Salah satu cara perempuan untuk membentuk dunianya dengan komunitas atau menjadi relawan sosial.

Menjadi relawan sosial adalah salah satu langkah yang sering kali dianggap sebagai pilihan untuk membantu sesama. Namun, bagi banyak pemuda, aktivitas ini lebih dari sekadar memberikan waktu atau tenaga untuk orang lain. Relawan sosial bisa menjadi sarana yang sangat efektif untuk menemukan jati diri, untuk memahami siapa mereka sebenarnya dan apa yang benar-benar penting dalam hidup.

Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh dengan tantangan, di mana pemuda sering kali merasa kehilangan arah, terlibat dalam kegiatan sosial bisa memberikan perspektif baru tentang hidup dan diri mereka sendiri. Ketika berbicara tentang pencarian jati diri, sering kali kita membayangkan perjalanan individu yang penuh dengan pencarian akan makna dan tujuan hidup.

Pemuda, dengan segala dinamika dan gejolak emosi yang mereka alami, sering kali merasa terombang-ambing antara harapan orang tua, tekanan sosial, dan impian pribadi. Dunia media sosial semakin menambah kebingungan ini, menciptakan standar-standar yang hampir mustahil dicapai. Di sinilah menjadi relawan sosial bisa menjadi sebuah jawaban yang tidak hanya mengarah pada pemahaman tentang dunia luar, tetapi juga pada pemahaman lebih dalam tentang diri mereka sendiri.

Relawan sosial membuka mata pemuda pada kenyataan hidup yang jauh berbeda dari apa yang mereka temui dalam keseharian mereka. Dalam kegiatan sosial, mereka berinteraksi dengan berbagai macam individu dari latar belakang yang sangat beragam. Mereka belajar langsung dari pengalaman orang lain yang mungkin memiliki cerita hidup yang lebih berat atau berbeda jauh dari kehidupan yang mereka jalani. Ketika seorang pemuda terlibat dalam memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, dia tidak hanya belajar tentang kesulitan orang lain, tetapi juga belajar untuk bersyukur atas apa yang dimilikinya.

Misalnya, pengalaman seorang pemuda bernama Ahmadi, yang setelah lulus SMA merasa bingung dengan langkah apa yang harus diambil selanjutnya. Di tengah keraguan dan kebingungannya, Ahmadi memutuskan untuk menjadi relawan di sebuah panti asuhan. Tugasnya adalah membantu mengajar anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu. Awalnya, ia merasa ragu apakah ia mampu memberi dampak yang berarti.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Namun, saat mulai menghabiskan waktu bersama anak-anak panti, ia menyaksikan betapa besar semangat mereka dalam belajar meski berada dalam keterbatasan. Keberanian dan kegigihan anak-anak itu membuka mata Ahmadi. Ia menyadari bahwa banyak hal yang selama ini ia anggap penting ternyata bukanlah hal-hal yang sesungguhnya berharga. Pengalaman ini membantu Ahmadi untuk menemukan tujuan hidup yang lebih jelas: ia ingin bekerja di sektor pendidikan, dengan niat untuk memberi kontribusi yang lebih besar pada masyarakat, terutama untuk anak-anak yang kurang beruntung.

Proses menemukan jati diri melalui kegiatan relawan juga terjadi karena pemuda diajak untuk keluar dari zona nyaman mereka dan menghadapi tantangan langsung yang tidak mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Menjadi relawan sosial seringkali mengharuskan seseorang untuk beradaptasi dengan kondisi yang tidak terduga, dari menghadapi kondisi darurat, hingga menghadapi perbedaan pandangan dan budaya. Pemuda yang terlibat dalam kegiatan sosial seperti ini akan belajar banyak tentang empati, toleransi, dan kerja sama, serta bagaimana mengatasi ketegangan yang muncul dalam berinteraksi dengan orang yang memiliki latar belakang berbeda.

Seiring waktu, pemuda yang aktif dalam kegiatan sosial mulai memahami bahwa jati diri mereka bukanlah sesuatu yang datang begitu saja, melainkan sesuatu yang dibentuk melalui interaksi dengan dunia di luar diri mereka. Pengalaman sebagai relawan membuat mereka melihat bahwa kehidupan bukan hanya tentang mencapai ambisi pribadi, tetapi juga tentang memberi dan berbagi. Mereka menjadi lebih terbuka terhadap perubahan dan menerima bahwa hidup adalah tentang proses, bukan sekadar tujuan akhir. Dalam hal ini, kegiatan relawan memberi mereka landasan yang lebih kokoh dalam mencari tujuan hidup yang lebih berarti.

Selain itu, menjadi relawan sosial juga membantu pemuda untuk membangun keterampilan penting yang tidak hanya berguna dalam dunia kerja, tetapi juga dalam kehidupan sosial. Melalui kegiatan ini, mereka belajar bagaimana memimpin, berkomunikasi efektif, dan bekerja dalam tim. Keterampilan interpersonal yang terbentuk ini sangat berguna untuk mengatasi tantangan yang ada di dunia nyata. Seiring berjalannya waktu, pengalaman relawan akan memperkaya pemuda dengan kemampuan untuk memahami dan menyelesaikan masalah, serta memperkuat rasa tanggung jawab sosial mereka.

Mari kita diskusikan studi kasus; ada seorang mahasiswa yang merasa tertekan dengan rutinitas akademisnya. Ia merasa terasing dan kurang puas meski sudah berhasil di banyak bidang akademik. Dikemudian hari ia memutuskan untuk bergabung dalam program relawan yang fokus pada pemberdayaan perempuan di daerah pinggiran kota. Di sana, ia tidak hanya bertemu dengan banyak perempuan yang memiliki kisah hidup inspiratif, tetapi juga terlibat langsung dalam kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Kegiatan ini membuka hati terhadap pentingnya memperjuangkan hak-hak perempuan dan memberdayakan mereka untuk mengubah nasib. Dari pengalaman tersebut, sebut saja Mawar tidak hanya menemukan minat baru dalam bidang pemberdayaan sosial, tetapi juga menemukan nilai-nilai kehidupan yang lebih dalam, seperti solidaritas, perjuangan, dan keberanian untuk melawan ketidakadilan.

Melalui pengalaman-pengalaman ini, kita bisa melihat bahwa menjadi relawan sosial memiliki dampak yang jauh lebih besar daripada sekadar membantu orang lain. Relawan sosial memberikan pemuda kesempatan untuk menemukan jati diri mereka dengan cara yang autentik, membangun empati, serta mengembangkan keterampilan hidup yang berharga. Di dunia yang serba cepat dan sering kali penuh dengan kebingungan, menjadi relawan sosial memberikan mereka perspektif yang lebih jelas tentang siapa mereka sebenarnya, dan apa yang benar-benar penting dalam hidup ini.



Penulis: Ummu Masrurah