Penerus Tradisi Klasik dan Pecinta Anak Yatim

Oleh: Atunk F. Karyadi*

Kiai ini sudah sepuh usianya, tetapi tetap istikamah mengajar ke Pondok Pesantren Tebuireng. Beliau melanjutkan tradisi klasik yang dimiliki Pesantren Tebuireng sejak awal berdirinya. Yaitu mengaji kitab Bukhari Muslim selama bulan Ramdan. Di samping itu, beliau juga sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Abu Hurairah Perak Jombang, sebuah lembaga pendidikan yang memperhatikan keberadaan anak yatim.

KH. Habib Ahmad, namanya. Beliau berasal dari Dusun Juwet Desa Glagahan Kecamatan Perak, Jombang. Nyantri kepada Kiai Idris Kamali di Pesantren Tebuireng. Beliau lakukan dengan bersepeda selama berpuluh-puluh tahun. Bahkan ketika menjadi guru Madrasah Aliyah beliau tetap bersepeda.

Menjadi murid Kiai Idris tidak mudah, tutur beliau suatu ketika. Harus memenuhi syarat yang telah dijadikan patokan oleh Kiai asal Cirebon itu. Diantaranya, wajib berjamaah lima waktu di masjid, tidak boleh bolos mengaji sorogan (murid membaca sedangkan guru mengoreksi), wajib menghapal pelajaran terutama nadzam serta menjalani puasa-puasa sunah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kepada Kiai Idris, beliau mengaji berbagai disiplin keilmuan dari referensi kitab kuning. Diantaranya dalam bidang Nahwu, Alfiyah Ibnu Malik dan syarahnya, bidang tafsir yaitu Jalalain dan al-Khazin, Hadits meliputi 6 kitab hadits mu’tabaroh (Bukhari, Muslim, Abi Dawud, Nasai, Ibnu Majah dan Tirmidzi), serta banyak lagi.

Semua yang beliau kaji berhasil khatam dibawah asuhan Kiai Idris. Maka tidak heran, beliau memiliki sanad-sanad kitab secara lengkap sampai pada pengarangnya.  Di Tebuireng, beliau juga berguru kepada Kiai Syansuri Badawi. Bedanya dengan Kiai Idris, sistem pengajaran Kiai Syansuri ialah bandongan yaitu guru menerangkan murid mendengarkan. Meski cukup mudah dan diikuti oleh banyak santri, beliau istiqamah mengaji berbagai kitab sampai khatam. Termasuk Bukhari Muslim.

Ketika para kiai sepuh di Pesantren Tebuireng wafat, KH. Yusuf Hasyim meminta Kiai Habib untuk meneruskan pengajian Bukhari Muslim di Serambi Masjid Tebuireng. Maka mulai saat itulah pengajian yang telah ada sejak zaman Hadratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari berlanjut.

Di tahun 2013, kondisi kesehatan beliau mulai melemah. Meski demikian beliau enggan untuk meninggalkan tradisi klasik itu. Beliau tetap mengaji kitab Bukhari Muslim di serambi Masjid Pesantren Tebuireng dalam keadaan berbaring. Semoga Allah SWT memberinya kesehatan, panjang umur sehingga tetap dapat bermanfaat kepada para santri dan masyarakat sekitar.

Mengasuh Anak Yatim

Mungkin banyak yang belum tahu tentang Pondok Pesantren Abu Huroiroh? Ia terletak di wilayah Jombang barat berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk. Jaraknya sekitar 15 km dari pusat kota. Tepatnya berada di Dusun Juwet Desa Glagahan Kecamatan Perak Kab. Jombang,

Inilah pesantren atau panti asuhan anak yatim yang diasuh oleh KH. Habib Ahmad. Berdiri sejak tahun 2000 jumlah pertama sekitar 30-sampai 35 anak. Bermula ketika ada salah seorang saudara beliau di Sumatera ditinggal kedua orang tuanya meninggalkan anak 4, masih kecil bahkan masih balita, dan keempat anak itu diserahkan kepada beliau.

Mendengar itu beliau sangat gembira, lalu 4 anak tersebut diurusnya dengan sebaik-baiknya. Kabar ini didengar oleh masyarakat sekitar rumah beliau, lalu banyak juga tetangga-tetangga beliau menitipkan anak mereka kepada beliau. Mereka diasuhnya seperti anak beliau sendiri. Setiap pagi hari dibangunkan, dimandikan, kalau butuh air hangat dicarikan air hangat, makan ya disuapi. Kalau sakit juga diperiksakan, diberikan obat yang bagus walaupun menghabiskan biaya yang banyak.

Tak hanya itu, Kiai Habib juga mengajar mereka mengaji. Kini sudah ada yang sekolah di SMA, ada yang sudah mengajar, bahkan juga ada yang sudah berkeluarga. Jadi mereka itu bukan anak asuh, tetapi sudah dianggapnya seperti anaknya sendiri.  

Tentang nama “Abu Huroiroh” beliau terinpirasi oleh sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling banyak meriwayatkan hadits dan tokoh ini pula yang menjadi idola beliau, yaitu Abu Huroiroh. Diberi nama demikian berharap mendapat keberkahan.

Diantara pesan Kiai Habib ialah “Dalam Al-Quran banyak sekali ayat-ayat yang menerangkan anak yatim, bahkan mengancam bagi yang menyakitinya. Untuk mengurangi beban anak yatim yang tidak memiliki orangtua, Allah menganjurkan kepada orang yang mampu untuk peduli kepada anak yatim, agar bisa sejajar dengan anak-anak yang lain, dalam hal ekonomi, pendidikan, kesehatan dan semuanya.”

Demikian sedikit profil dari guru kita, KH. Habib Ahmad, semoga menginsiprasi kita semua.

(Ditulis pada tahun 2014)

*Alumni Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.