Para Guru mengikuti Ngaji Aswaja yang diselenggarakan oleh Aswaja Center Tebuireng. (foto: rafiqah)

Tebuireng.online– Aswaja Center Tebuireng gelar “Ngaji Aswaja” untuk Dewan Guru di bawah naungan Yayasan Hasyim Asy’ari Tebuireng. Kegiatan ini berlangsung sejak tanggal 3-6 April 2023 yang dilaksanakan di masing-masing unit. 

Gus Muhammad Variz Mirza menjadi salah satu pemateri dalam kegiatan tersebut yang diikuti oleh guru-guru tingkat SLTP; MTs Salafiyah Syafi’iyah sejumlah 61 guru, sedangkan 54 guru dari SMP A. Wahid Hasyim. Ada tiga materi yang disampaikan oleh Gus Mirza, salah satunya ialah tentang “Kirim Doa untuk Mayit” yang disampaikan pada Selasa (4/4/23).

Menukil ungkapan Syaikh Nawawi, Gus Mirza menyampaikan mengenai hukum mengirim doa untuk orang yang sudah meninggal baik hari pertama, ketiga, ketujuh, ke empat puluh, ke seratus, setahun, dan haul-haul seterusnya secara syariat dianjurkan. Karna jika tidak, maka tidak ada doa yang mengalir kepada mayit. 

Dalam forum Ngaji Aswaja itu, Gus Mirza mengungkap paling tidak ada dua hal yang tetap sampai ke mayyit, yang pertama sebab amal dia di dunia. Contoh: nderek waqaf di masjid, punya putra putri dan anak didik yang berilmu dan lain sebagainya. Yang kedua, sebab amalnya orang yang masih hidup kepada mayit. Seperti membaca istighfar, Yasin, dan lain-lain. 

Beliau menjelaskan sebagaimana hadits riwayat Muslim:

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Ada 3 perkara yang tetap ditransfer pahalanya kepada mayit; yang pertama,  shodaqoh jariyah, yang kedua, ilmu bermanfaat yaitu apa yang disampaikan ke murid bisa disampaikan ke orang lain, yang ketiga, putra yang sholeh yang mendoakan kita. Maka dari itu penting bagi kita ajarkan putra-putri kita berdoa untuk melanjutkan sujud kita, dan melanjutkan doa-doa kita. 

“Maka penting bagi kita mendidik dan mengajarkan putra putri kita berdoa, sebab mereka yang akan mendoakan kita kelak,” ungkapnya. 

Walaupun ada perbedaan pendapat di antara para ulama tentang hal tersebut, namun mayoritas jumhur ulama sepakat. Maka sudah tidak diragukan lagi bahwa doanya orang-orang yang masih hidup itu sampai kepada orang meninggal. Jadi tidak ada alasan lagi untuk kita tidak mendoakan. 

Selain itu, Gus Mirza juga menyampaikan bahwa ganjaran bagi seseorang itu tidak dibagi-bagi. Dalam hal ini, beliau memberi contoh tentang sedekah kepada orang lain dengan niat untuk keluarga atau kerabat yang sudah meninggal. Maka dianjurkan untuk menyebut sebanyak-banyaknya, sebab pahalanya akan tetap sampai dan masing-masing ganjarannya sama. 

Pewarta: Rafiqatul Anisah