari ketiga belas pertengahan Bulan Sya’ban.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Bulan diangkatnya amal perbuatan seorang hamba   

Imam Nasa`i meriwayatkan bahwa Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam, “Wahai Rasulullah, mengapa aku melihat engkau berpuasa pada bulan Sya`ban tidak seperti yang engkau lakukan ketika berpuasa pada bulan-bulan yang lain?’ kemudian Rasul menjawab, “Pada bulan inilah, orang-orang banyak tidak menyadarinya yaitu bulan yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan, pada bulan itulah amal-amal dihaturkan dan dilaporkan kepada Tuhan alam semesta. Oleh karenanya, aku ingin agar ketika amalku dipersembahkan kepada-Nya aku sedang berpuasa.”

Dari riwayat tersebut, terdapat kandungan hikmah dan petunjuk kepada kita bahwa bulan Sya`ban adalah saatnya amal kita dilaporkan kepada Allah Subhanahu Wa ta’ala. Secara psikologis ketika amal itu dilaporkan sementara kita dalam keadaan berpuasa, akan memberi pengaruh positif terhadap hasil laporan tersebut, atau bisa jadi semua amal kita akan dihitung sebagai amal baik. Karenanya, puasa di bulan ini sebagaimana anjuran pada riwayat di atas memiliki nilai psikologis yang tinggi, selain tentunya kita mengamalkan salah satu sunnah Nabi Muhamad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam.

Melaksanakan puasa sunnah bulan Sya`ban

Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda, “Lakukanlah kebajikan sekuat yang kausanggupi, karena Allah tidak akan bosan sehingga kalian bosan sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim).

Maksud dari sabda Nabi diatas adalah “Sekuat yang kausanggupi,” adalah dalam melakukan ibadah hendaknya dilakukan dengan penuh semangat, motivasi tinggi, dan harapan kepada Allah, karena yang demikian akan menghilangkan kebosanan, kejemuan, dan keputusasaan. Semua sifat-sifat negatif itu jika menyertai ibadah seseorang akan menjadi benalu yang merusak pahalanya.

Berikutnya, maksud sabda Nabi, “karena Allah tidak akan bosan sehingga kalian bosan sendiri,” adalah bahwa Allah Subhanahu Wa ta’ala tidak akan lelah atau menghentikan dalam memberi pahala bagi hamba-Nya yang beribadah. Allah juga akan selalu melipatgandakan pahala, selama hamba-Nya tekun dan semangat beribadah. Sebaliknya, ketika kita dihinggapi rasa bosan, malas, dan putus asa dalam beribadah, maka Allah pun akan mengurangi atau bahkan menghentikan pahala-Nya. Karena, mereka telah menghilangkan kesinambungan dalam beribadah.

Bulan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad

Imam Al-Qusthulani dalam kitab Al-Mawaahib Al-Ladunniyyah menerengkan mengenai ayat yang berisi perintah kepada kaum beriman untuk membaca salawat, turun di Bulan Sya`ban. Karenanya, bulan Sya`ban dinamai pula dengan Syahrus Sholawaat (bulan bersholawat kepada Nabi Muhammad Shalallahu), karena sholawat juga merupakan esensi gerakan tubuh untuk dzikir. Adapun dzikir menurut kalangan sufi yakni Ibn Hajar Al- Haitami berfatwa dalam Al- Fatawi Haditsiyah :

“Pada dasarnya gerakan badan miring  (kanan dan kiri semisalnya) dan tajawwud (gerakan yang timbul dengan dorongan nuansa hati yang biasa dialami para sufi) itu boleh dilakukan”

Bulannya Al-Qur’an

Imam Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathoif Al-Ma`aarif menyebut sebuah riwayat tentang apa yang dilakukan para salaf di bulan Sya`ban yang diantaranya adalah menekuni Al-Quran.

Keterangan-keterangan di atas merupakan keutamaan dan beberapa amalan yang dianjurkan bahkan diwajibkan untuk muslim maupun muslimah pada saat bulan Sya’ban tiba, karena bulan Sya’ban merupakan termasuk pada rangkaian bulan yang mulia diantara bulan – bulan yang lainnya.


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari