Rektor Unhasy KH. Salahuddin Wahid dan KH. Abdul Hakim Mahfudz foto bersama para pimpinan baru Fakultas Agama Islam yang diresmikan pada Sabtu (14/10/2017).

Tebuireng.online— Mengikuti peraturan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Dikti), untuk mengikuti akreditasi BAN-PT harus melakukan peleburan fakultas-fakultas serumpun yang ada. Hal itu yang mendasari Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) meleburkan tiga fakultasnya, yaitu Dakwah, Syariah, dan Tarbiyah, menjadi satu, yaitu Fakultas Agama Islam. Peresmian fakultas baru itu dilaksanakan pada Sabtu (14/10/2017), di ruang rapat dosen kampus tersebut.

Rektor Unhasy, Dr (HC) Ir KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah mengamini adanya peleburan tersebut sebagai bagian dari ketentuan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan akreditasi BAN-PT atas rekomendasi dari Kemenristek Dikti.

“Itu ketentuan yang berikan oleh Kementrian Dikti jadi kalau kita mau melakukan akreditasi harus melebur, kalau ndak, ndak akan dilayani. Itu bukan kemauan kami itu ketentuan yang sudah diberikan Dikti,” ungkap Pengasuh Pesantren Tebuireng itu, ketika diwawancarai wartawan Tebuireng Online di Dalem Kasepuhan Tebuireng pada Ahad (15/10/2017).

Gus Sholah menjelaskan, keuntungan yang bisa didapat dari peleburan tersebut bisa segera mendapatkan aktreditasi. Beliau berharap setelah peleburan dan nantinya sudah terakreditasi dapat meningkatkan prestasi. “Kita ingin dosen-dosen di Fakultas Agama Islam lebih giat dibanding waktu-waktu yang lalu, karena dibanding dosen-dosen Fakultas Umum, dosen agama itu kurang disiplin kurang semangat kurang rajin,” pesan beliau.

Gus Sholah juga menjelaskan bahwa dampak positif dari peleburan ini, sudah jelas akan dirasakan oleh mahasiswa. “Kalau kita tidak (melakukan) penggabungan, tidak diakreditasi, (jadi) tidak bisa melakukan kegiatan-kegiatan kurikulum seperti biasanya,” ungkap suami Nyai Hj. Farida itu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pada peresmian tersebut, Unhasy juga sekaligus melantik Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Agama Islam. Dekan yang terpilih ialah Drs. A. Faruq, M.Ag., dengan Wakil Dekan baru, Jasminto, M.Pd.I.

Ditemui wartawan Tebuireng Online di ruang kerjanya, yaitu Drs. A. Faruq, M.Ag., menjelaskan, latar belakang peleburan ini ialah peraturan Dikti yang menyebutkan, satu lembaga tidak boleh menaungi dua lembaga. Dalam hal ini, lanjutnya, Yayasan Unhasy menaungi dua lembaga, yakni Ikaha (di bawah Diktis) dan Unhasy (di bawah Dikti).

“Fakultas yang masih serumpun harus dijadikan satu, mau tidak mau itu sudah aturan yang diberikan untuk mendapatkan akreditasi. Tidak ada pengaruh apapun dari peleburan tiga fakultas, gelar pun masih sama,” ungkap mantan Kaprodi Hukum Keluarga Islam itu pada Senin (16/10/2017).

Katanya, Kementerian Agama melalui Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) merekomendasikan Unhasy untuk pindah ke Dikti, tetapi dengan catatan harus mengikuti aturan yang berlaku dalam tubuh Dikti.

Ia juga menjelaskan, peleburan tidak banyak merubah hal-hal yang substansial, seperti prodi, gelar, dan mata kuliah, karena pada dasarnya yang berubah hanya ditingkat fakultas, sedangkan jurusan atau prodi akan berjalan seperti biasanya. Mengenai beberapa anggapan soal nasib BEM tiga fakultas yang mengalami peleburan, menurutnya mau tidak mau memang harus ikut dileburkan.

Ndak apa-apa BEM itu jadi satu (BEM Universitas), tetapi untuk HMJ atau Hima Prodi itu tidak (ikut dilebukan). Ada HMJ PAI, HMJ HK, tetap hanya saja tingkat ke atas-atasnya hingga BEM, harus mengikuti aturan standar dari pada Kementerian Riset dan Dikti,” jelasnya lebih lanjut.

Dengan peleburan ini, ia berharap, basis-basis kekuatan Unhasy bisa lebih dibina secara berkelanjutan, seperti kekuatan internal yang menjadi standar umum. “Syukur-syukur, kalau bisa ya ditingkatkan, kalau ndak bisa ditingkatkan ya tetap dengan standar itu. Untuk staf-staf tata usaha dan staf-staf lainnya dapat mengikuti dinamika yang berkembang perguruan tinggi, khususnya di Unhasy ini,” pungkasnya.


Pewarta:  Masnun/Nazha/Ana

Editor:      Rara Zarary

Publisher: M. Abror Rosyidin