BERSELIMUT QANA’AH IMAM SYAFI’I

Kendati, khalayak lebih mengenal Imam Syafi’i sebagai sosok ahli usul fiqh dan fiqh. Namun sejatinya, sebagaimana penyaksian Ahmad ibn Hambal, Muhammad ibn Abdillah ibn Hakam, Harun ibn Saad al-Aily, Ahmad ibn Abi Surraj ak-Razi, Abdul Malik ibn Husyam al-Nahwy, Abu Utsman al-Muzainy, bnu Rawaih dan Yahya ibn Mu’in.

Imam Syafi’i merupakan sosok generalis, menguasai teologi, tasawuf, sastra, penyair dan sekaligus pelaku tasawuf. Nah, untuk yang terakhir inilah kalau dilacak, perilaku sufistik Yai Ka’ bertemu dengan Imam Syafi’i. Artinya, Yai Ka’ tak sekedar berujuk Imam Syafi’i dalam hal usul fiqh dan fiqh, namun menggemari syair sayair dan keteladanan bertasawufnya. Laku Yai Ka’ berselimut tebal sikap qana’ah sebagaimana yang didemontrasikan tokoh pendiri madzhab Syafi’iyah. Simaklah, kutipan syair Imam Syafi’i yang bersenandung perkara qana’ah :

Jika kau qana’ah dan berhati mulia
Kau kan sama dengan saja di dunia
Dengan tajamnya qana’ah ku hamparkan
Pada mereka kusingkirkan harapan
Kubunuh rakus hingga badan berrehat
Sebab tamak manusia kan melarat
Qna’ah kubangkitkan walau sekarat
Pengaruhnya akan menjaga marbat
(Dr Ismil Badi’ Ya’qub, “Syu’arauna Diwan al-Imam Ass-Syafi’i)

Yai Ka’ berselimut qana’ah Imam Syafi’i. Ini tak terpungkiri, lewat snapshot kehidupan sehari-hari yang kita menyaksikannya sendiri. Sikap dan pola kehidupan yang sangat langka, bahkan seringkali dengan kasat mata menumbuk justru ketamakan mellilit banyak orang di mana mana. Perihnya, bukan orang yang tak mengerti yang berbalut ketamakan, malahan yang sudah berlimpah ruah bergelimang materi yang berhkota tamak. Jangan jangan, qana’ah yang begitu sempurna dicontohkan Yai Ka’, termasuk lamat lamat mulai tak disuarakan dan last but not least ditanggalkan oleh santri santri Ya Ka’. Lantaran gempuran materialisme, hedonisme dan pragmatisme yang mengepung kehidupan ini. Mulai pagi hingga ke pagi-nya stasiun tv tiada jeda menyuguhkan kuliner ketamakan dan mengusir qana’ah. Naudzu billah min dzalik.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

(Catatan:  H. Cholidy Ibhar santri Tebuireng angkatan 1970-1980. Kini menjadi Dosen di IAINU dan Direktur Local Govermen Reseach dan Consulting, tinggal di Kebumen Jawa Tengah)