ilustrasi nabi musa sakit gigi

Sakit merupakan hal yang pasti dirasakan oleh setiap manusia. Jika dilihat dari sisi negatif penyakit sangat merugikan bagi penderitanaya, karenanya makan menjadi tidak enak dan tidur tidak bisa tenang. Apabila dilihat dari segi positif, penyakit sangat bermanfaat bagi penderitanya, perantara penyakit tersebut Allah menunjukkan rasa cinta-Nya kepada hamba-Nya.

Dalam hadis disebutkan bahwa orang yang sakit akan mendapatkan pahala sama dengan orang yang sehat jika ia mau memperbanyak ibadah kepada Allah.

حَدَّثَنَا مَطَرُ بْنُ الْفَضْلِ ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ ، حَدَّثَنَا الْعَوَّامُ ، حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ أَبُو إِسْمَاعِيلَ السَّكْسَكِيُّ ، قَالَ : سَمِعْتُ أَبَا بُرْدَةَ، وَاصْطَحَبَ هُوَ وَيَزِيدُ بْنُ أَبِي كَبْشَةَ فِي سَفَرٍ، فَكَانَ يَزِيدُ يَصُومُ فِي السَّفَرِ، فَقَالَ لَهُ أَبُو بُرْدَةَ : سَمِعْتُ أَبَا مُوسَى مِرَارًا يَقُولُ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :  إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

Artinya: “Jika seorang hamba sakit atau dalam perjalanan, Allah menulis baginya pahala seperti halnya dia beramal dalam keadaan tinggal menetap dan dalam keadaan sehat.”[1]

Salah satu penyakit yang membuat penderitanya susah tidur adalah sakit gigi. Sakit gigi sangatlah merepotkan bagi penderitanya. Selain menyusahkan makan dan minum, sakit gigi juga bisa membuat bad mood. Seseorang yang sakit gigi jika mendengarkan suara ramai disekitarnya secara tidak langsung akan emosi dan marah-marah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Orang yang menderita sakit gigi tidak bisa di ganggu, karena ia sangat sensitif. Terkait ini, Syaikh Nawawi al-Bantani dalam kitab Nurudz Dzolam menceritakan kisah menarik ketika Nabi Musa sedang mengalami sakit gigi.

Suatu hari, kondisi Nabi Musa sedang tidak baik-baik saja. Beliau mengalami sakit gigi yang membuat hari-harinya berbeda dengan hari sebelumnya. Karena sudah tidak tahan dengan rasa sakit tersebut, akhirnya Nabi Musa mengeluh dan berdoa kepada Allah. Beliau mengeluhkan sakit giginya yang sudah menyerang beberapa hari terakhir dan tidak kunjung sembuh dan berdoa agar Allah menyembuhkan penyakitnya.

Mendengar keluhan dan doa Nabi Musa tersebut, akhirnya Allah memberikan solusi kepada Nabi Musa. Allah memerintahkannya untuk mengambil beberapa rumput di tanah lapang kemudian meletakkan rumput tersebut di bagian gigi yang sedang terasa sakit.

Setelah mendapatkan petunjuk dari Allah, tanpa berpikir panjang nabi Musa melaksanakan apa yang diperintahkan Allah. Nabi Musa mengambil beberapa rumput di tanah lapang dan meletakkannya di bagian gigi yang sedang sakit. Seketika rasa sakit langsung hilang wasilah tanaman rumput tersebut.

Beberapa waktu kemudian, sakit gigi yang pernah dialami Nabi Musa kembali kambuh. Jika sebelumnya beliau mengeluh dan berdoa kepada Allah, kali ini beliau langsung mengambil rumput dan meletakkannya di bagian gigi yang sakit. Nabi Musa melakukan hal ini lagi karena ia yakin bahwa rumput ini bisa menyembuhkan penyakitnya sebagaimana hal yang terjadi sebelumnya.

Namun, setelah melakukan hal yang sama, rasa sakit yang beliau alami bukannya sembuh akan tetapi semakin menjadi. Akhirnya nabi Musa mengadukan hal ini dan berdoa kepada Allah. “Ya Allah bukankan kemaren Engkau yang menunjukkanku dan memerintahkanku untuk menggunakan tanaman rumput ini sebagai penawar sakit gigi?

Allah Berfirman:”Wahai Musa! Aku adalah Dzat yang memberikan kesembuhan, Dzat yang memberikan Kesehatan, Dzat yang memberikan bahaya, dan Dzan yang memberikan manfaat. Pada saat sakit gigi yang pertama, engkau datang dan meminta kesembuhan kepada-Ku. Dan sekarang engkau sakit kali kedua, engkau datang kepada tanaman rumput dan percaya bahwasannya tanaman rumput yang bisa menyembuhkan penyakitmu”.

Dari kisah di atas, kita bisa belajar tentang ke-Esaan Allah. Allah juga memiliki sifat jaiz yaitu Allah bisa melakukan apapun sesuai kehendak-Nya. Allah bisa memberikan penyakit kepada siapapun, Allah bisa menyembuhkan siapapun, Allah bisa mengangkat derajat siapapun, dan Allah bisa menurunkan derajat siapapun. Semua bisa Allah lakukan sesuai dengan kehendak-Nya.

Ketika seorang muslim sakit ia harus berdoa dan meminta kesehatan kepada Allah. Selain itu, ia juga harus ikhtiar lahir yaitu dengan berobat. Perlu di ingat, obat hanyalah wasilah untuk kesembuhan penyakit, yang bisa memberi kesembuhan terhadap penyakit hanyalah Allah.

Baca Juga: Kisah Nabi Musa Sakit Gigi dan Bukti Keesaan Tuhan


[1] HR. Imam Bukhori, 2996


Ditulis oleh Almara Sukma, alumnus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari