tebuireng.online–“Kita Ambil Api Sejarah, Bukan Abunya”, itu adalah cuplikan kalimat yang diutarakan seorang Penyair Nasional asal Sumenep, D. Zawawi Imron di depan ribuan santri Tebuireng di Masjid Jami’ Tebuireng kemaren malam(29/11) dalam acara pengajian resolusi jihad.
Zawawi memberikan semangat kepada para santri agar belajar dari sejarah. tapi menurutnya yang harus diambil adalah Api atau semangat meneruskan sejarah, bukan mengambil debunya sebagai cerita dan kebanggaan saja. “Baik mana abu dengan apinya?”, tanya Zawawi kepada para santri. Serentak santri menjawab “Api” dengan semangatnya. Zawawi Sukses memantikkan semangat para santri malam itu.
Zawawi juga menceritakan betapa kejamnya para penjajah menginjak-injak bangsa Indonesia. Belanda dengan Rodi dan Jepang dengan Romushanya. Para bangsawan, rakyat, petani, raja-raja, agamawan turut serta dalam melawan penjajahan tersebut. “Dalam perjuangan tersebut, selalu melibatkan kaum santri, misalkan saja pangeran diponegoro yang melibatkan Kyai Mojo sebagai penasihatnya bersama kyai-kyai lain dibantu santri-santri mereka di Jawa begitu juga Imam Bonjol di Sumatera”, ceritanya.
Selain itu Penyair ternama asal Madura tersebut juga menerangkan bahwa Agama islam menolak penjajahan, kesewenang-wenangan, dan cinta keadilan, yang menjadi substansi dari perjuangan pesantren. Sebelum menutup ceramah D. Zawawi Imron berpesan kepada santri untuk berakhlak baik dan berkata-kata indah. terakhir bersama dengan 2700 santri Tebuireng membaca shalawat.(abror)