ilustrasi menolong orang lain
ilustrasi menolong orang lain

Merupakan sebuah keniscayaan bahwa manusia ditakdirkan tidak bisa hidup sendirian. Setiap satu individu pasti membutuhkan individu yang lain. Karena itu saling membantu sama lain termasuk perbuatan sangat mulia. hal ini langsung diajarkan dan ditekankan oleh Baginda Rasulullah bagaimana ketika masa awal beliau menyebarkan Islam pada masa generasi para sahabat.

Bahkan tolong-menolong antar sesama menjadi anjuran utama yang diulang-ulang dalam al-Quran maupun sunnah. Sebagaimana dalam sebuah hadis riwayat Imam Muslim:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ نَـفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُـرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا ، نَـفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُـرْبَةً مِنْ كُـرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَـى مُـعْسِرٍ ، يَسَّـرَ اللهُ عَلَيْهِ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَمَنْ سَتَـرَ مُسْلِمًـا ، سَتَـرَهُ اللهُ فِـي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، وَاللهُ فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

Artinya: “Dari Abu Hurairah, Nabi Saw bersabda, “Barang siapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Siapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan, maka Allah memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Siapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allah akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (H.R. Muslim)

Manfaat Memberikan Pertolongan kepada Sesama

Ada pesan cukup spesial dari hadis di atas. Apabila kita perhatikan dengan seksama, kita akan memahami bahwa Allah secara langsung melibatkan diriNya seakan-akan berada di sisi orang-orang yang ditimpa kemalangan dan berjanji bahwa Dia siap memberi ganti yang bahkan lebih baik, dalam redaksi hadis tersebut adalah ‘balasan kemudahan di dunia dan akhirat’.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Sebab kita pasti tahu betul bahwa kesusahan dunia tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kesusahan di akhirat yang jauh lebih dahsyat dari apa pun. Hingga dikatakan bahwa setiap makhluk akan gemetar sebab ketakukan, ketika semua telah berkumpul di padang masyhar untuk mempertanggungjawabkan amalnya di dunia yang bahkan para nabi dan rasul pun demikian.

Mereka tidak bisa menolong umat manusia lain, karena dirinya saja merasa belum tentu selamat dari murka Allah, mereka hanya bisa berucap, “Ya Rabb sallim nafsi, Wahai Allah selamatkan diriku.” Kecuali Baginda Rasulullah Saw yang diberikan Allah untuk dapat memberikan pertolongan kepada umatnya.

Namun tentu menerima syafaat dari Rasulullah tidak mudah begitu saja. Untuk mendapatkan itu, di antaranya kita harus membuat Allah dan RasulNya ridha dengan kita.

Apa yang membuat Allah dan Baginda senang, yaitu salah satu di antaranya kita harus berbuat baik kepada umatnya dengan memberi bantuan apabila mereka dalam keadaan susah. Maka tidakkah kita ingin dihilangkan kemalangan kita di akhirat kelak dengan membantu saudara kita yang sedang kesusahan?

Berbicara lebih lanjut tentang hadis di atas, dijelaskan oleh Imam an-Nawawi, bahwa Rasulullah memberikan motivasi yang kuat bagi seseorang untuk memberikan pertolongan kepada saudaranya. Tatkala dia menolong saudaranya, maka Allah akan menolongnya Jika engkau membantu kebutuhan saudaramu, niscaya Allah akan memberikan bantuan kepadamu.

Ini adalah keutamaan yang agung dan balasan yang sangat besar bagi hamba. Dan dijelaskan pula bahwa makna hadis ini bersifat umum. Jika engkau ingin Allah menolongmu, maka hendaknya Engkau menolong saudaramu sesuai kadar kemampuan yang Engkau mampu berikan kepadanya, baik itu dengan harta, kedudukan, ataupun bantuan yang lainnya. (Kitab Arba’īn an-Nawawiyyah)

Dan yang penting tentang hadis ini merupakan motivasi untuk memberi pertolongan kepada sesama muslim. Akan tetapi yang perlu diperhatikan bahwa hal ini terbatas untuk perkara kebaikan dan takwa. Karena Allah berfirman:

وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبرِّ وَالتَّقْوَى

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.” (Q.S. Al-Mā’idah: 2)

Adapun jika memberi pertolongan dalam perbuatan dosa, maka hukumnya haram. Karena Allah berfirman:

وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (Q.S. Al-Mā’idah: 2)

Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda:

أحبُّ الناسِ إلى اللهِ تعالى أنفعُهم للناسِ وأحبُّ الأعمالِ إلى اللهِ عزَّ وجلَّ سرورٌ يُدخلُه على مسلمٍ أو يكشفُ عنه كُربةً أو يقضي عنه دَينًا أو يطردُ عنه جوعًا ولأن أمشيَ مع أخٍ في حاجةٍ أحبُّ إليَّ من أن أعتكفَ في هذا المسجدِ ( يعني مسجدَ المدينةِ ) شهرًا

Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain. Dan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah memberi kegembiraan seorang mukmin, menghilangkan salah satu kesusahannya, membayarkan hutangnya, atau menghilangkan rasa laparnya. Dan aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan.” (H.R. ath-Thabrani)

Tidak ada yang paling beruntung dalam kehidupan manusia selain dicintai oleh Sang Maha Mencintai. KecintaanNya adalah anugerah terbesar, bahkan dibandingkan dengan kenikmatan surga sekalipun. Cinta adalah tanda keridlaah. Bukankah tujuan pokok manusia adalah mencari ridla Allah?

Ternyata demikian besar yang kita dapat dari perbuatan tolong-menolong sesama. Kita melihat ada keselarasan pengaruh antara kesalehan kita secara sosial dengan kecintaan Allah kepada hambaNya. Bahkan Rasulullah secara terang-terangan memandangnya lebih unggul daripada beri’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan.

Sasaran menolong itu sangatlah luas. Ia tak harus selalu berhadapan dengan masalah-masalah besar yang bahkan kita sendiri sukar mengatasinya, seperti perbuatan membantu orang tua atau teman, menyingkirkan sesuatu yang membahayakan di jalan, menghibur dan melapangkan hati orang yang kesusahan dan tertimpa musibah, serta mendoakan kebaikan untuk mereka. Semoga perintah Al-Quran dan sunnah Nabi yang ini dapat kita laksanakan dengan baik.

Baca Juga: Keutamaan Membantu Kesusahan Orang Lain


Ditulis oleh. Syauqi Nailul Kamal, Pegiat Kajian Islam dan Kebangsaan