Oleh: Luluatul Mabruroh*
بدأ الإسلام غريبا وسيكون غريبا، فطوبي للغرباء
Islam itu asing (sewaktu pertama kali datang) dan akan kembali asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing.
(HR. Muslim)
Hadits tersebut tampak sering terdengar sejak Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bib Baz, seorang ulama kontemporer ahli hadits, aqidah dan fiqih- memberikan fatwa di depan para jama’ah. Begitu pula dengan nasyid yang seringkali dilagukan oleh para pemuda yang berjudul ghuroba’ meski tanpa tahu dan mengerti apa maksud dibalik lagu nasyid yang bermula dari hadits Nabi tersebut.
Ghuroba’ adalah jama’ dari kata Gharib yang berarti aneh ataupun asing. Hadirnya Islam sebagai risalah baru yang dibawa oleh Rasulullah menjalarkan gelombang kejut ke seantero Arabia dengan segala keasingan dan keanehan ajarannya. Sejak dulu, Arabia tidak pernah merasa terganggu ataupun terancam dengan kehadiran sebuah agama baru yang notabenenya dijadikan bisnis agama dengan membangun berbagai macam patung di sekitar ka’bah, dengan begitu orang-orang dari segala suku di Arab mendapatkan keuntungan dari kunjungan masyarakat yang datang dari berbagai negeri setiap tahunnya.
Sejak saat itu, orang kafir Quraisy merasa bahwa kehadiran Islam dengan ajaran asingnya merupakan ancaman bagi kejayaan bisnis agama mereka dan seluruh penduduk arab. Itu hanya satu diantara banyak alasan mengapa Islam hadir di tengah berbagai kecamuk peperangan di tanah arab dan menjadi cahaya bagi kemunduran di negeri barat.
Begitu pula, suatu saat Islam akan kembali menjadi agama yang asing, agama yang bahkan penganutnya pun tidak memahami hakikat agama Islam yang sebenarnya kecuali hanya bertahan di selembar identitas pada kartu nama. Islam tidak dijadikan sebagai implementasi menjalani kehidupan, sehingga akar identitas yang seharusnya memperbaiki tatanan kehidupan mausia menjadi tidak berfungsi. Oleh sebab itu, di akhir zaman, hanya sedikit diantara orang-orang bahkan meski mereka Muslim untuk memahami inti ajaran Islam secara utuh kecuali hanya segelintir saja.
Kemudian Nabi SAW menjelaskan dalam sabdanya yang lain mengenai siapa Ghuroba yang sebenarnya:
فطويي للغرباء الذين يصلحون إذا فسد الناس
“Beruntunglah orang-orang yang asing, yaitu orang-orang yang melakukan perbaikan ketika orang lain berbuat kerusakan.”`
Dalam hadits tersebut Rasulullah menyampaikan bahwa orang asing yang dimaksud adalah orang-orang yang mau tetap mengamalkan ajaran Islam dan patuh tunduk terhadap semua perintah Allah serta larangannya disaat dunia tengah carut-marut dengan segala obsesi manusia.
Oleh sebab itu, beruntunglah orang-orang yang memiliki julukan Ghuroba’, yaitu orang-orang asing yang menjadi oase dan harapan umat di tengah gersangnya hati dari iman, di tengah fenomena alam yang sedang mengguncang. Maka beruntunglah bagi orang-orang asing. Maka pembaca, semangat berusaha menjadi orang-orang asing.
*Santri Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang.