
Tebuireng.online— Mudir Mahad Aly Hasyim Asy’ari, Dr. Anang Firdaus sambut hangat kehadiran kunjungan santri dan pengurus Pondok Pesantren Hidayatul Mustofa Bengkulu yang melakukan kunjungan ke Pesantren Tebuireng.
Kunjungan yang diikuti oleh 31 orang dari Pesantren Hidayatul Mustofa terlaksana pada hari Rabu 25 Desember 2024, pukul 19.30 Wib. Dalam acara tersebut, hadir Mudir Pembinaan Pondok, Haji Lukman yang memberikan sambutan serta Dr. Anang Firdaus yang memberikan nasihat dan motivasi untuk para rombongan.
Dalam kesempatan itu, Dr. Anang Firdaus, yang juga merupakan Direktur Media Tebuireng, menyampaikan cerita mengenai cita-cita pendiri Pesantren Tebuireng, K.H. Hasyim Asy’ari. Beliau mengenang bahwa salah satu impian besar K.H. Hasyim adalah memiliki santri yang mampu mendirikan pesantren-pesantren baru sebagai bentuk keberlanjutan ilmu dan pahala.
“Teringat salah satu cita-cita Kiai Hasyim yaitu punya santri yang bisa mendirikan pesantren, itu akan sangat membanggakan, bukan dari taktis, tapi dari mengalirnya pahala,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dr. Anang bercerita tentang semangat K.H. Hasyim yang begitu kuat untuk mewujudkan impian tersebut. Bahkan, K.H. Hasyim sampai menyuruh santrinya untuk segera “boyong” atau pulang dan mendirikan pesantren di tempat asalnya. Hal ini menjadi bukti kuat bahwa pesantren bukan hanya sekedar tempat menuntut ilmu, tetapi juga untuk melahirkan generasi penerus yang membawa keberkahan dan manfaat bagi umat.
Baca Juga: Pesantren Hidayatul Musthofa Lakukan Studi Banding ke Pesantren Tebuireng
Dalam kesempatan tersebut, Dr. Anang juga menjelaskan tentang dua prinsip utama yang ditekankan oleh K.H. Hasyim dalam mendidik santrinya: pertama, keilmuan, dan kedua, ketulusan.
“Keilmuan, jika belum ada stnk (sertifikat) yang mumpuni, kita akan cetak. Kalau ketulusan, baik adab murid terhadap guru, di dalam kitab Adabul Muta’allim itu disuruh mensucikan hati. Jadi jangan sampai salah niat. Belajar bukan karena Allah, hasilnya juga bukan karena Allah,” jelasnya.
Tak hanya itu, Dr. Anang juga memberikan doa dan harapan kepada pengasuh Pesantren Hidayatul Mustofa, “Apa yang sudah njenengan kerjakan di Bengkulu, semoga sudah menjadi harapan Yai Hasyim, Insya Allah Pesantren Hidayatul Mustofa jika mau tabarukan ke Yai Hasyim, pasti akan terus mengalir barokah.”
Beliau juga menceritakan tentang awal mula Pesantren Tebuireng yang pada dua tahun pertama hanya memiliki 28 santri. K.H. Hasyim pernah berkata kepada Karim Hasyim, “Saya tuh nggak patek en (red. ngurus) lah jika nggak ditulis oleh sejarah, tetapi yang diinginkan itu bukan prosesnya, tapi buah hasil perjuangan saya itu yang harus bisa dilihat oleh generasi selanjutnya.”
Mengakhiri nasehatnya, Dr. Anang memberikan pesan kepada pengasuh Pesantren Hidayatul Mustofa untuk selalu meluruskan niat dan terus mengembangkan pesantren tersebut. “Kemuliaan tidak pernah digapai kecuali dengan usaha yang berdarah-darah, sehingga jika panjenengan ini di tahun pertama, kedua, ketiga sudah berdarah-darah, maka Insya Allah ke depannya akan dipermudah oleh Allah. Tidak ada ceritanya orang alim itu enak-enak dalam menuntut ilmu,” pesan beliau.

Dr. Anang juga berbagi cerita mengenai buyutnya yang berjalan kaki dari Magelang menuju Tebuireng tanpa membawa apapun. “Buyut saya itu orang Magelang, dulunya beliau berjalan ke Tebuireng tanpa membawa apapun, terus sama Yai Hasyim diarahkan ke keras, dan dilanjutkan oleh mbah saya, terus bapak saya, dan sekarang saya,” ungkapnya.
Di akhir penjelasannya, Dr. Anang memberikan satu tips untuk meraih keberkahan hidup. “Keberkahan hidup itu tidak jauh dari seberapa besar hikmah kita terhadap ulama, hikmah kepada ilmu, dan pesantren. Insya Allah kita bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat, shodaqoh jariyah, dan anak yang sholeh,” pungkasnya.
Kunjungan ini menjadi momen penting dalam mempererat hubungan antar pesantren serta memperkuat semangat untuk terus berjuang dalam menuntut ilmu dan mengembangkan pendidikan pesantren. Semoga pesantren Hidayatul Mustofa Bengkulu dapat terus berkembang dan membawa manfaat bagi umat, sebagaimana yang diharapkan oleh K.H. Hasyim Asy’ari.
Pewarta: Albii