KH. Hasyim Asy’ari merupakan salah satu ulama besar yang sangat disegani dan dihormati dalam sejarah Indonesia ini. Beliau tidak hanya dikenal sebagai pemimpin spiritual, bahkan beliau juga sebagai plopor pendidik yang memiliki wawasan luar terhadap dunia kependidikan.
Sebagai seorang pendidik, KH. Hasyim Asy’ari pun terkenal sangat produktif dalam dunia kepenulisan, dengan berbagai karya-karyanya yang mencakup berbagai subjek, memberikan kontribusi penting dalam literatul islam dan pendidikan. Ajaranya telah memberikan banyak inspirasi pada berbagai generasi, khususunya dalam konteks pendidikan dan pembinaan karakter.
Dengan berbagai karyanya yang sangat luas dan beragam ini tidak hanya menunjukan bahwa keilmuan beliau sangat mendalam, tetapi juga sikap komitmennya dalam menyebarkan pengetahuan dan nilai-nilai etis itu sendiri melalui dunia pendidikan.
Dalam kitab legendaris beliau “adabul alim wal muta’alim”, Kiai Hasyim menyajikan panduan mendalam tentang etika murid dan guru dalam dunia pendidikan, yang di bagi dalam beberapa bab agar mudah dipahami. Dalam kitab ini pun tidak hanya membahas tata cara dan prilaku dalam proses belajar dan mengajar, tetapi juga menekankan pada pentingnya akhlak dalam dunia pendidikan.
Salah satu bab yang ada di kitab tersebut, berisi sebuah bab yang secara khusus membahas tentang akhlak pribadi seorang pendidik, yaitu seorang guru. Seorang guru yang akan menjadi contoh menjadi pedoman, menjadi sebuah gambaran yang akan ditiru oleh peserta didik yang akan diajarnya. Beberapa akhlak pribadi yang esensial bagi seorang guru, sebagai berikut:
Baca Juga:
7 Nasihat Mbah Hasyim tentang Adab Guru kepada Murid-muridnya (Bagian 1)
7 Nasihat Mbah Hasyim tentang Adab Guru kepada Murid-muridnya (Bagian 2)
- Selalu merasa diawasi oleh Allah, meskipun sedang dihadapan orang lain atau bahkan sedang dalam keadaan sendiri
- Memiliki wara’ (menjaga diri dari hal-hal yang meragukan)
- Menunjukkan tawadhu (rendah hati)
- Khusyuk dalam ibadah kepada Allah
- Tidak menjadikan ilmu sebagai alat untuk mencapai tujuan duniawi
- Berperilaku zuhud dan hidup sesuai standard qana’ah, cukup untuk diri sendiri maupun keluarga
- Menjaga keistiqamahan dalam menjalankan syiar syiar islam
- Melestarikan sunnah, membasmi bid’ah, dan memperhatikan masalah agama serta urusan umat
- Menghiasai perbuatan dan pekerjaan dengan sunnah, seprti alquran dan dzikir
- Terus meningkatkan ilmu dan beribadah dengan sungguh sungguh
Dalam konteks saat ini, ajaran kh hasyim asyri tentang akhlak guru memiliki banyak relevansi yang sangat mendalam. Di era digital dan infomrasi yang serba cepat ini, tantangan yang dihadapi oleh guru memang semakin kompleks.
Namun, esensi dari ajaran tersebut tetep fundamental, artinya seorang guru harus memiliki integritas, keikhlasan, dan dedikasi yang tinggi dalam mendidik peserta didik. Karena akhlak seperti ketenangan, tawadhi, dan khusyuk menjadi peran penting di tengan gempuran informasi dan distruksi yang semakin membara.
Guru harus menjadi contoh yang baik bagi siswanya, tidak hanya dalam hal penegtahuan, tetapi juga dalam prilaku dan akhlak. Hal ini menjadi semakin penting di era media sosial, di mana setiap tindakan dan ucapan guru dapat dengan mudah etrsebar dan dilihat oleh banyak oranh.
Dalam konteks era digital ini, penting bagi guru untuk cermat dan cerdas dalam bermedia sosial. mereka harus menyadari bahwa apa yang mereka bagikan dan komentasi di platform media sosial dapat mempengaruhi bagaimana mereka dilihat oleh siswa, orang tua dan bahkan masyarakat luas
Oleh akrena itu guru harus pandai menggunakan media sosial sebagai sarana untuk memperkuat pesan positif dan edukatif, serta menjauhi konten yang kontroversial atau yang dapat merusak repuatsi professional mereka. media sosial harus dilihat sebagai alat untuk memeperkuat posisi guru sebagai pendidik dan pembimbing, bukan sebaliknya.
Ini adalah saatnya bagi para guru untuk kembali kepada akar akar pendidikan yang sejati, yaitu pembentukan karakter dan keilmuan yang berlandaskan nilai-nilai luhur. Nilai nilai yang diajarkan oleh kh hasyim asyari, meskipun berasal dari zaman yang berbeda, tetap relevan dengan relitas jaman sekarang.
Semoga kita para pendidik bisa terus mengevaulasi diri dan memastikan bahwa nilai nilai luhur yang diajarkan oleh kh hasyim asyari tetap berkembang dan tumbuh hinggai sampai nanti.
Penulis: Wan Nurlaila Putri