tebuireng.online–Sebagai cikal bakal dicetuskannya Resolusi Jihad 22 Oktober 2014, Pesantren Tebuireng menjadi tempat dibukanya napak tilas resolusi Jihad 2014 tadi pagi (30/11) setelah tahun lalu juga menjadi tuan rumah pembukaan acara yang sama, di halaman utama Pesantren Tebuireng.
Acara hasil kerja sama antara Banser, GP Anshor, Museum Nu, pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Jombang serta Pesantren Tebuireng, ini dihadiri oleh Wakil Bupati Jombang, Munjidah Wabah, Pengasuh PP Tebuireng, Dr(Hc). KH. Salahuddin Wahid, Ketua Museum NU, petinggi PC NU, GP Anshor dan Banser.
Selain itu juga diikuti oleh sekitar 300 peserta dari berbagai organisasi masyarakat, misal Pandjalu (Paguyuban Sepeda Jaman Dulu) Pucang Simo, Prajurit banser dan elemen masyarakat yang lain. Kirab ini akan mengambil rute yang lebih pendek dari tahun lalu yang di Tugu Pahlawan Surabaya, sedangkan kali ini hanya sampai di Trowulan Mojokerto. Rute yang akan dilalui adalah Tebuireng-Tambak Beras-Trowulan.
Sebelum membuka secara resmi napak tilas ini, Gus Sholah memberikan sambutan di depan para peserta dan para tamu undangan. Dalam sambutannya Gus Sholah menghimbau untuk mengambil resolusi jihad melalui menulis itu. “Sudah ada tulisan tentang itu, tapi kurang sistematis”, ungkap mantan aktivis HAM tersebut. Beliau juga menyinggung masalah pemberitaan media tentang keterlibatan banser dalam peristiwa “65” yang menyudutkan Banser dan GP Anshor. Untuk itu Gus Sholah meminta kepada semua pihak untuk menulis agar tidak ada penyelewengan sejarah oleh pihak-pihak tertentu.
Selain itu Gus Sholah berterima kasih atas penyematan gelar kepahlawanan kepada KH Wahab Chasbulloh dan berharap penyematan itu juga diberikan kepada Ulama-ulama lain seperti KH Bisri Sansuri , KH Ahmad Shiddiq, KH As’ad Syamsul Arifin dan lain-lainnya.
Peserta diberangkatkan sekitar pukul 08.15 WIB dari Gerbang Utama PP Tebuireng diiringi oleh group Drumb Band SMA Abdul Wahid Hasyim dan akan finish di Trowulan Mojokerto. (abror)
